Para petugas berseragam melakukan tindakan dengan mengamankan para pemain Arema FC untuk masuk ke ruang ganti stadion. Hal itu menjadi prioritas karena mulai ada lemparan botol kemasan air mineral yang ditujukan kepada tim Arema FC.
Para jurnalis dan fotografer yang bertugas meliput pertandingan tersebut pun diamankan dan diarahkan untuk menuju ke ruangan di dalam stadion.
BACA JUGA :
Kapolda Jatim ungkap alasan penembakan gas air mata ke arah suporter
Setelah itu, para petugas keamanan ini berupaya menghalau Aremania agar tidak makin banyak yang turun ke lapangan. Sayangnya, petugas gabungan kepolisian, TNI, dan steward yang ada kalah jumlah dari para suporter yang turun ke lapangan. Tak sanggup mengendalikan keadaan, tembakan gas air mata pun jadi opsi yang diambil.
Langkah tersebut justru menimbulkan insiden yang lebih besar. Banyak Aremania yang menjadi korban. Informasinya, beberapa gas air mata ditembakkan ke arah tribune dan membuat kepanikan makin besar.
Video dari adik saya yg nonton di tribun 12 kanjuruhan. Mereka ga rusuh di tribun. Mereka ga anarkis di tribun. Tapi kenapa ditembak bangsaatttt
ACAB !! pic.twitter.com/2wc6b8ieAyBACA JUGA :
— Bima Andhika (@Bimantara25) October 1, 2022
Polisi: Rusuh karena 23 tahun Arema tak pernah kalah dari Persebaya
Dari insiden tersebut, banyak korban yang jatuh karena terinjak oleh suporter lain yang panik dalam situasi tersebut. Ada pula yang jatuh karena sesak nafas akibat gas air mata.
Pantauan Bola.com, hampir di setiap jengkal ruangan pintu keluar Stadion Kanjuruhan, ada suporter yang tergeletak lemas. Beberapa diantaranya sudah tidak bernafas lagi.
Sampai pukul 23.40, beberapa korban masih tergeletak di pinggir lapangan dan pintu keluar. Begitu banyak korban membuat tenaga medis yang ada tak bisa mengatasi semuanya, akhirnya beberapa korban tak tertangani. Selain itu, ada dua mobil kepolisian yang rusak dan terbalik di area Stadion Kanjuruhan.