Brilio.net - Insiden kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang berawal ketika sejumlah fans Arema FC turun ke lapangan untuk meluapkan kekesalannya. Kerusuhan semakin memburuk usai polisi menembakkan gas air mata ke arah penonton yang masuk ke lapangan dan penonton di tribun. Akibatnya puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Kanjuruhan pun panik berusaha menyelamatkan diri hingga menyebabkan terjadinya penumpukan di pintu keluar stadion.
Akibat kejadian tersebut, banyak penonton yang mengalami sesak napas akibat kekurangan oksigen dan terinjak-injak oleh penonton lain. Cerita pilu mengenai tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pun turut diutarakan oleh pelatih Arema FC, Javier Roca. Dilansir dari laman Liputan6.com, pelatih klub Arema FC, Javier Roca bercerita mengenai insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan kepada media Spanyol, yang dikutip brilio.net pada Selasa (4/10).
BACA JUGA :
Presiden Arema FC Juragan 99 buka suara, sesali tragedi Kanjuruhan
Javier Roca merasa ada sesuatu yang tidak beres usai pertandingan.
foto: Instagram/@javierroca9
Roca bercerita bahwa ia masih sempat menghadiri jumpa pers singkat usai pertandingan. Namun, setelah kembali ke ruang ganti, pelatih Arema FC asal Cile itu segera sadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Sebagian pemain tidak berada di ruang ganti. Ternyata mereka memilih untuk bertahan di lapangan.
BACA JUGA :
Propam Polri periksa 18 polisi operator senjata pelontar di Kanjuruhan
"Sepulang dari jumpa pers, saya pun melihat tragedi," ujar Roca.
Lebih lanjut, Roca menyatakan penyesalannya atas insiden tersebut.
"Para pemain lewat dengan korban di pelukan mereka. Hasil pada akhirnya menentukan apa yang terjadi. Kalau kami bermain imbang, setidaknya ini tidak akan terjadi," tambahnya.
Roca juga menilai polisi bertindak di luar batas.
"Ternyata stadion belum siap, mereka tidak menyangka terjadi kekacauan seperti ini. Belum ada kejadian seperti ini di stadion dan itu berantakan karena banyaknya orang yang ingin melarikan diri," tuturnya.
Roca menilai tindakan yang dilakukan oleh polisi di luar batas.
"Saya pikir polisi melampaui batas mereka, meskipun saya tidak berada di luar sana dan tidak mengalami apa yang terjadi. Tapi melihat gambar, mereka bisa menggunakan teknik lain. Tidak ada pertandingan yang setara dengan kehilangan nyawa manusia," pungkasnya.
Roca juga mengunggah sebuah foto berlatar hitam putih di laman Instagram-nya. Ia meminta maaf atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
"Saya mohon maaf dan sangat berduka yang sangat mendalam kepada para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Mohon maaf atas kekalahan kami tanggal 1 Oktober 2022. Semoga Aremania dan Aremanita yang telah meninggalkan kita diberikan pengampunan oleh Tuhan dan tribun keabadian," tulisnya.
Unggahan tersebut mendapatkan banyak komentar dari warganet. Banyak yang turut memberikan semangat untuk sang pelatih dan tim Arema FC.
"Tetap kuat coach dan semua pemain official," tulis akun @dendys10.
"Mari kita mendoakan semoga para suporter arema diterima disisinya. Tetap semangat coach," komentar akun @sblsapril.
"Kami selalu bersamamu coach. Apapun itu dukamu duka kita semua, semua pecinta sepak bola, semua warga Indonesia," tutur akun @alfafajaar.