Brilio.net - Cinta itu buta. Mungkin benar adanya. Tapi hal ini tak sepenuhnya berlaku bagi Tika (22). Gadis asal Solo, Jawa Timur ini memilih mengakhiri kisah asmaranya dengan sang pujaan hati karena perbedaan keyakinan.
Bermula dari seringnya berangkat dan pulang bersama naik bus kota saat SMK di Solo, benih asmara tumbuh di hati Tika dan Adi (25). Saat itu, Tika kelas 1 dan Adi kelas 2. Namun begitu, tak ada kata "Yuk, jadian!" keluar dari mulut masing-masing. Kisah dua sejoli yang beda sekolah tapi masih satu kompleks ini terus bergulir.
"Saya ingat kenangan saat naik bus dalam kondisi penuh dan banyak yang gelantungan. Dia mempersilakan saya naik dan didorong agak ke dalam. Saya juga pernah ditawari pulang naik motor pas hujan-hujan," ujar Tika kepada brilio.net melalui layanan story telling bebas pulsa ke 0-800-1-555-999, Minggu (3/1).
Menurut Tika, setiap kenangan manis dia dan Adi tak terlupakan. Bahkan saat Adi menyatakan perasaannya ketika lulus sekolah dia berangkat ke Papua, untuk bekerja di bidang bubut las bersama kerabatnya. Selama berpisah Solo-Papua, hubungan keduanya tetap berjalan namun sebatas teman dekat, mengingat Tika menganggap hubungan mereka layaknya adik dan kakak, sekalipun keromantisan tak bisa mereka pungkiri.
"Saya memang nggak mau pacaran LDR. Berat. Misal sederhana saja, kalau dia telepon dari sana jam lima, di sini (Solo) jam tiga pagi. Saya bela-belain. Tapi saya tetap menunggu dia selama tiga tahun," lanjut gadis yang sekarang bekerja di bagian penjualan tiket sebuah agen travel di Solo.
Namun ternyata, penantian Tika tak berujung bahagia. Sepulangnya Adi dari Papua, keduanya jadian selama satu bulan. Selama menjalani hubungan beda agama ini, Adi meminta Tika untuk mengenakan jilbab. Artinya, Adi meminta Tika pindah dari agamanya. Ternyata hal ini tak dikabulkan oleh Tika. Dan, sejak itu Tika menjauh dari Adi. Bahkan Tika sampai menonaktifkan semua akun media sosialnya. Sampai akhirnya Adi datang kembali membawa kabar pernikahannya dengan gadis lain.
"Rasanya saya kayak dihianati. Saya sudah menunggu tiga tahun, tapi hasilnya begitu," ucap Tika dengan nada suara sedih saat menceritakan pernikahan Adi yang terjadi setelah Lebaran tahun 2014 lalu.
Meskipun kisahnya dan Adi kandas, Tika mengambil sisi positifnya. Gadis yang mengaku telah memiliki calon suami seiman ini berpesan kepada pasangan mana pun yang hendak menyatukan dua hati, kalau sudah beda agama jangan dilanjutkan.
"Bagi saya, agama itu pondasi utama. Kalau pondasi rumah tangga dari awal nggak bagus, bagaimana ke depannya? Mungkin pernikahan beda agama itu awalnya baik-baik saja, tapi ke depannya bagaimana dengan agama anak dan cucu?" pungkasnya.
Cerita ini disampaikan oleh Tika melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!
BACA JUGA :
Setahun berpacaran, mahasiswi ini tak tahu kekasihnya telah beristri