1. Home
  2. »
  3. Orangtua
7 Februari 2018 23:09

Kisah Sandiman, usia 78 tahun sendirian rawat dua anaknya yang cacat

Istrinya meninggal 2014 dan anak sulungnya meninggal Januari 2018. Andry Trysandy Mahany

Brilio.net - Tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya lahir dengan ketidaksempurnaan. Namun kehidupan yang dijalani pria asal Bantul, Yogyakarta ini benar-benar membuat siapapun sedih.

Dia adalah Sandiman. Pria yang tinggal di Dusun Manding, Kecamatan Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta ini harus merawat kedua anaknya yang lahir tidak sempurna.

BACA JUGA :
Tatapan mata bisa bantu perkembangan otak anak, orangtua harus tahu


Dwi Nurbintarti (40) dan adiknya, Khoirul Syamsuri (34) sejak lahir menderita kelainan tulang belakang sehingga fisik dan mentalnya tidak sempurna. Keduanya sehari-hari hanya bisa terbaring lemah tak berdaya.

Sandiman yang kini menginjak usia 78 tahun harus merawat kedua anaknya seorang diri, setelah istrinya, Tukirah, meninggal dunia tahun 2014 silam. Sebenarnya, Sandiman memiliki tiga anak. Namun anak sulungnya, Eko Nur Rahmat, telah menghadap ke Yang Maha Kuasa menyusul sang ibu pada 24 Januari 2018 lalu.

BACA JUGA :
Cara orangtua mendidik Zhafran, anak yang viral karena kejujurannya

Saat ditemui brilio.net, Sandiman tengah duduk termenung di depan rumah. Ia mengaku aktivitas sehari-hari hanya menjaga dan mengurus anak-anaknya. "Saya ini sudah pensiun, jadi ya di rumah saja setiap hari ngurusin anak-anak," kata Sandiman mengawali perbincangan pada Selasa (6/2) sore.

Sandiman mengaku setiap hari ia harus memandikan, menyuapi makan, hingga mencuci pakaian anak-anaknya. Sesekali ia dibantu keponakannya.

Saat malam tiba Sandiman terkadang menemani anaknya tidur di tikar. Kedua anak Sandiman ini sehari-harinya memang tidur hanya beralaskan tikar untuk memudahkan jika hendak ke kamar mandi. Jika mereka tidur di kasur, ini menyulitkan pergerakan mereka.

Kondisi Dwi Nurbintarti dan Khoirul Syamsuri benar-benar menyayat hati. Ketika ditemui, si bungsu tampak tertidur pulas. Sementara kakaknya asyik bermain botol plastik.

Dwi terlihat girang ketika ada seseorang yang menjenguknya. Ia terlihat ingin menyampaikan sesuatu, namun karena tak bisa berkomunikasi ia hanya berteriak-teriak sambil tersenyum.

Meski kondisi Dwi dan Khoirul tak sempurna, namun Sandiman tetap merasa bersyukur dan sabar mengurus kedua anaknya. Menurutnya, anak-anak adalah titipan Tuhan yang harus ia jaga. "Meski kondisinya seperti ini, kan ya tetap harus dirawat, dijaga. Nggak mungkin saya telantarin," ujar Sandiman.

Kini kondisi keluarga kecil ini semakin susah karena Sandiman menderita diabetes sejak 2015. Sandiman bercerita ia harus bolak balik ke rumah sakit untuk berobat.

Salah satu jari di kaki kanannya bahkan harus diamputasi karena diabetes. "Terakhir saya operasi Desember 2017 kemarin. Kalau lagi tidak di rumah, keponakan saya lah yang bantu menjaga," tuturnya.

Untuk sehari-hari, pria yang merupakan pensiunan guru SMP N 1 Sewon, Bantul ini hanya mengandalkan uang pensiun yang ia terima setiap bulan. Beberapa waktu yang lalu Kementerian Sosial bahkan sempat mengunjungi sosok yang pensiun pada 2004 itu untuk memberikan sejumlah bantuan.

"Kalau cuma pakai uang pensiun itu, paling ya sehari-hari cuma bisa makan nasi sama jangan (sayur)," kata pria yang seluruh rambutnya mulai memutih ini. "Tapi ada saja orang-orang yang membantu. Saya yakin itu bantuan-bantuan itu kehendak Tuhan lewat orang-orang tersebut."

Kisah hidup Sandiman ini sempat viral di media sosial beberapa waktu yang lalu. Adalah akun @rendra_hood yang pertama kali mengunggah foto-foto keluarga Sandiman di Instagram. Hingga kini, kisah hidup Sandiman terus panen komentar netizen yang terenyuh dan ikut iba.



SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags