Awal terjadinya kericuhan.
Dilansir dari laman Merdeka.com, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang berawal ketika pertandingan antara Persebaya dan Arema FC usai. Arema diketahui tidak bisa menyamakan kedudukan skor. Kekalahan Arema FC menjadi salah satu penyebab terjadinya kericuhan. Kejadian ini berawal ketika beberapa suporter masuk ke area lapangan. Aksi tersebut diikuti oleh suporter lainnya dan membuat suasana menjadi tidak kondusif. Maafnya suporter membuat aparat kepolisian kewalahan. Aparat berniat meredam aksi, namun justru menembakkan gas air mata ke arah kerumunan suporter di lapangan dan di area tribun.
Kepanikan para penonton di area tribun.
foto: Instagram/@majeliskopi08
BACA JUGA :
Polri akan dalami penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan
Penembakan gas air mata ke area tribun membuat para penonton panik. Mereka pun lari berhamburan menuju pintu keluar. Suasana semakin tidak kondusif ketika para suporter terjebak karena pintu keluar ditutup. Banyak di antara suporter yang jatuh dan terinjak-injak. Kepulan asap putih dari gas air mata dan kumpulan suporter yang berdesakan mengakibatkan banyak suporter yang pingsan. Akun Instagram @majeliskopi08 turut membagikan sebuah video ketika para suporter terjebak di pintu keluar. "Suasana kepanikan para suporter yang terjebak di pintu keluar, yang tertutup sementara di tribun kondisi penuh gas air mata," tulis keterangan unggahan tersebut.
Dalam video tersebut, tampak seorang suporter perempuan yang jatuh pingsan karena berdesakan di pintu keluar. Suara teriakan dari para suporter yang terjebak pun semakin membuat keadaan tidak kondusif dan korban berjatuhan.
BACA JUGA :
Pernyataan presiden FIFA soal tragedi Kanjuruhan