1. Home
  2. »
  3. News
10 Januari 2016 03:06

Wayang klasik Buleleng ada di Belanda sejak ratusan tahun, kok bisa?

Museum Buleleng hanya memiliki foto dari wayang klasik tersebut. Efendi Ariwibowo
Ilustrasi wayang. (foto: setda.denpasarkota.go.id)

Brilio.net - Yayasan Pelestarian Budaya Bali Utara (YPBBU) Kabupaten Buleleng, Bali menyebutkan sejumlah wayang klasik Bali bagian utara menjadi koleksi di Belanda sejak ratusan tahun silam.

"Kami hanya memiliki peninggalan berupa foto saja dan itu pun diberikan pihak pengoleksi di Belanda," kata Made Parwija, salah satu petugas Museum Buleleng milik YPBBU, Sabtu (9/1).

Ia mengatakan, wayang khas buatan masyarakat Buleleng konon sejak zaman penjajahan sudah berada di Belanda. Namun, pihak Belanda enggan mengembalikan wayang tersebut.

"Kami di sini cuma dikasih fotonya saja dan yang memasang di sini orang Belanda langsung dan katanya foto ini supaya ada bukti, kalau peninggalan asli milik Buleleng ada di Belanda. Selain foto, ada lukisan dan benda-benda bersejarah lainnya," paparnya dikutip Antara.

Museum Buleleng ini berada dalam satu lingkungan dan berdampingan dengan UPTD Gedong Kirtya, serta kalangan terbuka Sasana Budaya. Lokasinya yang strategis di tengah-tengah Kota Singaraja, sejatinya memiliki potensi terpendam dan lama belum terjamah perbaikan pihak pengelola.

Ia memaparkan, sedikitnya ada 37 jenis benda bersejarah di zaman Paleolitikum dan Megalitikum di museum tersebut dan beberapa benda di antaranya sejenis patung sederhana, kapak penatak, kapak berimbas, periuk, serpih, pecahan gerabah, beliung, pahat genggam, gelang perunggu, tojok perunggu, pentagona, nekara, manik-manik.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, pihaknya tidak menampik ada lukisan asli Buleleng telah disimpan di museum di Belanda.

"Ada salah seorang guru besar dari salah satu Universitas di Belanda dan menunjukkan kepada saya ada banyak lukisan-lukisan asal Buleleng tersimpan di Belanda dan kami ditunjukkan langsung melalui laptopnya, dan konon lukisan berusia cukup lama di masa zaman pemerintahan Belanda," ujar Suyasa.

Mengingat pengelolaan museum Buleleng, masih dikelola pihak YPBBU, ia belum dapat berbuat banyak. Meski demikian, ia telah berkoordinasi bersama Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa, agar pemerintah dapat mengambil peranan merawat dan menganggarkan dana mengelola museum Buleleng ke depannya.

BACA JUGA :
Cerita Gymna Cahyo Nugroho, dalang cilik Jogja sukses 'goyang' Amerika


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags