Brilio.net - Di balik kemeriahan Olimpiade Tokyo 2020, terdapat beberapa selisih yang sempat terjadi. Salah satunya yang terjadi setelah adanya teriakan ganda putri China Chen Qing Chen. Sorakan yang keluar di tengah pertandingan tersebut membuat Badan Bulu Tangkis Korea mengajukan pengaduan ke Federasi Bulu Tangkis Dunia (WBF). Seruan yang muncul selama pertandingan ganda putri melawan Korea menjadi hal yang disoroti dalam kasus ini.
Dilansir brilio.net dari Koreatimes, Rabu (4/8), kode etik WBF menyatakan bahwa atlet tidak boleh menggunakan kata-kata umpatan yang umum diketahui dan dipahami dalam bahasa apa pun, baik secara senonoh atau tidak senonoh dan diucapkan dengan jelas untuk didengar oleh wasit atau penonton.
BACA JUGA :
Aksi pria nonton laga Greysia/Apriyani sambil pegang antena TV, kocak
foto: Instagram/@badmintonphoto_official
Pasalnya, sepanjang pertandingan ganda putri melawan pasangan Korea Kim So-yeong dan Kong Hee-yong pada Selasa (27/7) lalu, Chen terdengar meneriakkan "cao", sebuah sumpah serapah dalam bahasa Mandarin. Dia mengulangi kata itu tanpa henti setelah dia dan rekannya, Jia Yifan, kalah di set pertama dari pemain Korea dan bahkan setelah mencetak skor. China mengalahkan Korea dengan skor 2-1.
BACA JUGA :
5 Kisah perjalanan cinta Greysia Polii & Felix, jarang umbar kemesraan
Dikarenakan Olimpiade Tokyo 2020 diadakan tanpa adanya penonton, komentar Chen terdengar jelas, bahkan ketika disiarkan secara langsung. Pasca kejadian ini, Chen meminta maaf atas kesalahpahaman atau pelanggaran yang mungkin ditimbulkan akibat komentarnya. Ia mengaku teriakan itu hanya sebatas pemantik semangatnya.
foto: Instagram/@shi_tang
"Itu hanya dorongan diri untuk mencetak gol. Saya tidak berharap pengucapan saya yang buruk menyebabkan kesalahpahaman bagi siapa pun. Saya juga akan menyesuaikan pengucapan saya," tulis Chen di akun Weibo-nya.
Chen terdengar mengatakan istilah "cao" secara keras ketika bertanding melawan pasangan Korea di pertandingan semifinal pada (31/7). Akan tetapi, atlet asal China dan pasangannya itu dikalahkan atlet Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu pada babak final.