Brilio.net - Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, menggelar pelatihan pemandu wisata yang diikuti oleh para TKI di Taiwan, pada Minggu (29/11). Kegiatan ini digelar untuk mengeksplorasi keahlian dan kemampuan para TKI sebagai bekal setelah kelak tidak lagi menjadi TKI.
Menurut siaran pers yang diterima brilio.net, Selasa (1/12), pelatihan pemandu wisata ini berlangsung di dua objek wisata di Taipei yaitu Chiang Kai-shek Memorial Hall dan Gedung Taipei 101. Para peserta pelatihan rata-rata telah menguasai bahasa Mandarin dengan baik, karenanya tidak mengherankan jika selama sesi pelatihan para peserta bisa praktik dengan sangat lancar.
BACA JUGA :
Nina Armila si TKW hits kembali curhat, bikin sedih sekaligus ngakak
"Saya bercita-cita membuka usaha travel agent sekembalinya nanti ke Indonesia. Selagi saya masih bekerja di Taiwan, saya akan memaksimalkan waktu luang untuk belajar sebagai pemandu wisata," tutur Betty Artanita Saputri seperti dikutip dari siaran pers.
BACA JUGA :
10 Jawaban ampuh yang harus kamu praktikkan saat wawancara kerja
Betty yang telah lima tahun menjadi TKI di Taiwan ini mengungkapkan, untuk menambah wawasan di bidang kepariwisataan, dia sering membaca buku serta internet di sela-sela bekerja sebagai caretaker di daerah Neihu, Taipei. Selain itu, jika ada waktu luang, jelas Betty, dia manfaatkan waktunya untuk mengambil kursus di salon kecantikan.
Sementara itu, Dinda, TKI lainnya menuturkan ingin bisa menggapai mimpinya menjadi pemandu wisata di Taiwan. Selain giat berlatih menjadi pemandu wisata, TKW asal Jawa Timur yang bekerja di daerah Changhua ini juga aktif di kesenian Reog di Taiwan. "Saya juga ikut kesenian tradisional Reog Singo Barong dan sering tampil di Taiwan," ujar Dinda yang kerap disapa Dinda Reog.
Selama pelatihan, para TKI mendapat teori dan praktik langsung dari Adi Carlo, seorang pemandu wisata yang telah mengantongi lisensi sebagai pemandu wisata dari Kementerian Pariwisata Taiwan. Pelatihan lebih banyak diisi praktik, sejak dari dalam bus wisata, di lokasi wisata, hingga melepas atau berpisah dengan rombongan wisatawan.
Kepala Bidang Ketenagakerjaan KDEI Taipei Devriel Sogia Raflis berpesan kepada TKI agar terus belajar. "Bukalah waawasan. Bacalah buku. Jika ada waktu libur, pergunakanlah untuk kegiatan positif. Mengikuti pelatihan semacam ini misalnya. Sebab ini sangat berguna untuk bekal TKI ke depannya," terang Devriel.
Analis Ketenagakerjaan KDEI Taipei, Dwi Anto menuturkan, Indonesia kaya akan ragam budaya, kuliner, dan lokasi wisata. Peluang menjadi pemandu wisata yang piawai berbahasa Mandarin menurutnya adalah kesempatan emas bagi para TKI. "Jangan berpikir selamanya jadi TKI. Setelah memiliki modal yang cukup, kembangkanlah diri di Indonesia. Menjadi pemandu wisata atau bukalah travel agent," tandasnya.