Arrigo Sacchi, mantan penjual sepatu bawa Italia di final Piala Dunia
Brilio.net - Salah satu pelatih dan juru taktik yang melegenda di dunia adalah Arrigo Sacchi. Bagi kamu fans sepak bola 80-an atau 90-an, kiprahnya sebagai maestro taktik pasti sangat mengagumkan. Ia merupakan pelatih yang pernah membawa klub AC Milan meraih puncak kejayaannya pada musim 1987 sampai 1991.
Saat itu AC Milan begitu mendominasi sepak bola Italia dan Eropa. Total, dalam periode tersebut ada 5 gelar domestik maupun Eropa yang berhasil diraih I Rossoneri dalam kurun waktu 4 tahun. Kesuksesan tersebut membuat Sacchi dipanggil untuk menangani timnas Italia yang kala itu akan berlaga di Piala Dunia 1994. Di ajang tersebut, Sacchi juga sukses membawa Italia melesat sampai partai final. Mereka hampir saja menjadi juara andai tak dikalahkan oleh Brasil lewat drama adu penalti.
Profil Arrigo Sacchi.
foto: historyofsoccer.info
Arrigo Sacchi lahir di kota kecil di Italia bernama Fusignano. Dirinya tumbuh sebagai remaja yang menyukai sepak bola. Namun begitu, ketika bermain di lapangan ia tidak terlalu bagus. Namun, bakatnya dalam menganalisis pertandingan, taktik, sangat bagus.
Alhasil, Arrigo Sacchi tidak pernah menjadi seorang pemain sepak bola profesional. Dirinya justru bekerja menjadi penjual sepatu sambil terus menonton pertandingan sepak bola.
Sacchi tumbuh dengan menonton tim-tim dengan taktik menyerang kala itu seperti Budapest Honvéd, Real Madrid, Brasil, dan Belanda. Dia memulai kariernya dengan mengelola klub lokalnya, Baracca Lugo, karena dia tidak cukup baik untuk bermain untuk mereka.
"Saya berusia dua puluh enam tahun, penjaga gawang saya berusia tiga puluh sembilan tahun dan penyerang tengah saya berusia tiga puluh dua tahun. Saya harus memenangkan mereka," kata Arrigo Sacchi berkomentar tentang awal masa kariernya dikutip dari Gazzetta Di Parma.
foto: historyofsoccer.info
Dia selanjutnya melatih di Bellaria sebelum bergabung dengan Cesena, yang berada di Serie B, sebagai pelatih tim junior. Dia kemudian mengambil alih klub Rimini yang bermain di divisi Serie C1. Di klub tersebut Sacchi dan timnya hampir meraih gelar.
Dia mendapatkan promosi ketika dia pindah ke Fiorentina sebagai pelatih muda. Prestasinya bersama tim junior menarik minat Parma yang kala itu bermain di Serie C1. Dia memimpin Parma untuk promosi di musim pertamanya, dan di musim berikutnya membawa mereka promosi ke Serie A.
foto: historyofsoccer.info
Hal yang mengejutkan ketika di Parma, mereka mengalahkan AC Milan 1-0 di babak grup pada turnamen Coppa Italia. Di babak gugur pertama, Parma pun berhasil mengalahkan AC Milan lagi 1-0 secara agregat di babak sistem gugur pertama. Hal tersebut kemudian menarik minat dari pemilik klub Milan Silvio Berlusconi, yang segera menunjuk Sacchi sebagai manajer.
Di AC Milan, Arrigo Sacchi bisa dibilang ada di puncak kariernya. Ia membawa tim ini begitu mendominasi baik dari segi permainan dan juga gelar yang diraih. Taktik Arrigo Sacchi begitu mengubah mindset sepak bola kala itu. Formasi andalan 4-4-2 nya seperti mampu mengalahkan setiap lawan yang dihadapi AC Milan.
Selama periode 1987 sampai 1991, ada 5 trofi yang berhasil diboyong Milan berkat Arrigo Sacchi dan anak asuhnya.
Babak terakhir Arrigo Sacchi adalah bersama tim nasional Italia. Dia ditugaskan untuk menggantikan Azeglio Vicini, yang membawa Italia finis di peringkat ketiga di Piala Dunia kandang mereka setahun sebelumnya pada 1990.
Mengandalkan skuad inti yang terdiri dari beberapa pemain andalannya di AC Milan, Sacchi mulai membangun tim nasional Italia untuk Piala Dunia 1994. Memadukan pengalaman Franco Baresi dan kecemerlangan muda Paolo Maldini, ujian pertamanya adalah memperkuat lini belakang pertahanan.
foto: historyofsoccer.info
Kemampuan Sacchi untuk beradaptasi dan memotivasi para pemainnya dalam waktu singkat benar-benar teruji sebagai manajer sepak bola internasional. Mulai dari latihan permainan harian dengan intensitas tinggi di Milanello, metode Arrigo Sacchi harus diubah untuk mengasah skill pemainnya dalam waktu singkat yang mereka miliki bersama. Kemampuan beradaptasi inilah yang akhirnya membuatnya sukses sebagai manajer Italia.
Pertandingan pertama Italia di Piala Dunia 1994 membuat semua orang tercengang. Italia yang digadang-gadang tampil garang, malah keok di laga pertama mereka atas Republik Irlandia 0-1.
Arrigo Sacchi yang terkenal dengan taktiknya yang ciamik mulai dipertanyakan. Di Piala Dunia yang diselenggarakan di Amerika Serikat ini, Italia akhirnya berhasil lolos ke babak 16 besar berkat finis sebagai peringkat 3 terbaik.
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Italia akhirnya berhasil memenangkan setiap pertandingan dari 16 besar hingga babak semifinal. Italia berhasil masuk ke final untuk meraih gelar Piala Dunia keempatnya. Namun, mereka ditahan oleh tim samba Brasil sehingga pertandingan harus dilanjutkan sampai adu penalti.
Italia kalah dalam adu tos-tosan tersebut. Ditandai dengan tendangan Roberto Baggio yang melambung ke atas gawang, membuat semua semua pemain, pelatih, dan seluruh pendukung timnas Italia terhenyak lemas.
Perjalanan Arrigo Sacchi sebagai pelatih diakhiri pada tahun 2001 ketika dirinya kembali menangani klub lamanya yakni Parma.
(brl/lin)
BACA JUGA :
- Pernah juara Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih, ini dia daftarnya
- 5 Pelatih sepak bola dengan gaji terbesar, nomor 1 bukan Zidane
- Lama tak terdengar, ini kabar 7 eks pelatih asing Timnas Indonesia
- 5 Pelatih sepak bola ini punya kebiasaan unik saat pertandingan
- 9 Meme lucu Italia gagal ikut Piala Dunia 2022, bikin senyum ngenes