Brilio.net - Pasangan ganda putra senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan berhasil mempertahankan tren positif ganda putra Indonesia di pentas All England. Melalui pertarungan sengit 3 gim melawan Aaron Chia/Soh Wooi Yik dari Malaysia, Hendra/Ahsan berhasil menyabet gelar All England 2019. Pasangan ini memenangi pertandingan dengan skor 11-21, 21-14, 21-12.
Gelar All England 2019 ini sekaligus menjadi gelar kedua mereka usai lima tahun lalu memenangi gelar yang sama. Hendra/Ahsan menjadi satu-satunya harapan ganda putra Indonesia di partai final usai wakil lainnya, Fajar Alfian/Rian Ardianto harus terjegal di babak semifinal. Sementara, sang juara bertahan, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon harus terhenti lebih awal di babak pertama.
BACA JUGA :
10 Potret kemenangan Ahsan/Hendra, juara All England 2019
Kendati tampil dalam kondisi yang tidak 100 persen fit, Hendra/Ahsan mampu meladeni perlawanan pasangan Malaysia. Sempat tertinggal jauh dan mengakhiri gim pertama dengan kekalahan telak 11-21, pasangan ini mampu membalikkan keadaan dan unggul di gim kedua dan ketiga.
Memenangi gelar All England sekali lagi, tentu membuat Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan merasa senang dan tidak percaya. Di usianya mereka yang telah menginjak lebih dari 30 tahun, keduanya mampu berdiri di tempat tertinggi turnamen bulutangkis tertua di dunia tersebut.
Kebahagiaan usai memenangkan gelar All England ini diungkapkan Hendra Setiawan melalui akun Instagaram pribadinya. Dalam unggahan terbarunya, Hendra mengungkapkan perasaan haru atas kemenangannya tersebut.
BACA JUGA :
Hendra/Ahsan juara All England 2019, ini rahasia kemenangannya
View this post on InstagramA post shared by hendra setiawan (@hendrasansan) on
"Our 2nd All England title..We are not that young. I was also having a hurt foot during the game. If it wasn't God's grace and all of you who never stop believe in us and pray for us, I believe that we won't be able to go through this all england and win. For us, it's truly a miracle. Thanks God n thank you all, (Gelar All England kedua kita. Kami tidak lagi muda, bahkan tengah dilanda cedera kaki selama pertandingan. Mungkin kalau bukan atas kuasa Tuhan dan kalian semua yang tidak berhenti percaya dan berdoa untuk kita, aku yakin kita tidak akan bisa melewati All England dan menang. Untuk kami, ini benar-benar sebuah keajaiban. Terimakasih Tuhan, dan terimakasih semuanya)," ungkap Hendra.
Sementara itu, keberhasilan Hendra/Ahsan membuat Indonesia berhasil menyambung tradisi gelar All England yang tak terputus sejak tahun 2016. Pada tahun 2016, pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto berhasil menjadi juara, dilanjutkan dengan pasangan ganda putra Kevin/Marcus pada tahun 2017 dan 2018. Pada tahun 2012, 2013 dan 2014, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengukir sejarah dengan mencetak gelar hat-trick.