1. Home
  2. »
  3. Personal Finance
26 November 2020 05:19

Gowes jadi tren, bisnis sepeda melaju kencang

Bersepeda jadi salah satu aktivitas yang digandrungi karena bisa jadi hiburan di luar rumah sembari menghirup udara segar. Syifaul Qulubil

Brilio.net - Minat masyarakat untuk menjaga kesehatan kian gencar dilakukan di masa pandemi ini. Salah satu olahraga yang cukup digemari adalah bersepeda.

Selain untuk menjaga kebugaran, bersepeda jadi salah satu aktivitas yang digandrungi karena bisa jadi hiburan di luar rumah sembari menghirup udara segar.

BACA JUGA :
Harga sepeda lipat Polygon di bawah Rp 3 juta beserta spesifikasinya


Menurut Dokter Muliadi Limanjaya dari RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, bersepeda adalah olahraga kardio yang bersifat aerobik atau jenis olahraga low impact yang dapat menjaga kebugaran tubuh.

"Rutin bersepeda mampu membantu meningkatkan kesehatan jantung, paru-paru, dan sistem peredaran darah di tubuh Anda," ujar Dokter Muliadi seperti dikutip dari Antara, Rabu (25/11).

Kian populernya tren gowes ini pun berdampak pada penjualan sepeda di Tanah Air. Sejumlah toko mengalami peningkatan penjualan hingga berkali-kali lipat.

BACA JUGA :
Harga sepeda balap United Vitessa dan spesifikasi, keren dan gesit

Hal ini pula yang terjadi pada toko sepeda Rodalink di kawasan Salatiga, Jawa Tengah. Sebagai salah satu yang terbesar, toko sepeda ini sempat mengalami lonjakan permintaan hingga tiga kali lipat.

"Minat masyarakat terhadap sepeda beberapa bulan ini memang mengingkat. Kalau di Rodalink Salatiga ini, jenis sepeda yang paling laku saat pandemi adalah sepeda gunung," ujar Arifin, supervisor Rodalink Salatiga saat ditemui brilio.net pada Minggu (22/11).

foto: Brilio.net/Syifaul Qulubil

Penjualan naik 3 kali lipat

Arifin menyebutkan jika peningkatan penjualan sepeda gunung yang berlokasi di kawasan Jalan Hasanudin, Salatiga ini mengalami peningkatan tajam pada bulan Juni. "Untuk kenaikan bisa 3 kali lipat lah kira-kira," ujar Arifin.

Dalam kurun satu bulan, ada 351 unit sepeda yang ludes terjual. "Penjualan sepeda paling banyak itu terjadi saat bulan Juni ya," imbuhnya.

Tingginya permintaan konsumen ini ternyata tidak sebanding dengan stok barang. Alhasil, Rodalink Salatiga memberlakukan sistem antre.

Para konsumen dapat memberikan data diri terlebih dahulu. Jika barang sudah tersedia, pihak toko akan menghubungi secara langsung.

"Sampai saat ini pun masih ada beberapa yang masih menunggu. Ada beberapa sepeda yang pesannya mulai bulan April, sampai sekarang belum dapat," lanjutnya.

foto: Brilio.net/Syifaul Qulubil

Paling laris sepeda harga Rp 3-10 juta

Arifin juga mengungkapkan bahwa sepeda gunung yang banyak diminati masyarakat Salatiga adalah sepeda dengan kisaran harga antara Rp 3 juta hingga Rp 10 juta. "Ya sebenarnya yang cari mahal juga ada sih, tapi lebih banyak ya range segitu," paparnya.

Untuk merek, lanjut dia, yang jadi primadona dan banyak dicari adalah Polygon Xtrada, Polygon Premier, dan Polygon Cascade.

"Selama ini yang beli itu ada masyarakat biasa, pegawai perusahaan ada banyak. Terus Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga banyak," tuturnya.

foto: Brilio.net/Syifaul Qulubil

Di tengah antusiasme masyarakat akan trend gowes ini, Arifin juga mengatakan jika tokonya juga memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran. Rodalink Salatiga bahkan juga bekerja sama dengan stasiun penyiaran radio.

Permintaan mulai normal.

Walau sempat mengalami lonjakan permintaan hingga 3 kali lipat pada bulan Juni lalu, Arifin mengakui jika akhir-akhir ini permintaan sudah mulai kembali normal.

Selain sepeda gunung, minat masyarakat terhadap jenis sepeda lipat dan sepeda balap juga cukup banyak. Bahkan saat ini peminat sepeda balap lebih tinggi dari sepeda gunung.

"Kalau saat ini peminatnya yang cukup naik justru sepeda balap. Sepeda lipat juga banyak yang cari. Kalau sepeda balap yang cukup banyak diminati itu merek Polygon Strattos. Terus kalau sepeda lipat banyak yang suka dengan merek Polygon Urbano," ujarnya.

Arifin juga menyebut, range harga sepeda lipat yang paling laris adalah Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. Sedangkan untuk sepeda balap, Rp 7 juta hingga Rp 15 juta.

foto: Brilio.net/Syifaul Qulubil

Penjualan sepeda di pasar tradisional.

Sementara itu, toko sepeda dengan skala usaha yang relatif lebih kecil hanya mengalami sedikit peningkatan penjualan. Salah satunya adalah toko sepeda Panther di dalam pasar tradisional Kota Salatiga.

Salah satu pegawai toko sepeda Panther, Didik, mengatakan, selama pandemi ini penjualan sepeda gunung di tokonya tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

foto: Brilio.net/Syifaul Qulubil

"Mungkin karena jangkauan pembelinya kurang luas," ujar Didik.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags