Brilio.net - Timor Leste menjadi ujian Timnas Indonesia selanjutnya di ajang Piala AFF 2018. Sebelumnya Indonesia harus kalah dari Singapura di pertandingan pertama dengan skor tipis 1-0. Kemenangan atas Timor Leste bisa memperpanjang napas Garuda di kompetisi dua tahunan ini.
Timor Leste sendiri harusnya bisa menjadi lawan yang cukup mudah untuk Indonesia. Jika dibandingkan, sepak bola mantan negara yang pernah jadi satu dengan Tanah Air ini masih belum cukup berkembang.
BACA JUGA :
Jadwal Piala AFF Indonesia vs Timor Leste, Garuda wajib menang
Di Piala AFF kali ini saja, Timor Leste menjadi satu-satunya negara yang tidak bisa bermain di kandang sendiri. Itu disebabkan karena stadion mereka dinilai tidak siap untuk menggelar pertandingan internasional sekelas AFF.
Tapi meski demikian, Liga Timor Leste pernah menjadi harapan hidup pesepak bola Tanah Air lho. Bahkan mantan bintang timnas macam Markus Horison dan Boaz Solossa pernah merumput bersama klub Timor Leste.
Alasannya tentu saja bukan karena liga di sana punya kualitas yang lebih baik dari Liga Indonesia. Ini terjadi lebih karena kepepet. Pada saat tahun 2015-2016, sepak bola Indonesia memang sedang 'tertidur'. Pada saat itu PSSI yang disanksi FIFA tidak boleh menggelar kompetisi apapun.
BACA JUGA :
Laga pertama, Timnas Indonesia takluk dari Singapura
Masih banyak fakta sepak bola Timor Leste yang mungkin belum kamu ketahui. Berikut ini deretannya seperti yang brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/11).
1. Baru punya liga profesional tahun 2016.
foto: wikipedia.org
Timor Leste bisa dibilang negara yang masih berusia muda. Mereka memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 1999 dan diakui secara internasional sebagai negara merdeka baru pada tahun 2002. Sehingga bisa dimaklumi kalau perkembangan sepak bolanya pun masih tahap merangkak.
Timor Leste memiliki liga profesional baru pada tahun 2016 lalu. Liga tersebut dinamai Liga Futebol Amadora (LFA). Pada kompetisi perdananya, liga Timor Leste sudah diramaikan pemain asing dari Indonesia. Sebut saja Markus Horison, Boaz Solossa, Patrich dan Immanuel Wanggai dan Abdul Rahman.
2. Terdiri dari dua divisi yang hanya diikuti 20 tim.
foto: bola.com
Liga Futebol Amadora memiliki dua divisi, Primeira merupakan divisi teratas sedangkan di bawahnya ada Segunda. Total ada 20 tim yang berkompetisi di Liga Timor Leste ini. Delapan di Primeira, 12 sisanya bertarung di Segunda. Menariknya dari 20 tim yang berpartisipasi, 15 di antaranya berasal dari satu kota yaitu Dili.
3. Hanya satu stadion yang dipakai untuk kompetisi liga.
foto: wikipedia.org
Minimnya infrastruktur olahraga khususnya sepak bola membuat klub-klub tak punya pilihan lain selain berkompetisi di satu stadion saja, yaitu Stadion Nasional Dili. Saat musim pertama dilangsungkan, seluruh pertandingan digelar di stadion ini.
Pasalnya stadion atau lapangan lain tanahnya tidak ditutupi rumput. Hanya Stadion Nasional Dili saja yang lapangannya berumput. Baru pada musim kedua tepatnya tahun 2017, kompetisi LFA memakai lebih banyak stadion. Untuk divisi Primeira ada dua stadion yang dipakai yaitu Stadion Bacau Municipal dan Stadion Malibaca Yamato. Sementara untuk Segunda masih tetap menggunakan satu stadion yaitu Stadion Nasional Dili.
4. Kerja sama dengan klub-klub Portugal.
foto: bola.com
Jika kamu lihat daftar klub yang berlaga di Liga Timor Leste, pasti sekilas akan teringat dengan nama klub di Liga Portugal. Contohnya seperti Porto Taibesse, Sporting de Timor, atau Benfica Laulara. Penamaan tersebut memang terinspirasi dari klub papan atas Portugal yaitu Porto, Benfica dan Sporting Lisbon.
Klub-klub ini juga ikut sumbang asih dalam pengembangan bagi pemain-pemain muda bertalenta Timor Leste. Tak main-main, jika pemain tersebut berbakat, mereka akan diberi kesempatan untuk bermain dan berpotensi direkrut oleh klub kondang tersebut.
5. Kasus pemalsuan dokumen pemain.
foto: bola.com
Meski baru berjalan dua tahun, kompetisi yang di bawahi oleh Federasi Sepak bola Timor Leste (FFTL) ini sudah terkena kasus. Yaitu kasus pemalsuan dokumen pemain naturalisasi. Melalui penyidikan, AFC mendapati bahwa ada 12 pemain naturalisasi yang dokumennya dipalsukan oleh FFTL.
Selain main di liga, pemain ini juga diturunkan di laga internasional. Setidaknya ada 29 pertandingan yang dimainkan Timor Leste yang melibatkan pemain ilegal ini. Bahkan dalam satu pertandingan, Timor Leste pernah kedapatan menurunkan lima sekaligus pemain ilegalnya.
Atas temuan tersebut AFC kemudian menghukum Timnas Timor Leste dilarang mengikuti Piala Asia 2023. Diikuti dengan sanksi lain yang diterima oleh pemain serta pengurus FFTL.
6. Miro Baldo, pemain Timor Leste yang pernah jadi andalan Timnas Indonesia.
foto: bola.com
Meski hubungan kedua negara sedang memanas, tapi ternyata pada akhir tahun 90-an Indonesia pernah bergantung pada pemain asal Timor Leste. Ialah Miro Baldo Bento, penyerang asal Timor Leste yang pernah membela klub Arseto Solo, Persija Jakarta, PSM Makassar, Persiba Balikpapan dan Persela Lamongan.
Selain menjadi andalan di beberapa tim termasuk saat membawaa PSM Makassar juara Liga Indonesia pada tahun 1999-2000, Miro Baldo juga pernah jadi bomber andalan Timnas Indonesia. Pada tahun 1998, ia pernah berjuang di Piala AFF 1998. Bahkan Miro pernah menjadi top skorer bersama dengan Aji Santoso dengan koleksi tiga gol.
7. Jadi ajang ekspansi pemain Indonesia.
foto: bola.com
Pada tahun 2015-2016 pemerintah membekukan PSSI yang berbuntut sanksi dari FIFA. Selama setahun, Indonesia tidak memiliki liga. Momen ini tentunya dijadikan ajang ekspansi pemain lokal untuk mencicipi liga luar negeri. Selain Malaysia dan Thailand, ternyata Timor Leste menjadi tujuan banyak pemain Indonesia.
Gebrakan menarik diperlihatkan oleh Karketu Dili FC, mereka tak tanggung-tanggung merekrut tiga pemain Indonesia sekaligus yaitu Patrich Wanggai, Abdul Rahman dan Titus Bonai. Selain itu ada Markus Horison yang direkrut Assalaam FC, Oktovianus Maniani, Immanuel Wanggai serta Boaz Solossa yang membela Carsae FC.