1. Home
  2. »
  3. Orangtua
30 Agustus 2017 14:37

Lagi tren orangtua mencium bibir anak, patutkah?

Hubungan orangtua anak sangat menentukan kepribadian anak saat dewasa. Azizta Laksa Mahardikengrat
foto: instagram/ @davidbeckham

Brilio.net - Bentuk kasih sayang orangtua kepada buah hati bisa bermacam-macam. Tapi satu yang jelas, orangtua akan berusaha sebaik mungkin agar kebutuhan anak terpenuhi dengan baik. Kontak fisik seperti pelukan, elusan lembut tangan, dan lain-lain bisa menjadi kebahagian bagi si kecil. Tapi belakangan muncul tren mencium anak di bibir.

Hal ini dipopulerkan oleh David Beckham yang mencium bibir putrinya. David Beckham menggungah foto berciuman dengan putrinya saat berlibur di Afrika. Foto yang diunggah di Instagram itu menuai kontroversi. David kemudian menjelaskan tindakannya tersebut. "Aku sangat menyayangi anak-anak. Aku dan Victoria dibesarkan dengan cara itu, dan kami juga melakukannya pada anak-anak kami. Kami ingin menunjukkan rasa cinta pada mereka, memberikan perlindungan, merawat, mendukung, dan menyayangi mereka."

BACA JUGA :
Kenapa isu SARA mudah jadi alat politik dan bisnis di Indonesia?


Memberikan kasih sayang dalam bentuk kedekatan badan bisa mempunyai efek yang bagus. Menurut penelitian terbaru di Journal of Epidemiology and Community Health, memberikan kasih sayang bisa mengurangi stres dan kegelisahan ketika si kecil sudah dewasa. Penelitian yang dilakukan bulan Juli 2010 ini mensurvei lebih dari 400 anak dan ibunya. Survei dilakukan dari anak berusia 8 bulan sampai berumur 34 tahun. Bayi yang mendapat kasih sayang ibu berupa pelukan dan ciuman pada umur 8 bulan dikenal lebih percaya diri, tidak terlalu banyak gelisah, dan tidak mudah stres pada usia 34 tahun.


foto 1: thinkstockphotos.com

BACA JUGA :
Hoax dan ujaran kebencian jadi bisnis, ini 5 dampak paling mengerikan


Namun, ada pendapat lain yang menyarankan tidak melakukan ciuman bibir dengan anak. Dr. Charlotte Reznick, seorang psikolog dan dosen di Universitas California, Amerika serikat ini menegaskan bahwa mencium bibir anak bisa berakibat buruk. Dia beralasan si kecil yang sering dicium bibirnya bisa mempraktekannya ke teman-teman sebayanya. Walaupun dari sisi anak ini dilihat sebagai gestur pertemanan, dari luar ini terlihat seperti penyerangan seksual.

Tapi bagaimana dengan masyarakat Indonesia sendiri? Ike Herdiana, M.Psi., seorang psikolog dari Universitas Airlangga, Surabaya mengatakan bahwa tren mencium anak di bibir memang tidak lazim di masyarakat Indonesia.

Namun, dia menuturkan ada juga orangtua Indonesia yang mencium anaknya di bibir. Ada dua hal yang bisa diamati dari fenomena orang tua mencium bibir anak ini.

1. Anak melihatnya sebagai bentuk kasih sayang.


foto: onetoughjob.org


Ike Herdiana melihat anak akan merasa disayangi dan membuat dirinya aman dan nyaman di dekat orangtua. Lulusan universitas Padjadjaran ini melihat bahwa hubungan antara orangtua dan anak itu sangat dinamis.

Mereka akan mencari format kedekatan yang cocok untuk mereka sendiri. Bisa menggunakan kontak fisik seperti pelukan atau belaian, atau mencium anaknya. Fase pertumbuhan juga bisa mempengaruhi kedekatan antara anak dan orangtua. Menurutnya, seorang remaja akan lebih sadar tentang kontak fisik daripada anak-anak.

"Kesadaran akan tubuhnya semakin berkembang, bisa jadi sentuhan sedikit membuat dia (anak) kurang nyaman. Bisa saja kan. Dan saat itu orangtua anak akan mencari cara lain untuk relasi sayangnya bagaimana," ujar Ike saat dihubungi brilio.net, Selasa (29/8).

2. Masyarakat Indonesia mempunyai cara tersendiri untuk menyampaikan kasih sayang.


foto: Kukuh DePhotology Digital Studio


Kultur orang barat dan Indonesia berbeda dalam kedekatan dengan si kecil. Ike menambahkan bahwa anak orang barat melihat ciuman dengan orangtuanya sebagai hal yang biasa. Tidak ada yang salah dengan hal ini. Tapi bagi masyarakat Indonesia, membelai kepala, memeluk, dan mengenggam tangan anak memiliki kualitas yang sama dengan tren mencium anak di bibir. Dampaknya juga sama-sama baik untuk anak.

Setiap tindakan kasih sayang yang diberikan ke anak akan meningkatkan harga dirinya. Hal ini bisa membuat si kecil bisa menghadapi tantangan. "Sebaliknya, bila si kecil kekurangan tindakan kasih sayang, dia akan sulit mandiri dan terlalu bergantung ke orang lain. Hal ini tentu menyusahkan proses adaptasi dengan masyarakat." katanya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags