Brilio.net - Pejabat Gubernur Sulawesi Utara, Soni Sumarsono mengatakan pihaknya akan mengangkat kearifan lokal sarana angkutan tradisional bendi untuk menarik lebih banyak pengunjung atau tamu ke Kota Manado. Rencananya ada beberapa bendi yang nantinya akan dihias sedemikian rupa dan dioperasikan di sepanjang kawasan Mega Mas Manado.
"Kami akan mengangkat kembali kearifan lokal yakni salah satu sarana transportasi masyarakat Minahasa yang sudah mulai hilang Bendi yang ditarik dengan kuda," kata Soni di Manado, Sabtu (12/5).
Dengan mengangkat kearifan lokal masyarakat Minahasa, katanya, maka tamu yang datang ke Sulawesi Utara baik domestik maupun mancanegara diharapkan akan semakin banyak, betah dan ingin kembali lagi di daerah nyiur melambai ini. Dia mengatakan selain menarik minat kunjungan tamu dalam negeri, juga wisatawan mancanegara, karena biasanya turis suka yang unik-unik.
Bendi merupakan salah satu angkutan tradisional yang semakin terdesak keberadaannya oleh angkutan bermesin. Di beberapa lokasi seperti Tondano, Kawangkoan dan Langkowan keberadaan bendi masih cukup tinggi, tetapi untuk daerah dataran tinggi, berbukit dan lembah, bendi tergolong sangat kurang.
Dikutip brilio.net dari Antara tarif per orang biasanya antara Rp 3.000-5.000 tergantung arah dan tujuan. Jika dekat pasti lebih murah, kalau jauh tergantung negosiasi dengan kusir atau pengemudi bendi tersebut.
Walaupun jumlahnya sudah mulai berkurang, bendi perlu terus dipertahankan keberadaannya, dikarenakan bendi merupakan kendaraan tradisional yang tidak memerlukan bahan bakar minyak (BBM), jadi dipastikan akan sangat ramah lingkungan.
Oleh karena itu, pemerintah akan terus mengangkat semua potensi budaya dan kearifan lokal yang sebenarnya akan menguntungkan banyak pihak tapi mulai tergeser oleh teknologi yang semakin canggih.