Brilio.net - Renovasi kawasan Titik Nol Kilometer telah usai. Perempatan besar yang awalnya terbentang aspal jalan itu kini sudah berubah setelah dipasang batu andesit. Namun banyak masyarakat menilai bahwa rekonstruksi jalan yang memakan dana keistimewaan sebesar Rp 4,6 miliar tidak memiliki urgensi sama sekali. Rekonstruski kawasan KM 0 ini mengganti aspal dan rambu-rambu zebra cross dengan batu andesit dengan luas mencapai 1.570 meter persegi.
Namun bukannya warga semakin senang dengan hasil rekonstruksi kawasan tersebut. Banyak orang menyayangkan karena setelah direnovasi, justru banyak membuat dokar, yang selama ini menjadi transportasi khas di kawasan tersebut, sering mengalami kecelakaan. Pasalnya hamparan batu andesit ini membuat banyak kuda yang sedang lewat terpeleset karena licin. Sepatu kuda yang terbuat dari besi sering menjadikan kuda terjatuh karena kelicinan batu andesit tersebut.
Ditambah lagi dengan desainnya yang miring dengan puncak ketinggian di tengah, semakin memicu kuda untuk terjatuh saat melewatinya. Warga banyak yang heran apakah desainnya tidak terlebih dahulu dipertimbangkan sebelum dibangun.
Sigit Aulia Kurniawan, melalui akun Facebooknya di sebuah grup Wara Yogyakarta mengatakan, dalam sehari setidaknya sudah ada empat kuda yang terjatuh saat melewati kawasan 0 KM. "Baru hari ini saja sudah empat, belum lagi hari-hari lain," kata Sigit seperti dikutip brilio.net, Rabu, (23/12).
BACA JUGA :
Diduga kelelahan, kuda ini terperosok saat angkut bule
"Wah, bagaimana ini? Kok malah membahayakan setelah direnovasi," kata akun Aminudin.
Semoga hal ini dilihat oleh beliau-beliau yang berkepentingan dengan hal ini. Sehingga ada solusi secepatnya. Entah harus dibongkar atau diganti konstruksinya atau bagaimana. Kemarin saya lewat sana, saya merasakan betul bahwa konstruksi dan bahan batunya itu tidak cocok untuk lantai karena licin," imbuh akun Alex ikut mengomentari.