Brilio.net - Pelatih Jepang Akira Nishino mengatakan para pemainnya kehilangan kata-kata setelah kekalahan dramatis lawan Belgia di babak 16 besar Piala Dunia, Senin (2/7) malam. Akira sendiri menyebut kekalahan dramatis itu menjadi sebuah tragedi.
Jepang secara mengejutkan mampu unggul dua gol di awal babak kedua. Mereka mampu mencetak dua gol dalam waktu empat menit lewat gol G Haraguchi menit 48 dan T Inui menit 52.
BACA JUGA :
Kamar ganti pemain Jepang usai kalah dari Belgia ini bikin mewek
Belgia kelabakan dan berupaya mencari gol penyeimbang. The Red Devils sukses menyamakan lewat gol Jan Vertonghen menit 69 dan Marouanne Fellaini menit 74. Gol terakhir dicetak dicetak N Chadli di menit injury time.
"Saya mengatakan kepada para pemain untuk pergi dan mandi karena mereka hanya berdiri di sana tidak melakukan apa-apa. Saya tidak mau mengakui kekalahan itu, tetapi ini adalah tragedi. Saya harus menerima kekalahan ini sebagai fakta. Saya merasa hancur, sangat kecewa," tambahnya.
Sisi Nishino berusaha keras untuk mengembalikan keunggulan mereka dalam upaya untuk menghindari perpanjangan waktu. Namun, mereka dihukum karena pendekatan pengalaman mereka dengan serangan balik mematikan Belgia.
"Bukan hanya kami bermain bagus, tetapi kami harus memenangkan pertandingan ini, kami ingin menang, tim kami cukup kuat dan kami bisa menyamai Belgia dan saya yakin kami bisa mengalahkan mereka," katanya dilansir brilio.net dari dailystar.
BACA JUGA :
Denmark tersingkir, legenda Manchester United tulis pesan mengharukan
Akira mengambil alih Jepang tepat dua bulan sebelum Piala Dunia. Ia menggantikan Vahid Halilhodzic dipecat. Ia menyebutkan dirinya tidak mau menyalahkan pemainnya atas kegagalannya melaju ke babak 16 besar.
"Ketika mereka mencetak gol saya mempertanyakan apakah saya memegang kendali dalam permainan, dan berpikir bahwa saya harus disalahkan dan bukan para pemain. Saya menyalahkan diri sendiri, saya mempertanyakan taktik saya," tambahnya.
"Saya ingin pemain saya memiliki mentalitas yang berbeda untuk tim Jepang di masa lalu, saya pikir kami berhasil memiliki mentalitas yang berbeda tetapi ada sesuatu yang kurang dalam keterampilan dan kekuatan kami, " lanjutnya.
foto: Twitter/@JFA
Nishinio mengakui bahwa gol pertama Belgia menjadi titik pangkal kekalahan timnya. Menurutnya setelah unggul dua gol, segalanya tampak terkendali, tetapi kesalahan kiper Kawashima membuat Belgia mencetak gol pertama.
"Sejak saat itu, tim kehilangan tempo dan irama pertandingan. Mereka dengan cepat mencetak gol penyama, sebelum yang paling kejam dari gol ketiga. Sangat menyedihkan, tapi itu sepakbola. Satu kesalahan dapat mengubah permainan. The Samurai Blue harus belajar dari ini, " kata dia dilansir FIFA.
Nishino juga menjelaskan bahwa dirinya tidak menyangka Belgia masih bisa mencetak gol pada menit akhir pertandingan. Ia berpikir bahwa laga akan dilanjutkan hingga babak perpanjangan waktu.
"Saya tidak menyangka Belgia mampu melakukan serangan balik yang sangat cepat di akhir. Gol itu mengakhiri pertandingan, "ujarnya.