Juara di 4 liga negara berbeda, pelatih ini dulunya cuma guru olahraga
Brilio.net - Bagi kamu penggemar setia sepak bola, pasti sudah tidak asing dengan nama satu ini: Jose Mourinho. Yak, pria berkebangsaan Portugal itu dikenal sebagai pelatih sepak bola yang sukses di era awal dekade 2000-an sampai kini.
Mourinho mulai dikenal sejak dirinya memenangkan gelar Liga Champions Eropa pada musim 2004 bersama FC Porto. Dirinya kemudian direkrut oleh klub kaya baru yakni Chelsea dan langsung menjadi buah bibir media sejak saat itu.
Karakternya yang sarkas dan sedikit arogan di hadapan media, membuatnya dikenal sebagai pelatih yang cukup nyentrik. Mourinho bahkan menjuluki dirinya sebagai "The Special One" di hadapan media.
Kamu bisa menelusuri lebih lanjut tentang perjalanan karir Mourinho. Darimana asalnya, latar belakangnya, serta bagaimana perjalanan karirnya. setelah itu, kamu mungkin akan terkejut bahwa Mourinho adalah seorang yang tidak mentereng-mentereng amat sebagai pesepak bola. Karirnya di sepak bola sebagai pemain bisa jadi hanya berkutat di level rendahan bahkan amatir.
foto: Twitter/@brfootball
Mourinho lahir pada tahun 1963 dari keluarga besar kelas menengah di daerah Setúbal, sebuah kawasan pinggiran wilayah metropolitan Lisbon. Ayahnya bermain sepak bola secara profesional untuk Belenenses dan Vitória de Setúbal, mendapatkan satu caps untuk timnas Portugal selama karirnya. Ibunya adalah seorang guru sekolah dasar dari latar belakang orang kaya.
Mourinho ingin mengikuti jejak ayahnya dan bergabung dengan tim muda Belenenses. Lulus ke tingkat senior, ia meninggalkan klub pada tahun 1980 untuk menandatangani kontrak dengan klub Rio Ave. Ia bermain untuk tim cadangan, dan pada tahun 1981, bergabung dengan klub ayahnya, yang menjadi manajer tim utama Belenenses.
foto: Twitter/@90sfootball
Di sana, ia menjalin kerjasama yang produktif dengan striker veteran Mário Reis. Menurut mantan rekan setimnya Baltemar Brito, keduanya mencetak sekitar 100 gol, dengan Mourinho mencetak 47 diantaranya.
Kariernya sebagai pemain nampak monoton dan tidak kunjung berkembang.
Selain bermain untuk cadangan, Mourinho biasanya ditugaskan untuk mencari tim untuk dijadikan lawan bertanding oleh ayahnya. Dia jarang dipilih oleh ayahnya menjadi pemain utama, tetapi dia melakukan debutnya untuk klub di babak ketiga Taça de Portugal, dalam kemenangan 2-1 perpanjangan waktu atas Salgueiros.
Kariernya sebagai pemain nampak monoton dan tidak kunjung berkembang. Di level senior, Mourinho telah bermain untuk klub Rio Ave, Belenenses, Sesimbra, Comércio e Indústria. Di semua klub itu permainan Mourinho tidak signifikan.
Mourinho merasa dirinya tidak punya cukup kekuatan fisik dan skill yang bagus untuk menjadi seorang profesional dan memilih untuk fokus menjadi pelatih sepak bola.
Namun, ibunya mendaftarkannya di sekolah bisnis, tetapi Mourinho keluar pada hari pertamanya. Dirinya lebih suka fokus pada olahraga, dan memilih untuk masuk ke Instituto Superior de Educação Física (ISEF), Universitas Teknik Lisbon, untuk belajar ilmu olahraga.
foto: Twitter/@scoutedftbl
Setelah lulus, bukannya menjadi pelatih sepak bola seperti keinginannya, Mourinho malah diterima mengajar sebagai guru olahraga di sebuah sekolah. Dirinya mengajar disana dan membina sebuah ekstrakulikuler sepak bola dan melatihnya layaknya sedang melatih klub profesional.
Mourinho akhirnya memutuskan untuk segera mengejar mimpinya untuk kembali ke jalur yang ia inginkan: Sepak bola . Setelah meninggalkan pekerjaannya sebagai pelatih sekolah, Mourinho mencari jalan menuju agar dirinya meraih sertifikat kepelatihan di kota kelahirannya dan menjadi pelatih tim yunior di Vitória de Setúbal pada awal 1990-an.
foto: Twitter/@90sfootball
Karir pelatihnya menanjak setelah dirinya mendapat kesempatan menjadi asisten pelatih Bobby Robson yang kala itu menangani klub FC Porto. Mourinho bertugas menjadi penerjemah untuk Robson. Dari sini, Mourinho belajar banyak soal teknik kepelatihan. Pemikiran-pemikiran mengenai taktik, dan juga metode latihan para pemainnya.
Ketika Bobby Robson pindah dari Porto, Mourinho pun ikut diajak. Kala itu, Bobby Robson direkrut FC Barcelona sebagai pelatih dan Mourinho turut menjadi asisten pelatihnya disana. Tugasnya kali ini berkembang tak hanya menjadi penerjemah. Mourinho mulai diberikan tanggung jawab untuk memberikan saran taktik terutama tentang skema pertahanan FC Barcelona. Di klub Katalunya ini, mereka berhasil meraih Piala Winners Eropa, Copa del Rey dan Piala Super Spanyol.
Ketika Roson pergi meninggalkan Barca, kali ini Mourinho tetap tinggal di klub ini. Dirinya dipertahankan oleh Barca untuk menemani pelatih mereka yang baru yakni Louis Van Gaal.
Dari Van Gaal, kemudian ilmu kepelatihan Mourinho semakin matang, dan dirinya memutuskan untuk melanjutkan karirnya sebagai pelatih kepala sebuah klub profesional.
foto: Twitter/@InfiniteMadrid
Sebagai pelatih, karirnya dimulai dari klub Benfica pada 1996-2000, di União de Leiria pada 2001–2002, dan pindah ke Porto pada 2002–2004. Di klub Porto inilah Mourinho mulai dikenal publik luas setelah membawa Porto memenangkan Liga Champions.
Usia juara bersama Porto, Ia langsung diboyong Chelsea dan berhasil mempersembahkan gelar Liga Premier Inggris untuk klub London Biru ini. Di Inggris, Mourinho juga terkenal dengan pelatih yang sering menyindir siapapun yang ia tak suka, termasuk kepada pelatih Arsenal saat itu, Arsene Wenger.
foto: Twitter/@Iconic_Mourinho
Internazionale Milan adalah pelabuhan Mourinho selanjutnya. Pada musim 2009-2010, Inter di bawah Mourinho berhasil mencetak rekor dengan meraih treble winner untuk pertama kalinya bagi klub tersebut.
Kehebatannya kemudian membuat klub raksasa real Madrid memboyongnya. Mourinho dipercaya untuk menangani El Real yang kala itu sedang diisi oleh segudang bintang proyek Los Galacticos Jilid 2. Nama-nama seperti Cristiano ronaldo, Kaka, Ozil, Di Maria, Gareth Bale, serta Sergio Ramos, menjadi pemain-pemain dalam arahan Mourinho selama musim 2010-2013.
foto: Twitter/@DeadlineDayLive
Di Madrid, dirinya berhasil menjuarai La Liga dan Copa Del Rey. Mourinho menjadi pelatih pertama yang mampu juara liga di 4 negara berbeda. sebuah rekor yang sulit untuk diraih oleh pelatih manapun.
Perjalanan The Special One dilanjutkan dengan kembali menangani Chelsea. Kemudian Manchester United, Tottenham Hotspurs, dan kini Mourinho melatih klub ibukota Italia, AS Roma.
Bersama Roma, ia berhasil juara UEFA Conference League di musim 2021-2022.
(brl/far)
BACA JUGA :
- Pensiun dari sepak bola, eks kiper Jerman jadi pegulat WWE Smackdown
- Dulu pemulung, sosok ini menjelma pesepak bola dan juara Piala Dunia
- 10 Eks pemain Piala Dunia yang pernah tampil di Liga Indonesia
- Cetak gol salto dari jarak 29 meter, Ibrahimovic ternyata taekwondoin
- Hanya 3 pemain ini yang pernah tampil di 5 Piala Dunia, ini profilnya
- 5 Juara Piala Dunia dengan rekor gol terbanyak, Jerman ganas di 1954
- Dari Pele hingga Beckham, 5 pemain Piala Dunia yang jadi bintang film