Brilio.net - Kelahiran anak adalah sebuah momen yang ditunggu bagi calon orangtua. Seperti yang dirasakan oleh pasangan suami istri Ernest dan Anneke. Pada tahun 1988, sang istri Anneke melahirkan buah hati laki-laki yang diberi nama Matthew Stanford Robison. Saat persalinan berlangsung, sempat terjadi masalah. Si jabang bayi mengalami kekurangan oksigen dan beberapa komplikasi yang menyebabkan Matthew terlahir difabel.
Brilio.net melansir dari Mymodernmet pada Selasa (23/5), Matthew lahir dalam keadaan buta, lumpuh, dan tak dapat bicara. Sang dokter pun memberikan vonis bahwa umur sang bayi tak berlangsung lama, hanya beberapa jam ke depan. Namun demikian, Tuhan punya kehendak lain. Matthew dapat hidup hingga belasan tahun. Tepat pada tahun 1999, Matthew menghembuskan napas terakhirnya.
BACA JUGA :
14 Quote netizen seputar peran orangtua ini mendidik banget lho
foto: mymodernmet.com
Selang setahun kematiannya, pihak keluarga tepatnya sang ayah dan sepupunya membuat sebuah obituari untuk mengenang Matthew. Anak berkebutuhan khusus ini dikenal sebagai sosok yang berani dan mampu membuat siapapun yang mengenalnya begitu termotivasi. Mereka merasa Matthew adalah sosok penuh inspirasi. Di balik kondisinya yang berkebutuhan khusus, Matthew mampu menyadarkan banyak orang bahwa ia mampu hidup dengan baik.
BACA JUGA :
10 Ilustrasi gambarkan keluhan anak vs keluhan ibu ini bikin terhenyak
foto: mymodernmet.com
Memiliki anak berkebutuhan khusus, kedua orangtua Matthew pun mendirikan sebuah yayasan bernama Ability Found pada tahun 1993. Yayasan yang berdomisili di Utah ini memiliki fokus pada kaum disabilitas. Pada tahun 2000, kedua orangtua beserta kerabat akhirnya membangun patung Matthew untuk mengenang sosoknya. Patung tersebut berbentuk seorang anak muda yang berdiri di atas kursi roda. Sementara tangannya menggapai ke atas. Patung tersebut memiliki makna bahwa Matthew telah berhasil lepas dari belenggu sakitnya. Dia telah bebas dari beban duniawi.
foto: mymodernmet.com
Meski raganya telah tiada, sosok Matthew tetap ada di hati orang terdekatnya. Perjuangan Matthew melawan keterbatasannya diteruskan orantuanya melalui yayasan yang didirikannya. Yayasan tersebut menggalang dana melalui donasi maupun penjualan souvenir untuk membantu para penyandang disabilitas.