Gavi, calon bintang baru di Piala Dunia yang tak bisa ikat tali sepatu
Gavi kerap cuek membiarkan tali sepatunya terurai saat dirinya berlarian di lapangan hijau
Gavi menghabiskan masa anak-anaknya di selatan Spanyol. Sebuah kawasan yang terkenal paling hangat di Eropa karena berbatasan langsung dengan selat Gibraltar dan benua Afrika. Gavi tumbuh menjadi sosok anak yang lugu dan pemalu. Namun, diam-diam dirinya punya tingkah yang hiperaktif jika tidak ada seorang pun di sekelilingnya.
foto: Twitter/@fcbgavira
Orang tua Gavi mengaku, bahwa puteranya adalah anak yang suka asyik sendiri saat bermain. Gavi pernah ditemukan seharian bermain pasir di pantai sendirian tanpa merasa sedikit pun khawatir.
Salah satu momen keasyikan Gavi juga banyak dihabiskan bersama bola. Orang tuanya kemudian mengambil kesimpulan Gavi punya ketertarikan yang kuat terhadap olahraga si kulit bundar ini. Akhirnya, Gavi dimasukkan ke sebuah akademi sepak bola bernama La Liara pada usia 6 tahun.
Keterampilannya makin berkembang, kemudian dirinya pindah ke tim junior yang lebih punya prospek yakni klub junior milik Real Betis, salah satu klub yang berlaga di La Liga Spanyol.
foto: Twitter/@Barca_Buzz
Di klub ini, Gavi mendapat banyak sorotan karena kerap beberapa kali tampil menonjol. Dirinya memenangkan beberapa penghargaan individu. Gavi mencetak 95 gol dalam durasi dua tahun di klub junior Real Betis. Hanya satu kekurangan Gavi, dirinya kerap kesulitan mengikat tali sepatunya.
Hal tersebut membuat klub-klub raksasa seperti Barcelona, dan Real Madrid mulai memantau perkembangan Gavi. Sampai akhirnya, Gavi dikontrak oleh Barcelona dan diboyong ke akademi pemain muda mereka, La Masia. Gavi tampil mengesankan di beberapa percobaan pertandingan La Masia.
foto: Twitter/@PabloGaviria09
Pada 2021 dirinya sempat masuk tim Barcelona B, namun karena potensinya yang menjanjikan, ia dipilih oleh pelatih Barcelona saat itu, Ronald Koeman untuk promosi ke tim utama Barcelona. Di klub ini, Gavi berhasil menunjukkan skill dan permainannya yang terkenal ngotot.
Meskipun begitu, masalah tak bisa mengikat tali sepatunya ini tetap tak bisa ia selesaikan. Bahkan, diketahui Gavi kerap cuek membiarkan tali sepatunya terurai saat dirinya berlarian di lapangan hijau.
foto: 90min.com
Hal tersebut sempat diingatkan oleh pelatih dan rekan-rekannya. Salah satu rekannya bahkan sampai membantu Gavi mengikat tali sepatunya di tengah-tengah pertandingan.
foto: 90min.com
Di Timnas Spanyol, Gavi bersama bintang muda Barcelona lainnya Pedri, menjadi duo bocah yang dipanggil Luis Enrique di kualifikasi Piala Dunia. Menarik untuk ditunggu bagaimana penampilan bocah 18 tahun ini. Apakah di Piala Dunia 2022 nanti, tali sepatunya akan terikat dengan rapi?
(brl/tin)
BACA JUGA :
- Sadio Mane, pemain dermawan yang jadi kapten Senegal di Piala Dunia
- Kabar skuat Jerman juara Piala Dunia 2014, Schweinsteiger jadi penyiar
- Kisah Maradona: Anak jalanan, teman mafia, hingga juara Piala Dunia
- Kisah Cristiano Ronaldo, hampir tak dilahirkan karena tak ada biaya
- Sempat diagnosis gagal tumbuh, sosok ini jadi mega bintang sepak bola