Brilio.net - Mi instan menjadi kudapan favorit masyarakat Indonesia. Bahkan data dari World Instant Noodles Association (WINA) menyatakan bahwa konsumsi mi instan di Indonesia pada tahun 2017 kira-kira mencapai 16 miliar bungkus. Wah banyak juga ya?
Mi instan dijual hampir di setiap toko. Bahkan di Indonesia ada juga tempat khusus untuk makan mi instan, seperti Burjo atau Warmindo. Di sana, penggila mi instan dapat memesan sajian mi sesuai selera.
BACA JUGA :
10 Ilustrasi lucu jika Bumi, Matahari & Bulan hidup bak manusia
Meski bentuk dan varian rasa mi instan terbatas, kreasi dalam mengolah dan cara makan mi instan tidak terbatas. Alhasil muncul beberapa aliran mengkonsumsi mi instan. Misalnya aliran sesat, progresif, konservatif, radikal, ekstrimis dan lain sebagainya.
Yuk simak beberapa aliran mengkonsumsi mi instan dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (9/10).
1. Aliran konservatif, meyakini kelezatan mi absolut dan paripurna sehingga menghindari campuran bahan tambahan yang dapat merusak rasa.
BACA JUGA :
7 Ilustrasi beda cewek pakai dan tanpa makeup ini bikin kesel sendiri
foto: Twitter/@yeahmahasiswa
2. Aliran progresif, meyakini bahwa mi akan lebih lezat apabila dimasak dengan bahan tambahan seperti sayur, telur, kornet dan lain sebagainya.
foto: Twitter/@yeahmahasiswa
3. Aliran radikal, meyakini kelezatan mi sudah terasa walau tidak diolah dan masih dalam bentuk kasar.
foto: Twitter/@yeahmahasiswa
4. Aliran atau sekte sesat, ialah mereka yang mengkonsumsi mi dan nasi dalam waktu bersamaan.
foto: Twitter/@yeahmahasiswa
5. Aliran hipster, mi orang-orang kelas menengah ke atas.
foto: Twitter/@ariosetioadi
6. Aliran sesat ini, menyimbolkan ying dan yang.
foto: Twitter/@aliyamuafa
7. Aliran ekstrimis, meyakini indomie akan tetap lezat diolah dalam bentuk apapun. Termasuk dalam bentuk paling ekstrem seperti cake, donat, kolak dan lain sebagainya.
foto: Twitter/@ronarisk
8. Perpaduan sekte sesat dan progresif.
foto: Twitter/@cerahpurba