Brilio.net - Timnas Indonesia akan menjalani ujian pertama Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia melawan Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Kamis (5/9) besok. Tim Garuda tergabung dalam Grup G bersama Malaysia, Vietnam, Thailand dan Uni Emirat Arab.
Sebelum laga yang dijadwalkan pukul 19.30 WIB itu, Pelatih Timnas Indonesia Simon McMenemy telah menganalisis kekuatan tim Harimau Malaya. Pria berkebangsaan Skotlandia tersebut melihat langsung permainan Malaysia saat uji coba melawan Yordania, akhir Agustus lalu. Ketika itu, Malaysia yang bertindak sebagai tuan rumah dipaksa menyerah 0-1 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur.
BACA JUGA :
Adu pesona 10 Wags Timnas Indonesia & Malaysia, bikin gagal fokus
Walau kalah, bukan berarti Malaysia bermain buruk. "Malaysia mampu memainkan sepak bola dengan standar tinggi," ujarnya dikutip antara, Rabu (4/9). Sebaliknya, justru Yordania yang tampil di bawah level terbaiknya. Performa Yordania saat mengalahkan Malaysia berbeda dengan ketika menaklukkan Indonesia 4-1 di pertandingan persahabatan FIFA di Amman, Yordania, Juni silam.
Permainan Malaysia di Bukit Jalil tersebut, lanjut Simon, sekaligus bisa menjadi gambaran bagaimana laga ketika giliran Indonesia tandang ke sana pada 19 November 2019. "Suasana Stadion Bukit Jalil itu agak sedikit berbeda dengan Jakarta. Lebih kecil dan itu menjadi tantangan nanti ketika kami melawan Malaysia di sana," ujar dia.
Selain mengamati kekutan lawan, Simon juga telah membangun timnya untuk meraih hasil terbaik di kualifikasi ini. Menurut dia, skuatnya membutuhkan dukungan dari pemain naturalisasi untuk meningkatkan kualitas tim. "Mereka banyak sekali membantu tim. Bukan hanya di dalam, tetapi juga di luar lapangan," ujar Simon di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
BACA JUGA :
6 Pemain naturalisasi Indonesia ini 'ditakuti' pelatih Malaysia
Modal penting para pemain naturalisasi adalah pengalaman dan mental. Mereka merupakan pesepak bola yang sudah merumput di berbagai klub luar negeri dan telah merasakan atmosfer serta budaya sepak bola di beberapa negara. "Juga mampu merangkul pemain lain dan memberikan informasi tentang hal-hal yang diperlukan dalam sepak bola," tuturnya.
Dia menegaskan, pemilihan pemain naturalisasi berdasarkan pertimbangan matang. "Saya hati-hati dalam memanggil pemain naturalisasi. Tidak bisa sembarangan," kata pelatih yang membawa Bhayangkara FC juara Liga 1 Indonesia 2017 itu.
Simon sejatinya memanggil enam pemain naturalisasi untuk ajang ini, yaitu Greg Nwokolo, Otavio Dutra, Stefano Lilipaly, Alberto Goncalves, Victor Igbonefo, dan Osas Saha. Tetapi, Greg yang cedera dan Otavio yang terganjal administrasi tidak dapat memperkuat Indonesia di laga perdana menghadapi Malaysia.
Timnas Malaysia juga diperkuat oleh pemain naturalisasi. Dari 24 pemain yang diboyong ke Jakarta, empat di antaranya merupakan pemain naturalisasi yaitu Mohamadou Sumareh, Matthew Davis, Brendan Gan dan La'Vere Corbin-Ong.
Sementara itu, penyerang tim nasional Indonesia Irfan Bachdim termotivasi untuk mengulangi momen 2010 saat Garuda menaklukkan Harimau Malaya 5-1 di Piala AFF. "Saya menganggap pertandingan ini sangat penting," kata Irfan usai berlatih di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Pertandingan itu juga menjadi debut Irfan bersama timnas senior dan Irfan mencetak satu gol pada menit ke-90+4. Dia juga berperan pada gol pertama Indonesia dari bunuh diri bek Malaysia Mohd Asraruddin Putra yang tertipu gerakan Irfan sehingga memasukkan bola ke gawang sendiri.
Pemain berumur 31 tahun ini tidak pernah melupakan pertandingan tersebut. "Gol tersebut selalu saya ingat. Namun yang penting saat itu kami berhasil menaklukkan Malaysia," kata Irfan.