Brilio.net - Salah satu hewan reptil yang banyak ditakuti masyarakat adalah ular. Namun, di tangan pasangan Tina dan Mitra, ular bisa menjadi salah satu mata pencaharian yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi.
Sejak sembilan tahun lalu, pasangan inimencoba berbisnis kulit reptil. Gayung bersambut, karena pada saat itu tren aksesoris dari kulit reptil memang sedang melambung pesat. Akhirnya bisnis tersebut pun berjalan hingga saat ini. Bisnis tersebut diberi nama 'Tina Mitra Reptil'.
BACA JUGA :
11 Seleb Korea ini pernah kerja sebagai karyawan, ada yang jadi kasir
"Hingga saat ini kita masih terus mengikuti tren yang ada. Bentuk tas kulit kan seperti itu-itu saja tidak berubah," ujar Tina saat ditemui di Plaza Indonesia, Kamis (23/3).
Pengusaha asal Jambi ini mengatakan produksi dilakukan di Jambi karena bahan baku, yakni reptil tersebut masih sangat banyak, karena Jambi masih banyak hutan.
BACA JUGA :
Dari kuli panggul, Egi sukses bisnis kuliner beromzet 500 juta/bulan
"Selain ular kita ada biawak dan buaya. Tapi kalau buaya prosesnya agak lama karena harus ke penangkaran. Kita juga coba kulit sapi dan domba," jelasnya.
Ada bermacam-macam aksesoris yang dibuat menggunakan kulit hewan reptil ini. Seperti tas, sepatu, gelang dan masih banyak lagi. "Tapi kita lebih fokus di tas," katanya.
Tina mengaku proses produksi dari menguliti hewan hingga menjadi sebuah produk tas masih dilakukan sendiri dan memakan waktu hingga tiga minggu lamanya. Saat ini sudah ada 50 karyawan yang bekerja di usaha miliknya. Untuk harganya sendiri Tina memberi kisaran harga mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 5 juta.
"Harga menyesuaikan dengan ukuran tas, corak kulit, dan tingkat kesulitan. Karena semakin bagus coraknya akan semakin mahal. Apalagi ular piton memiliki corak kulit yang sangat bagus," jelasnya.
Namun usahanya bukan tanpa hambatan. Salah satunya kontroversi penggunaan kulit hewan sebagai bahan baku aksesoris. Menanggapi hal itu, Tina mengatakan bahwa usaha miliknya itu sudah mendapat perizinan dari pemerintah daerah.
"Hingga saat ini kita menggunakan kulit binatang ada izinnya. Dan didukung juga oleh Pemda yang menangani kehutanan. Jadi semuanya sesuai prosedur," jelasnya.