3 Kali masuk final Piala Dunia, negara ini disebut juara tanpa mahkota

Brilio.net - Salah satu kekuatan sepak bola di Eropa bahkan di dunia adalah Belanda. Negara yang akrab dengan kincir angin dan bendungannya ini merupakan negeri tempat para talenta sepak bola berbakat dilahirkan. Tak hanya pemain hebat, pemikiran-pemikiran mengenai filosofi, taktik, dan sistem bermain dalam sepak bola juga banyak lahir di negeri ini.

Belanda juga punya ekosistem sepak bola yang mapan. Kompetisi antar klub mereka berjalan dari mulai level amatir sampai yang paling elit di Eredivisie. Hasilnya, Belanda punya timnas yang diisi oleh pemain-pemain yang mampu tampil tangguh menghadapi tim lain yang lebih kuat.

Namun sayangnya, kemajuan sepak bola Belanda tidak diiringi dengan prestasi yang mereka raih. Tercatat, Timnas Belanda hanya berhasil meraih juara Piala Eropa pada 1988 di Jerman. Hanya itu satu-satunya gelar juara yang berhasil dikoleksi dalam lemari piala mereka.

foto: Twitter/@gasipo_opinions

Timnas Belanda juga jarang absen di Piala Dunia. Di turnamen akbar empat tahunan itu, Belanda hanya absen sebelas kali dari 22 edisi Piala Dunia. Torehannya pun tidak jelek-jelek amat. Belanda berhasil tampil di partai final sebanyak tiga kali, juara 3 sekali, dan peringkat keempat sekali. Artinya De Oranje sudah pernah tiga kali juara Piala Dunia.

Seperti terkena sial atau faktor lainnya, Belanda selalu antiklimaks ketika melakoni Piala Dunia di setiap edisi yang diikutinya.

 

 

Piala Dunia 1974 menjadi kali pertama Belanda berhasil melaju ke partai final.

Piala Dunia 1974 menjadi kali pertama Belanda berhasil melaju ke partai final. Di turnamen yang diadakan di Jerman Barat ini, Belanda harus puas ditaklukkan oleh tim tuan rumah dengan skor 2-1. Padahal, Belanda kala itu diperkuat oleh maestro mereka yakni Johan Cruyff. Meski aksinya tak terbendung, Cruyff tetap saja tidak bisa menaklukkan kolektifitas permainan dari Jerman Barat saat itu.

foto: Twitter/@brazilegend10

Empat tahun kemudian, angin kembali berhembus ke De Oranje. Tepatnya pada Piala Dunia 1978 yang diselenggarakan di Argentina, Belanda kembali melaju ke partai final. Seperti dejavu, Belanda kembali menantang tim tuan rumah untuk berebut titel juara. Kali ini Argentina lawannya yang saat itu diperkuat bomber Mario Kempes.

foto: Twitter/@CFclassics

Namun, Belanda pun kembali takluk dengan skor 1-3 sampai babak perpanjangan waktu. Banyak yang menuding, kekalahan Belanda kala itu lantaran absennya Johan Cruyff yang menolak berangkat ke Piala Dunia dan memilih boikot turnamen tersebut karena alasan HAM.

foto: Twitter/@amsul288

Harapan Belanda untuk menjadi juara kembali hadir 32 tahun kemudian. Piala Dunia 2010 menjadi kesempatan mereka untuk membawa pulang trofi emas ke negeri kincir angin ini. Mampu tampil impresif, Belanda kemudian berhasil melesat ke partai final menghadapi Spanyol.

Pertandingan begitu alot. Pasalnya kedua tim juga sedang mengajar sejarah untuk bisa jadi juara dunia untuk pertama kalinya. Pertandingan sampai harus dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu akibat kedua tim sama-sama tidak mampu mencetak gol di waktu normal.

Sampai pada menit ke-116, harapan Belanda hancur seketika. Adalah Andres Iniesta yang menjadi mimpi buruk bagi mereka dan akan dikenang sepanjang masa. Melalui umpan matang gelandang Cesc Fabregas, legenda FC Barcelona itu berhasil menghantam sebuah tendangan dan bola melesat ke gawang Maarten Stekelenburg saat itu.

foto: Twitter/@Olt_Sport

Mimpi Belanda harus dikubur sekali lagi di Piala Dunia 2010 itu. Pada 2014 Belanda hampir saja kembali ke partai final andai tidak dikalahkan oleh Argentina di babak adu penalti.

foto: Twitter/@risfcb

Pada Piala Dunia 2022 ini, Belanda kembali datang sebagai salah satu peserta dan sekali lagi akan mencoba peruntungannya untuk meraih juara sejati. Bukannya juara tanpa mahkota seperti yang menjadi julukan Belanda selama ini.

 


(brl/far)