Brilio.net - Berhenti mengkonsumsi narkoba mungkin menjadi salah satu tugas yang sangat berat yang dialami semua pecandu narkoba, termasuk salah satunya untuk seorang Romi. Romi (33), bukan nama sebenarnya, merupakan mantan pecandu narkoba yang mengaku mulai mencoba menyalahgunakannya selama kurang lebih 8 tahun sejak dia duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
Romi mengaku bahwa saat itu dia menjadi pecandu narkoba berat. Bahkan ketika dia tidak punya uang, dia nekat meminum campuran spirtus dan teh tawar sebagai pengganti minuman keras. Namun, pada tahun 2004 kehidupan Romi mulai berubah karena saat itu dia memutuskan untuk berhenti menjadi seorang pecandu dan tentu saja itu bukan perkara mudah.
Berikut merupakan testimoni Romi serputar proses dia berheni menjadi seorang pecandu.
Awal pakai narkoba saya pada saat kelas 2 SMP di situ saya sudah mencoba miras. Kemudian kelas 3 SMP naik coba ganja, dan SMA saya pakek narkoba lengkap mulai dari sabu-sabu, putaw, heroin, ekstasi, semua pernah saya coba. Saya pakai narkoba selama 8 tahun dan berhenti tahun 2004.
Proses berhentinya dimulai waktu itu saya pernah pakai barengan ganja, miras, ekstasi, sabu di suatu tempat. Nah kalau nyabu kan selalu ada satu orang sebagai navigator yang tugasnya cerita kasih sugesti ke mana efek sabu bekerja. Dan waktu itu si navigator cerita tentang teman-teman yang ketangkap polisi dan digrebek tentara. Akhirnya cerita itu masuk banget ke saya soalnya kan saya pakai narkobanya dicampur-campur. Padahal ganja saja efeknya sudah besar, waktu itu saya nggak meninggal aja untung.
Dari situ terus saya tu seolah melihat semua orang yang lewat itu menggunakan seragam polisi dan tentara dan saya ketakutan kalau ditangkap. Akhirnya saat teman-teman tahu kalau saya lagi parno, saya dibawa ke warung terdekat buat minum teh sama makan nasi goreng. Dan waktu di warung temen saya sempet cerita kalau saya bilang ke dia gini "eh dipikir kita ini ndak tau kalau yang lagi masak nasi goreng itu polisi. Aku tau kalau dia polisi yang lagi nyamar. Ayok pulang, dipikir aku nggak tau kalau dia nyamar."
Padahal ya itu ibu-ibu penjual nasi goreng biasa. Akhirnya saya diantar pulang oleh teman saya dan sepanjang perjalanan yang saya liat semua orang yang lewat itu menggunakan seragam polisi. Bahkan ketika di rumah saya melihat ibu saya itu seolah menggunakan seragam tentara. Akhirnya saya ketakutan dan mengunci diri di kamar dalam kondisi lampu saya matikan, kemudian saya tidur terlentang.
Saat itu saya melihat dua malaikat terbang diatas perut saya dan berkata akan mencabut nyawa saya. Akhirnya saya minta ampun dan sosok malaikat hilang. Sejak itu saya memutuskan untuk berhenti narkoba. Saya mengunci diri di kamar selama dua minggu tanpa keluar dan tanpa makan dengan kondisi badan yang kotor karena kalau seseorang sakaw, maka semua lubang di tubuhnya akan mengeluarkan cairan dan itulah detoksifikasi.
Setelah dua minggu, saya akhirnya keluar ke kamar mandi dan saya pingsan waktu pertama kali menyentuh air. Setelah sadar saya coba lagi sentuh air dan pingsan lagi, kemudian setelah sadar saya kembali ke kamar saya. Dan semua proses itu saya lakukan sendiri tanpa bantuan siapa pun. Saat itu ibu saya sempat menggedor pintu kamar saya karena saat sakaw saya memukul-mukulkan tubuh saya ke tembok kamar dan otomatis terdengar. Rasanya sakaw itu sakit sekali, kalau orang demam berdarah kan tulang-tulang terkadang sakit. Nah sakaw itu sakitnya 1.000 kali lipat.
Akhirnya Alhamdulillah bersyukur 2004 bisa bersih. Ketika keluar kamar saya pegang air dan sudah tidak bereaksi pada tubuh saya. Akhirnya saya mandi dan setelahnya merasa tubuh saya sangat segar dan badan saya terasa lebih sehat dari sebelumnya.
Dan setelah itu pertama yang saya hindari adalah teman-teman saya karena saya nggak mau terjerumus lagi. Saya blokir kontak mereka, saya tinggal di luar kota selama beberapa bulan. Dan akhirnya pada 2007 saya mulai kuliah dan aktif di organisasi anti penyalahgunaan narkoba sampai saat ini.