Brilio.net - Bagi sebagian orang menjadi investor dalam model bisnis adalah sebuah mimpi. Namun biasanya, bayangan menjadi seorang investor cenderung digambarkan sebagai sosok tajir yang memiliki kekayaan berlimpah.
Eits, asumsi tersebut ternyata tidak sepenuhnya benar. Semua orang punya kesempatan yang sama untuk menjadi pemodal, atau lebih tepatnya menjadi angel investor.
BACA JUGA :
Pengertian saham, lengkap dengan jenis, risiko, dan manfaatnya
Dalam bahasa sederhana, angel investor adalah individu (perorangan) yang memiliki kekayaan memadai sehingga bersedia untuk mencurahkan dana bagi sebuah startup. Sebagai imbalannya, startup akan memberikan saham untuk angel investor tersebut.
Besaran dana yang disuntikkan oleh angel investor bervariatif, tapi umumnya berkisar antara USD 25.000-500.000. Dana yang disediakan dapat berupa suntikan dana investasi satu kali untuk membantu startup memulai dan melanjutkan bisnisnya.
Co-Managing Partner Absolute Confidence, Aryo Ariotedjo punya tips jitu seputar angel investor. Tips dari pria yang telah malang melintang dalam dunia perinvestasian ini bisa memandu kamu menjadi angel investor andal.
BACA JUGA :
5 Cara hadapi harga saham yang turun, nggak perlu panik
Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (11/3).
1. Nilai investasi.
foto: shutterstock.com
Angel investor berbasis individu, dengan begitu investasi yang dipakai untuk 'menyuntik' startup tentu berasal dari kocek pribadi. Entah itu dalam bentuk tunai, atau aset-aset yang bisa diuangkan. Artinya, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, kamu wajib memikirkan kelangsungan hidupmu terlebih dahulu.
Berdasarkan pengalaman Aryo, ia hanya mengalokasikan dana sekitar 10 - 20 persen dari total kekayaannya untuk diinvestasikan kepada startup.
"Investasi nggak boleh di atas 20 persen dari total kekayaan kita. Kenapa? Karena angel investor itu masuk dalam kategori high risk, tapi high profit juga. Tapi kalau salah skenario, kita bakal kehilangan segalanya (kekayaan)," tutur Aryo saat dikutip dari kelas yang digagas oleh platform di bidang edukasi keuangan dan investasi, Ternak Uang.
2. Portofolio investasi.
foto: shutterstock.com
Menurut Aryo, seorang angel investor wajib memiliki lebih dari satu portofolio startup yang dijadikan sasaran investasi. Cara ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kerugian dari startup yang mendapatkan pendanaan. Hal ini penting mengingat pendanaan seorang angel investor bersumber dari modal pribadi.
"Kalau ada dana, coba investasi di beberapa startup atau UMKM. Jadi misalnya, 20 persen kekayaan kita tadi diinvestasikan ke 5-10 perusahaan. Kenapa jangan 1-2 perusahaan? Seandainya 1 perusahaan mati (tutup/bangkrut), rasio untungnya masih ada 50 persen. Tapi gimana kalau keduanya mati? Hilang semuanya. Tapi kalau dari 10, masa iya sih enggak ada yang jadi (sukses)," papar Aryo.
3. Karakteristik startup potensial.
foto: Ternak Uang
Aryo menggarisbawahi, angel investor itu kompetitif sehingga perlu jeli dalam memilih startup untuk didanai.
"Cari startup yang tidak hanya memposisikan kita sebagai sumber pendanaan, tapi cari 'hidden gems' yang punya dampak besar bagi masyarakat. Lihat kelebihan yang dibawa startup tersebut," tutur Aryo.
Aryo juga menambahkan, startup dengan kriteria ini biasanya akan melibatkan investor dalam setiap usaha yang dijalankan. Tidak hanya berorientasi pada hasil.
4. Get Great Deals!
foto: shutterstock.com
Menurut Aryo, harus ada keselarasan antara visi dan misi startup dengan proyeksi hasil yang akan didapat. Bukan sekadar kesepakatan bisnis yang bagus saja, namun bisa memberi gambaran tentang kontinuitas bisnis yang dijalankan dalam jangka waktu tertentu.
"Jangan buat deal yang bagus, tapi luar biasa bagus. Jangan (mencari startup) yang setengah-setengah," Aryo mengingatkan.
5. Jangan fokus pada kepemilikan.
foto: shutterstock.com
Tips terakhir dari Aryo, jika ingin berinvestasi pada startup, jangan berfokus pada persentase kepemilikan startup itu sendiri. Fokuslah pada nilai atau valuasi perusahaan. Semakin besar valuasi sebuah startup, semakin besar pula keuntungan yang akan didapat.
"Apalagi kalau berinvestasi pada multi perusahaan. Untungnya akan berlipat ganda," pungkas pria 31 tahun itu.