Brilio.net - Pertandingan cabang olahraga pencak silat nomor 65-70 kg di Asian Games 2018, Senin (27/8) berakhir rusuh. Pesilat Indonesia Komang Harik Adi Putra berhasil mengalahkan Jamari Mohd Al Jufferi dari Malaysia dengan skor 4-1.
Merasa tak puas atas keputusan juri, Al Jufferi mengamuk dan melampiskan kekesalannya di ruang ganti Padepokan TMII, Jakarta Timur. Akibatnya dinding pembatas pun jebol.
BACA JUGA :
Jadwal Indonesia di AG 31 Agustus, berharap medali dari triathlon
Usai ramainya isu tersebut, Kamis (30/8), Menteri Pemuda dan Olaraga (Menpora) Indonesia Imam Nahrawi dan Menpora Malaysia Syed Saddiq bertemu di Kementerian Pemuda dan Olaraga RI. Dalam pertemuan ini keduanya sepakat untuk meningkatkan komunikasi dan persahabatan antara Indonesia-Malaysia lebih baik.
Bukan cuma itu, Saddiq secara langsung menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa perusakan padepokan yang terjadi beberapa waktu silam. Kejadian ini pun akan menjadi pelajaran bagi atlet lainnya.
Perbincangan hangat itu juga diakhiri dengan bermain catur dan makan malam bersama. Sesekali Imam mengabadikan momen tersebut dengan berfoto bersama.
BACA JUGA :
Ilustrasi 7 atlet Indonesia peraih medali di Asian Games, keren abis
Berikut brilio.net rangkum dari @nahrawi_imam, momen kebersamaan Menpora Indonesia-Malaysia main catur, Jumat (31/8).
1. Keduanya bertemu di Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.
2. Suasana terasa hangat dengan bermain catur dan makan malam bersama.
3. Rupanya Imam Nahrawi mengidolakan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad.
4. Sedangkan Saddiq mengidolakan Presiden RI, Joko Widodo.
5. Selain komunikasi dan persahabatan, keduanya juga membahas meningkatkan kerjasama di bidang kepemudaan dan keolahragaan antar dua negara.
6. Atas kejadian yang sempat heboh karena pesilat Malaysia yang merusak fasilitas, Saddiq menyampaikan permintaan maafnya.
7. "Tidak penting siapa yang menang karena olahraga sejatinya menyatukan," tulis Imam dalam captionnya.
8. Imam sangat senang dan berterima kasih atas kunjungan Saddiq.
9. Momen foto bersama.
10. Sesekali Iman mengabadikan pertemuan itu menggunakan telepon genggamnya.
A post shared by Imam Nahrawi (@nahrawi_imam) on