Brilio.net - Inggris akan bertemu dengan Belgia pada laga pamungkas Grup G Piala Dunia 2018 di Kaliningrad Stadium, Kaliningrad, Jumat (29/7) dini hari nanti. Laga ini akan menentukan siapa juara grup G dan runner up-nya. Kedua tim sudah lolos ke putaran knock out dengan menyisihkan Tunisia dan Panama.
Baik Inggris maupun Belgia sama-sama memenangkan laga melawan Tunisia dan Panama. Laga nanti akan menentukan nasib mereka di putaran gugur. Nah, uniknya banyak yang berpandangan posisi sebagai runner up grup justru akan menguntungkan dalam perjalanan selanjutnya di Piala Dunia.
BACA JUGA :
10 Pesona Cho Hyun-woo, kiper Korsel yang gantengnya bak Idol K-Pop
Memang, lawan mereka di perdelapan final masih harus menunggu juara dan runner up grup H yang diperebutkan oleh Jepang, Senegal, dan Kolombia. Namun, pendapat yang muncul menjadi runner up grup akan menghindarkan diri masuk ke pool yang dihuni tim raksasa yang secara tradisional punya rekor bagus di Piala Dunia.
Jika menjadi juara grup G, maka apakah Inggris atau Belgia akan bergabung di pool yang dihuni antara lain Uruguay, Portugal, Prancis, Argentina, Brasil dan Meksiko. Sementara jika menjadi runner up maka akan bergabung di pool yang dihuni Spanyol, Rusia, Kroasia, Denmark, Swedia, dan Swiss. Praktis hanya ada Spanyol dan Kroasia tim kuat di pool ini di mana keduanya kemungkinan akan bertemu di perempat final.
Itulah sebabnya media Inggris, Guardian menghubung-hubungkan laga lawan Belgia dengan duel Indonesia vs Thailand di Piala Tiger 1998. Sebab, bisa jadi baik Inggris maupun Belgia sama-sama tidak berkeinginan menang agar jalur ke semifinal makin terbuka lebar.
BACA JUGA :
8 Jokes kekalahan Jerman dari Korea Selatan ini bikin ngakak
Pada 1998 lalu, baik Indonesia lawan Thailand sama-sama tidak ingin menang demi menghindari Vietnam di semifinal Piala Tiger. Demi kalah, pemain Indonesia bahkan mencetak gol ke gawang sendiri yaitu Mursyid Effendi. Indonesia akhirnya kalah 2-3.
Ini videonya:
Baik Indonesia dan Thailand kemudian sama-sama kalah di semifinal dari Singapura dan Vietnam. Kedua tim didenda USD 40.000 karena menabrak fairplay. Sementara Mursyid Effendi dilarang beraktivitas seumur hidup di sepak bola.
Nah, mungkinkah Inggris dan Belgia sama-sama tidak ingin menang?