Brilio.net - Electronic Sports (eSports) kini makin digemari generasi milenial. Selain sebagai hiburan, permainan berbasis gim daring ini pun sangat menjanjikan dari sisi pendapatan. Bayangkan saja, dalam satu turnamen eSports, hadiah total bisa mencapai miliaran rupiah.
Tak heran kini makin banyak pengembang (depelover) berlomba-lomba meluncurkan konten gim eSports. Dari sekian banyak developer gim, EA Sports menjadi salah satu yang cukup agresif.
Buktinya, September tahun Ini EA Sports bakal kembali merilis gim sepak bola terbaru, FIFA 20. Asal tahu saja, waralaba gim FIFA merupakan salah satu gim paling laris di antara game olah raga lain.
Menurut ESPN dan firma riset pasar, Newzoo, hasil sebuah riset menyebutkan tahun ini penggemar dan pemain esports akan bertambah menjadi 427 juta orang di seluruh dunia. Artinya, secara bisnis eSports sangat menggiurkan.
Tengok saja catatan tahun 2014 sampai 2016. Industri ini berhasil meraup keuntungan USD194 juta pada 2014. Dua tahun kemudian naik menjadi USD463 juta. Nah angka ini diprediksi bakal terusmeningkat dan bisa menyentuh USD1 miliar tahun ini.
Jika dulu penyelenggaraan olahraga ini hanya dilakukan di ruang-ruang kecil atau ballroom hotel, namun karena animo yang membludak membuat berbagai tempat semacam stadion dan gelanggang olahraga kerap disulap menjadi arena atau stadion yang mempertandingkan kompetisi eSports.
Sebagai gambaran keriuhan turnamen eSports, Electronis Sports World Cup di Paris yang mempertandingkan beberapa cabang gim seperti Defense of The Ancients 2 (Dota 2), Counter Strike termasuk FIFA, dalam waktu lima hari dipadati ratusan ribu penonton dari berbagai belahan dunia.
Lalu pada 2017 lalu, kejuaraan dunia DoTA 2 ditonton lebih dari 20 juta pemirsa. Di tahun yang sama, kejuaraan League of Legends (LoL) ditonton kurang lebih 27 juta pemirsa.
Animo yang sama juga terjadi di Indonesia. Berada di posisi 17 dalam belanja gim, Indonesia termasuk salah satu pasar video gim terbesar di regional Asia-Pasifik. Angkanya mencapai USD941 juta atau setara Rp13 triliun. Sebuah jumlah yang cukup fantastis.
Kompetisi lokal dan manajemen eSports juga mulai menjamur, termmasuk talenta baru juga terus bermunculan. Apalagi dengan dukungan pemerintah lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan juga Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), membuat eSports semakin digandrungi banyak kalangan di Tanah Air.
Klub sepak bola mulai bangun tim sendiri
Tim eSports FIFA Paris Saint Germain (psg-esports.com)
Tak ingin kalah langkah, beberapa klub sepak bola dunia melebarkan sayapnya dan membentuk tim eSports yang akan mewakili mereka di setiap kompetisi eSport yang mempertandingkan gim sepak bola.
Dengan putaran uang yang besar, wajar jika banyak klub-klub besar sepak boladi antaranya West Ham United, Manchester City, AS Roma,FC Copenhagen berbondong-bondong membangun tim esports yang kuat.
FC FC Copenhagen misalnya, membentuk tim eSportsuntuk sejumlah cabang gim. Bukan hanya gim sepak bola seperti FIFA dan Pro Evolution Soccer. Lebih dari itu, FC Copenhagen membangun tim esports untuk cabang-cabang game yang dilombakan.
CEO FC Copenhagen Esports Christian Sorensen secara tegas mengatakan, pihaknya mendirikan tim eSports murni dilandasi bisnis. Karena itu, tim asal Denmark ini tak ingin main-main. Merekamengakuisisi tim esports Team Dignitas Counter-Strike: Global Offensive yang kemudian namanya diganti menjadi North. Tim ini bertanding di kompetisi Counter Strike.
Contoh lain dilakukanWolfsburg. Klub asal Jerman yang masih dimiliki pabrikan mobil Volkswagen ini merekrut dua pemain game FIFA andal,Benedikt Saltzer dan Daniel Fink. Sayangnya, Fink hanya bertahan tujuh bulan saja di tim berlambang serigala itu. Rencananya,Wolfsburg bakal melakukan ekspansi dan bermaindi cabang eSportsRocket League, DOTA 2 dan League of Legends.
Berbekal pengalaman mengelola tim sepak bola yang digilai jutaan suporter di seluruh penjuru dunia, bukan tak mungkin tim-tim eSports yang dibangun klub-klub sepak bola bisa mendominasi berbagai turnamen eSports.
Layaknya pemain profesional di dunia nyata, para pemain eSports juga mendapat jersey dan kontrak serta fasilitas untuk mendukung mereka bertanding di setiap kompetisi yang mereka jalani.
Premier League, selaku operator liga Inggris, juga tak ingin ketinggalan. Mereka menyelenggarakan turnamen ePremier League (ePL) yang mempertandingkan cabang gim FIFA. Turnamen ini diikuti 20 klub peserta Premier League. Dalam edisi pertama, Liverpool yang diwakili Donovan Tekkz Hunt keluar menjadi juara setelah berhasil mengalahkan wakil Manchester United KyleLeese dengan skor 6-2.
Catatan lain, AS Roma baru saja menjalin kerja sama dengan Fnatic, salah satu tim eSports untuk membuat sebuah tim yang akan mewakili AS Roma di setiap turnamen gim FIFA. Tak main-main, AS Roma memberikan perhatian yang cukup besar agar para pemain yang mewakili mereka mandapat fasilitas yang mereka inginkan. Menariknya, tim esports yang dibangun ini tidak hanya akan bermain di cabang gim FIFA , namun juga akan bermain di cabang gim lain.
Dari Tanah Air,ada Bali United dan PSS Sleman yang juga memiliki tim eSports.Bali United menjadi klub Indonesia pertama yang mempunyai tim eSports. Pada awal 2019, klub asal Pulau Dewata ini bekerja sama dengan sebuah organisasi eSports lokal untuk membentuk tim esports bernama Island of Gods. Tim ini bermain pada cabang gim Mobile Legends, Dota 2, dan PlayersUnknown's BattleGround (PUBG).
SementaraPSS Sleman membentuk tim eSports yang diberi namaElang Jawa Sports pada Juni 2019 lalu. Tim ini bermain di kompetisi eSports yang mempertandingkan cabang gim FIFA dan Pro Evolution Soccer. Namun dalam beberapa waktu dekat, Elang Jawa Sporst juga akan mulai masuk ke cabang gim Mobile Legends.
Mewabahnya esport juga membuat PSSI berencana menggelar turnamen esports yang akan mempertandingkan tim- tim di Liga 1. Ya semoga sukses deh!