Brilio.net - Perbincangan tentang LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) ramai dan hangat dibicarakan belakangan ini. Sejumlah tokoh nasional pun angkat bicara dan menilai LGBT menurut sudut pandang mereka. Kicauan mereka pun riuh di sosial media.
Sampai-sampai mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD pun ikut angkat bicara. Sedikitnya, lebih dari 10 kicauan Mahfud mengudara melalui twitter. Berbicara LGBT itu jadi kepedulian kita, tak hanya oleh bidang ilmu tertentu. Tapi ingat: berbicara beda dengan menikmati, salah satu tweet Mahfud.
Melalui Twitter, profesor hukum tata negara ini juga berinteraksi dengan followernya, menjawab pertanyaan mereka tentang LGBT. Simpulan penutupnya: LGBT sebagai gerakan yang diorganisir harus dilarang, Benar Menristek. Tapi LGBT sebagai penyakit harus dibantu, ujar Mahfud.
Sebelumnya pada 24 Januari Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir melalui akun @menristekdikti membuka pembicaraan tentang LGBT dengan tweet Selamat pagi, baru-baru ini saya mendapat laporan bahwa media banyak memberitakan pernyataan saya yang melarang LGBT masuk ke kampus.
Ada 16 tweet lanjutan yang disampaikan Nasir untuk menjawab seputar isu LGBT yang dikaitkan dengan komentarnya yang banyak dikutip media sebelumnya.
Sementara itu Sudjiwo Tedjo melalui akun @sudjiwotedjo tidak mau terjebak mengomentari LGBT walaupun sempat dipancing-pancing followernya. Heuheuheu @iammung: Penasaran nunggu pendapat penguasa senja mbah @sudjiwotedjo tentang LGBT sambil nyeruput kopi .. tulis Presiden Jancukers ini saat menghindar dari pancingan followernya.