1. Home
  2. ยป
  3. Olahraga
2 Oktober 2022 09:34

Kronologi ricuh di Stadion Kanjuruhan, korban meninggal 127 orang

Seorang Aremania masuk lapangan sambil berlari membawa bendera Persebaya Surabaya yang dicoret. Muhamad Ikhlas Alfaridzi

Brilio.net - Sebuah tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan membuat jagat sepak bola tanah air harus sekali lagi berduka. Tragedi tersebut terjadi setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, dalam lanjutan laga pekan ke-11 pada Sabtu (1/10).

Kericuhan tak terelakkan di stadion yang menjadi markas Arema FC itu. Aremania turun ke lapangan setelah tim kesayangan mereka kalah dari rivalnya.

BACA JUGA :
Kapolda Jatim ungkap alasan penembakan gas air mata ke arah suporter


Situasi yang tidak kondusif membuat petugas keamanan untuk bertindak menghalau suporter. Alhasil, kericuhan dan kepanikan terjadi di Stadion Kanjuruhan.

Dikutip brilio.net dari bola.com Minggu (2/10), banyak korban yang berjatuhan di Stadion Kanjuruhan, baik karena sesak napas maupun karena terinjak-injak. Setiap ruang hingga pintu keluar stadion, banyak korban yang tergeletak, dan beberapa di antaranya tidak lagi bernapas.

Ketika wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, suasana masih tergolong kondusif. Hanya saja para pemain Persebaya Surabaya memang langsung berlari ke dalam ruang ganti sebagai langkah antisipasi terhadap sesuatu yang tidak diinginkan.

BACA JUGA :
Polisi: Rusuh karena 23 tahun Arema tak pernah kalah dari Persebaya

Sementara itu, para pemain Arema FC berjalan ke tengah lapangan seperti yang biasa mereka lakukan. Mereka bermaksud memberikan penghormatan kepada Aremania yang telah memberikan dukungan penuh di Stadion Kanjuruhan meski pada akhirnya Singo Edan harus kalah.

Namun, saat itu sudah ada beberapa Aremania yang masuk lapangan. Mereka tidak melakukan aksi yang anarkis tapi justru menghampiri para pemain Arema FC. Ada yang memeluk Sergio Silva, ada pula yang berbicara dengan kapten tim, Ahmad Alfarizi.

Namun, situasi kemudian mulai sulit untuk dikendalikan. Seorang Aremania masuk lapangan sambil berlari membawa bendera Persebaya Surabaya yang dicoret. Kemudian aksi itu diikuti oleh Aremania lainnya yang masuk ke dalam lapangan dan jumlahnya makin banyak.



Para petugas berseragam melakukan tindakan dengan mengamankan para pemain Arema FC untuk masuk ke ruang ganti stadion. Hal itu menjadi prioritas karena mulai ada lemparan botol kemasan air mineral yang ditujukan kepada tim Arema FC.

Para jurnalis dan fotografer yang bertugas meliput pertandingan tersebut pun diamankan dan diarahkan untuk menuju ke ruangan di dalam stadion.

Setelah itu, para petugas keamanan ini berupaya menghalau Aremania agar tidak makin banyak yang turun ke lapangan. Sayangnya, petugas gabungan kepolisian, TNI, dan steward yang ada kalah jumlah dari para suporter yang turun ke lapangan. Tak sanggup mengendalikan keadaan, tembakan gas air mata pun jadi opsi yang diambil.

Langkah tersebut justru menimbulkan insiden yang lebih besar. Banyak Aremania yang menjadi korban. Informasinya, beberapa gas air mata ditembakkan ke arah tribune dan membuat kepanikan makin besar.

Dari insiden tersebut, banyak korban yang jatuh karena terinjak oleh suporter lain yang panik dalam situasi tersebut. Ada pula yang jatuh karena sesak nafas akibat gas air mata.

Pantauan Bola.com, hampir di setiap jengkal ruangan pintu keluar Stadion Kanjuruhan, ada suporter yang tergeletak lemas. Beberapa diantaranya sudah tidak bernafas lagi.

Sampai pukul 23.40, beberapa korban masih tergeletak di pinggir lapangan dan pintu keluar. Begitu banyak korban membuat tenaga medis yang ada tak bisa mengatasi semuanya, akhirnya beberapa korban tak tertangani. Selain itu, ada dua mobil kepolisian yang rusak dan terbalik di area Stadion Kanjuruhan.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags