Laga paling sengit, 5 pertandingan Piala Dunia diakhiri adu penalti
Brilio.net - Piala Dunia adalah turnamen sepak bola yang selalu menarik untuk diikuti. Turnamen akba ini mempertemukan negara-negara peserta yang bersaing untuk menjadi tim sepak bola terbaik sejagat raya.
Kini, Piala Dunia sudah diisi oleh 32 tim. Mereka akan bertanding di lima babak. Babak grup, babak 16 besar, perempat final, semifinal, dan final sebagai partai pamungkas turnamen ini. Semakin masuk ke babak gugur, ketika para peserta sudah gugur satu-persatu, maka turnamen akan semakin seru.
Pasalnya, hanya akan tersisa tim-tim tangguh yang masih bertahan untuk kembali bertemu dalam bagan turnamen. Mereka akan bertarung sampai Piala Dunia melahirkan juara.
Persaingan akan semakin seru jika kedua tim yang bertemu sama-sama kuat. Sampai waktu habis baik 90 menit dan tambahan waktu, pertandingan akhirnya akan dilanjutkan ke babak adu penalti untuk mengeluarkan satu pemenang saja dalam pertandingan tersebut.
Dalam sejarah Piala Dunia, sudah ada dua partai final Piala Dunia yang harus diselesaikan via adu penalti, yakni pada 1994 kala Brasil menaklukkan Italia, dan 2006 ketika Italia berjaya dengan menaklukkan Prancis di Kota Berlin.
Nah, kira-kira laga paling sengit mana saja di Piala Dunia yang berakhir lewat adu penalti? Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (8/11), ini ulasannya.
Laga final paling sengit
1. Final Piala Dunia 1994; Brasil vs Italia
foto: Twitter/@EDUX77
Partai final Piala Dunia 1994 mempertemukan dua tim dengan generasi emas Italia vs Brasil di stadion Rose Bowl, Pasadena, Amerika Serikat. Italia yang digadang akan meraih titel keempatnya harus menghadapi Brasil yang kala itu juga tak mau menyerahkan begitu saja trofi Piala Dunia pada pasukan Gli Azzurri.
Pertandingan ini berjalan sengit dengan aksi saling serang antar kedua tim. Berbagai peluang juga diciptakan oleh kedua tim namun gol tak kunjung berbuah. Saking sengitnya kedua tim tak segan untuk memperagakan permainan keras.
Sampai waktu normal dan babaka tambahan habis, kedua tim masih sama-sama alot. Hingga akhirnya pertandingan harus dilanjutkan di adu tos tosan atau adu penalti. Italia menjadi penendang pertama, pemain senior mereka, Franco Baresi justru gagal pada tendangan pertama, begitu juga penendang pertama Brasil, Marcio Santos yang gagal.
Selanjutnya, Albertini dari Italia, Romario dari Brasil, Alberico Evani dari Italia, dan Branco asal Brasil melaksanakan tugasnya. Italia kemudian harus terhenyak ketika Daniele Massaro gagal pada tugasnya. Sementara itu, Carlos Dunga sukses menendang penalti. Italia sebenarnya masih punya peluang, Penendang kelima mereka, Roberto Baggio tampil sebagai penendang selanjutnya bagi Gli Azzuri.
Namun, dewi fortuna seperti tidak mau berpihak kepada anak-anak asuhan Arrigo Sacchi. Tendangan Baggio justru melambung jauh diatas mistar gawang. dirinya berikut rekan-rekannya terhenyak lemas, sementara Para pemain, pelatih dan segenap pendukung BRasil bersorak untuk kemenangan keempatnya di ajang Piala Dunia.
2. Final Piala Dunia 2006; Italia vs Prancis
foto: Twitter/@Mapi4que3
Laga final Piala Dunia 2006 yang dilaksanakan di kota Berlin, Jerman. Mempertemukan Prancis dan Italia untuk berebut gelar juara. Keduanya tim sama-sama pernah merasakan juara. Italia sudah tiga kali, Prancis pernah sekali ketika mereka menjadi tuan rumah pada 1998.
Italia kala itu diisi oleh para bintang-bintang Serie A yang saat itu jadi kompetisi paling populer dan kompetitif di dunia. Sementara Prancis juga diisi oleh bintang-bintangnya seperti Zinedine Zidane, Franck Ribery, Lilian Thuram, Barthez, Claude Makelele.
Pertandingan berlangsung sengit. Prancis berhasil membuka keunggulan dengan hadiah tendangan penalti yang berhasil dikonversi jadi gol oleh Zidane. Sementara juga tak mau berpangku tangan dengan berhasil membalas ketertinggalan lewat gol sundulan Marco Materazzi, 12 menit setelah Zidane mencetak gol.
Pertandingan banyak diwarnai pelanggaran. Aksi saling serang dari kedua tim juga tersaji sepanjang pertandingan. Namun, skor 1-1 sama tetap bertahan hingga peluit tanda berakhirnya pertandingan ditiupkan. Babak perpanjangan waktu pun tak mampu membuat kedua tim menggandakan skor. Pada menit ke-110 justru terjadi sebuah insiden kartu merah terhadap Zidane yang kedapatan menanduk dada Materazzi.
Ketika babak tambahan waktu usai, adu penalti pun tak terelakkan. Kedua tim bersiap mempersiapkan algojonya masing-masing. Tak mau mengulang kesalahan senior-seniornya di tahun 1994, lima pemain Italia yang dipasang sebagai algojo pun sukses mengemban tugasnya.
Sementara petaka bagi Prancis, salah satu penendang mereka David Trezeguet gagal karena bola membentur mistar. Prancis tertunduk dan Italia bersukacita merayakan gelar juara keempatnya.
3. Semifinal Piala Dunia 1982; Jerman Barat vs Prancis
foto: Twitter/@thecentretunnel
Piala Dunia 1982 adalah pertama kali adu penalti dijadikan sebagai teknik untuk memecahkan kebuntuan kala dua tim main sama kuat dengan skor yang sama. Pada babak semifinal di edisi tersebut mempertemukan Jerman Barat kontra Prancis. sampai akhir waktu tambahan skor mereka sama kuat dengan kedudukan 3-3.
Sampai akhirnya wasit pun memutuskan untuk mengadakan babak adu penalti untuk pertama kalinya. Pada babak tersebut pun kedua tim masih sama kuat. Antara Jerman Barat dan Prancis, 4 dari lima algojo mereka sukses menendang penalti. Ketika itu terjadi, algojo penalti kemudian ditambah jadi masing-masing satu orang untuk kedua tim.
Nahas bagi Prancis, penendang mereka Marcel Bossis gagal melaksanakan tugasnya, sementara dari Jerman Barat, Horst Hrubesch sudah sukses menjadi penendang sebelum Bossis.
Jerman Barat pun melenggang ke partai final melawan Italia yang sudah menang melawan Italia. Di partai tersebut Der Panzer harus takluk oleh Paolo Rossi dan kawan-kawan.
4. Semifinal Piala Dunia 1990; Argentina vs Italia
foto: Twitter/@RoyNemer
Pada Piala Dunia 1990 yang diadakan di Italia, tim tuan rumah berhasil melenggang ke semifinal menghadapi Tim Tango Argentina. Pertandingan ini berlangsung alot ketika Argentina yang masih dihuni skuad juaranya di empat tahun lalu. Italia pun yang diisi bintang-bintangnya dan tampil di rumahnya sendiri saat itu tak mau begitu saja memberikan peluang kepada Argentina.
Hal yang unik pada pertandingan ini adalah, publik Italia malah cenderung mendukung Argentina yang diperkuat oleh Diego Armando Maradona. Diketahui, pertandingan itu diadakan di Stadion San Paolo di Kota Naples, kandang klub Napoli yang kala itu dibela Maradona.
Napoli kala itu baru saja dibawa juara oleh Maradona, sehingga membuat publik Kota Naples pun menjadi enggan mendukung timnasnya sendiri, yang notabene dihuni pemain dari kota-kota besar di Italia bagian utara yang merupakan kalangan yang cenderung mendiskriminasi orang-orang Naples di Italia selatan.
Pertandingan ini diakhiri dengan skor sama kuat 1-1. Sampai akhir babak perpanjangan waktu, kedudukan tidak berubah sehingga adu penalti menjadi solusi untuk mengeluarkan pemenang dalam pertandingan tersebut.
Sial bagi tim tuan rumah. Mereka harus menerima kenyataan bahwa dua dari lima algojo yang disiapkan malah gagal dalam mengeksekusi penalti. Sementara empat algojo milik Argentina termasuk Maradona sukses mengemban tugasnya dan membuat Argentina kala itu melaju ke babak final menghadapi Der Panzer Jerman.
5. Semifinal Piala Dunia 2014; Argentina vs Belanda
foto: Twitter/@LM10_BLAUGRANA
Argentina punya asa setelah sekian lama sejak kejayaannya di Piala Dunia 1986. Pada Piala Dunia 2014, Argentina menjadi harapan Amerika Latin untuk bisa melaju ke final setelah di partai semifinal sebelumnya, Brasil sebagai tuan rumah luluh lantak dengan skor 7-1 oleh Jerman.
Argentina harus bertemu wakil Eropa lainnya yakni Belanda dalam partai semifinal tersebut. Bermain di negara tetangga mereka, Argentina punya asa maju ke partai pamungkas agar punya harapan juara di benua mereka sendiri.
Namun, pertandingan tersebut berjalan alot. Kedua tim tak mampu mengkonversi satu gol pun berbagai peluang yang mereka dapatkan. Skor kacamata bertahan sampai peluit berakhirnya babak tambahan waktu. Akhirnya adu penalti lah yang dijadikan solusi.
Dewi fortuna memang sedang berpihak pada Argentina malam itu. Lionel Messi dan tiga penendang penalti lainnya sukses mengemban tugas mereka. Sementara Belanda harus keok karena hanya berhasil membobol dua kali dari 4 kali percobaan yang mereka lakukan.
(brl/pep)
BACA JUGA :
- 9 Skor adu penalti terbanyak di Piala Dunia, kejutan Korsel vs Spanyol
- Kisah Maradona: Anak jalanan, teman mafia, hingga juara Piala Dunia
- Thomas Muller, bakat temuan pelatih Malaysia yang juara Piala Dunia
- Kontroversi Luis Suarez di Piala Dunia, gigit lawan hingga tepis bola
- Kisah Cristiano Ronaldo, hampir tak dilahirkan karena tak ada biaya
- Daftar Piala Dunia dengan adu penalti paling sedikit hingga terbanyak