Brilio.net - Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akhirnya merebut juara BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSSP) 2017 di sektor ganda campuran.
Pasangan yang kerap disapa Owi/Butet ini sukses menekuk unggulan pertama dunia asal China Zheng Siwei/Chen Qingchen dua game langsung, 22-20 dan 21-15 pada laga yang digelar di Plenary Hall JCC, Minggu (18/6).
BACA JUGA :
Ini curahan pembelaan Mathias Boe dianggap lecehkan penonton Indonesia
Ini kemenangan pertama Owi/Butet di ajang Indonesia Open. Sebelumnya mereka dua kali langganan runner up pada 2011 dan 2012. Butet sendiri pernah menjadi juara Indonesia Open pada 2008 di sektor ganda putri saat berpasangan dengan Vita Marissa.
foto: BIOSSP 2017
BACA JUGA :
Fitriani & Apriani, bintang baru bulutangkis Indonesia sektor wanita
Sebagai unggulan keenam, Owi/Butet sanggup meladeni permainan cepat lawan dalam waktu 45 menit. Kemenangan ini sekaligus untuk membayar dendam lama Owi/Butet.
Maklum deh pada pertemuan sebelumnya di China Open 2014 silam, Owi/Butet takluk dari pasangan muda China ini.
Saat ini mereka peringkat satu, andalan China, tetapi kami tidak mau memikirkan itu. Kami pernah kalah dari mereka di tahun 2014. Pada pertandingan tadi saya anggap hari ini 0-0 lagi. Saya banyak mempelajari permainan mereka dari video dan kami berhasil menerapkan strategi dengan benar, ujar Butet usai pertandingan.
foto: BIOSSP 2017
Pada pertandingan final di Plenary Hall JCC, kedua pasangan kerap saling susul poin. Namun Owi/Butet akhirnya bisa menguasai permainan hingga menutup pertandingan dengan kemenangan.
Jelas kemenangan ini sangat berarti bagi Owi/Butet. Maklum, ini kemenangan pertama pasangan peraih medali emas Olimpiade 2016 di ajang Indonesia Open. Ini satu-satunya gelar juara yang diraih Indonesia di Indonesia Open 2017.
Hari ini kami berhasil bermain fokus dan memberikan permainan maksimal. Sangat berarti, khususnya buat saya. Sudah juara Olimpiade, All England, tapi kenapa di negara sendiri itu susah. Alhamdulillah hari ini kami bisa juara, ujar Owi.
foto: BIOSSP 2017
Sejauh ini, Owi/Butet kerap menjadi juara di turnamen bergengsi. Di ajang All England saja Owi/Butet pernah membukukan hat-trick. Namun mereka belum pernah bisa meraih gelar di negeri sendiri.
Kami terus fokus dan kunci kemenangan berada di poin kritis dan bisa menang di game pertama. Komunikasi kami sangat baik di game kedua dan bermain lebih santai. Di akhir laga mereka justru banyak mati sendiri, tambah Butet.
Ya, selama ini Owi/Butet merasakan betul angkernya Istora Senayan yang selalu menjadi tempat digelarnya Indonesia Open. Nah begitu BCA Indonesia Open 2017 yang didukung Bhakti Olahraga Djarum Foundation ini digelar di JCC Senayan, Owi/Butet sukses mengakhiri puasa gelar mereka selama tiga tahun terakhir.
Terbukti ternyata Istora itu angker buat saya, JCC ternyata tidak. Saya bisa menang dengan keterbatasan saya, dimana kondisi lutut saya belum 100% pulih. Saya bisa kasih yang terbaik dan tampil dengan maksimal, bisa kasih gelar untuk Indonesia. Mudah-mudahan penampilan kami terus meningkat. Kami akan maksimal dan tujuan akhir saya ingin di Asian Games, lanjut Butet.
foto: BIOSSP 2017
Usai merebut juara, Owi/Butet akan mempersiapkan diri untuk berlaga di Australia Open Super Series yang akan digelar pekan depan.
Bravo Owi/Butet.