Brilio.net - Banyak momen menarik yang terjadi di laga final Piala Dunia antara Prancis vs Kroasia. Selain banyaknya gol yang tercipta, ada juga kejadian di mana empat orang penyusup yang tiba-tiba masuk ke tengah lapangan. Adanya empat orang ini tentunya membuat pertandingan yang memasuki menit ke-53 tersebut harus dihentikan sementara.
Melalui akun Facebook dan Twitter-nya, band punk asal Rusia bernama Pussy Riot mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. "Sekarang, ada empat anggota Pussy Riot di lapangan," tulis mereka seperti dikutip brilio.net dari akun Facebook Pussy Riot.
BACA JUGA :
Ekspresi Presiden Kroasia saat peluk Modric usai kalah ini mengharukan
foto: Instagram/@tau_au
Pada akun Twitter-nya, band yang terkenal dengan aksi protesnya terhadap pemerintahan Putin ini juga men-update kondisi terkini apa yang dialami oleh anggotanya yang tertangkap polisi. Pada salah satu video yang diunggah, terlihat anggota mereka sedang diinterogasi oleh pihak kepolisian.
So much for the tolerant World Cup atmosphere. From the video of @gruppa_voina's police interrogation after @pussyrrriot's final protest, a cop says: "You shit all over Russia, yes?! It's a shame it's not 1937 anymore!"pic.twitter.com/YhhKiuZLkk
BACA JUGA :
max seddon (@maxseddon) July 15, 2018
Ini dua pemain yang jadi sasaran penyusup di final Prancis vs Kroasia
Mereka juga mengatakan bahwa kuasa hukumnya belum boleh bertemu dengan anggotanya yang ditahan telah ditahan selama 11 jam. Salah satu petugas bernama Subbotin mengatakan kepada kuasa hukumnya untuk datang keesokan harinya. Pihak polisi ingin menginterogasi dan menahan para penyusup tersebut sampai malam ini.
foto: Twitter/@pussyrrriot
Diketahui empat penyusup ini membawa pesan-pesan protes kepada pemerintah. Tuntutan mereka antara lain membebaskan tahanan politik, jangan memenjarakan orang karena memberi tanda 'like' di media sosial, hentikan penahanan ilegal dalam demonstrasi politik, izinkan kompetisi politik di Rusia dan jangan merekayasa kasus kriminal.
Grup Pussy Riot terkenal karena aksi protesnya pada tahun 2012 lalu. Aksi protesnya di dalam kathedral Moskow ini mengakibatkan tiga pentolannya di penjara.