Brilio.net - Timnas Indonesia memetik pelajaran penting dari Jepang seusai laga kualifikasi Piala Dunia Zona Asia, Jumat (15/11) malam WIB. Berlaga di Stadion Gelora Bung Karno yang terisi penuh, Tim Merah Putih menyerah dengan skor telak 0-4.
Gol bunuh diri Justin Hubner di menit 35, Takumi Minamino (40'), Hidemasa Morita (49"), dan sepakan sepektakuler pemain pengganti Yukinari Sugawara 69" menjadi pembeda antara Indonesia dan Jepang.
BACA JUGA :
Momen Timnas Indonesia nyanyi lagu Tanah Airku tertunda akibat pemain Jepang, Jay Idzes turun tangan
Timnas Jepang, yang ada di peringkat 15 FIFA, menunjukkan kualitas sepak bola yang mengagumkan di hadapan Indonesia yang berada di rangking 130 FIFA. Beda 115 peringkat, menunjukkan level Jepang yang sudah berada di jajaran elite sepak bola dunia.
Permainan Jepang ibarat orkestra tersusun rapi bagian demi bagian. Wataru Endo mendirigen permainan secara solid selama 90 menit. Kou Itakura mampu bertahan dengan cerdas. Minamino dan Kaoru Mitoma membuat lini serang Samurai Biru begitu tajam.
BACA JUGA :
Momen Prabowo dukung Timnas lawan Jepang dari Amerika Serikat, cara nontonnya bikin salah fokus
foto: Instagram/@timnasindonesia
Ketajaman itu dibuktikan dari konversi 7 peluang, 4 menjadi gol. Jepang tahu kapan mengalirkan bola cepat memanfaatkan lebar lapangan, kapan menurunkan tempo. Dengan total 635 operan, Jepang juga tahu mengalirkan bola secara vertikal, diagonal, throw pass, direct.
Setiap sentuhan dan pergerakan pemain Jepang menjadi alarm bahaya pertahanan Indonesia. Kalau boleh jujur, Indonesia tengah diajari cara bermain dalam level tinggi. Hasil akhir sebenarnya sudah banyak diprediksi. Seperti kata komentator RCTI Hadi 'Ahayy' Gunawan, yang menyebut asal tak kalah lebih dari 0-3 saja sudah bagus.
"Apalagi bisa menahan imbang," katanya dalam obrolan dengan brilio.net sebelum laga.
Kalah telak, bukan berarti timnas tanpa peluang. Pada 15 menit awal, Indonesia memiliki 3 peluang emas. Tapi penyelesaian akhir menjadi masalah. Pada babak kedua, Pratama Arhan juga memiliki peluang, yang kalau saja menjadi gol bisa menjadi momentum kebangkitan.
Dan, seperti lirik lagunya Bernadya, untungnya timnas memiliki fans yang sangat setia. Meski sempat ada sejumlah penonton yang memilih meninggalkan stadion saat laga belum berakhir, tapi sebagian besar masih berada di dalam GBK hingga peluit akhir.
foto: Instagram/@timnasindonesia
Pun ritual menyanyikan lagu Tanah Airku ciptaan Saridjah Niung atau Ibu Sud tetap dilakukan. Bahkan penampilan JKT 48 di seolah mengobati kecewa fans Garuda. Dari laga melawan Jepang, Indonesia mesti segera berbenah. Laga melawan Arab Saudi, Selasa (19/11) harus jadi momentum kembali ke trek.
Kemenangan akan membuka kesempatan Indonesia. Kekalahan, atau imbang mempersulit mimpi berlaga di Piala Dunia 2026. Sebuah koreo dari fans Ultras Garuda bertuliskan "Untungnya ku tak pilih menyerah harus benar-benar dimaknai sebagai mantra meraih lagi kemenangan.
Jangan sampai celetukan fans dalam perjalan pulang seusai nonton langsung di GBK, 'Udah tiket pertandingan mahal, timnas kalah' semakin keras terdengar.
Sugeng wahyudi
Kontributor Brilio.net