Mungkin sebagian dari anak muda zaman sekarang masih menganggap kalau musik dangdut itu 'nggak banget'. Ya, memang musik dangdut selama ini masih dikenal sangat dekat dengan kesan kampungan dan seronok. Namun beda halnya dengan musik dangdut yang satu ini.
Adalah Libertaria, besutan Kill The DJ (Marzuki Mohamad) dan Balance Perdana yang belum lama ini mengusung musik dangdut unik. Dua 'pemuda' yang masih satu member di Jogja Hip Hop Foundation (JHF) itu menciptakan genre dangdut segar bernama Post Dangdut Electronika, alias dangdut elektronik.
Libertaria juga mengajak beberapa musisi Jogja seperti Heruwa (Shaggydog), Farid Stevy (FSTVLST), Paksi Raras (Musikanan), Brodod (Produk Gagal/Regals), Molimo Choir dan biduan dangdut Riris Arista (penyanyi organ tunggal). Merasa masih kurang personel, Marzuki juga meminta sahabatnya, Glenn Fredly untuk 'merapat' dalam proyek musik asyik ini. Akhirnya Libertaria merilis album Kewer-Kewer yang berisi 10 lagu bebas unduh pada 18 Mei 2016 lalu.
Dangdut elektronik menjadi pilihan karena Libertaria ingin berkomunikasi dengan lapisan masyarakat paling bawah melalui lagu. Cara komunikasi yang paling baik adalah menggunakan bahasa yang dipahami. Apapun tema yang ingin dibicarakan, Marzuki yang sering menulis lirik hanya beberapa saat menjelang rekaman itu mengaku harus menyederhanakan kata-kata agar mudah dipahami.
"Lagu dangdut dengan tema sosial memang jarang, apalagi dengan sentuhan dangdut elektronik atau lebih tepatnya Post Dangdut Electronika gaya Libertaria," kata Marzuki ketika ditemui brilio.net di Release Concert Libertaria Kewer-Kewer, di Panggung Basiyo XT Square Jogja, Rabu (25/5) malam.
Balance menambahkan, sebutan Post Dangdut Electronika itu sebenarnya hanya nama spontan yang terlontar agar genre dangdut baru yang dibawakan Libertaria ini lebih terlihat keren dan langsung mudah diingat banyak orang. "Karena Libertaria juga nggak begitu dangdut banget, nggak begitu elektronika banget, tapi juga nggak hip hop banget. Kami memadukan semua unsur yang ada di genre tersebut," kata dia.
Senada dengan Balance, Marzuki juga menganggap kalau Post Dangdut Electronika adalah genre dangdut elektronik yang bebas dan beda dengan dangdut asli karena mereka menggunakan sound-sound yang lebih modern, namun masih bisa diterima oleh telinga masyarakat Indonesia.
"Kalau sama dangdut biasa ya jelas beda. Dari aransemen dan sound bisa kelihatan, mungkin agak mirip dangdut koplo tapi lebih dikemas sedemikian rupa agar nggak terlalu ndeso, tapi juga nggak terlalu modern meski tetap dibilang dangdut elektronik. Tujuannya ya biar semua kalangan bisa menikmati lagu-lagu Libertaria, karena di album bebas unduh ini membawa pesan dan bagaimana kemudian dangdut itu dinikmati oleh orang-orang yang selama ini mungkin nggak peduli sama dangdut," ujar pria yang lebih kerap disapa Juki ini.
Perlu diketahui, sebelum Libertaria merilis album kompilasi dengan single Kewer-Kewer itu, Libertaria juga sudah merilis single pertamanya berjudul Ora Minggir Tabrak yang khusus dibawakan Marzuki sendiri dan masuk sebagai soundtrack di film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2.
Penasaran dengan suasana meriah konser rilis album Libertaria Kewer-Kewer yang mengusung dangdut elektronik ini? Cek satu per satu foto-fotonya di bawah ini.
Yang kemarin nggak sempat datang langsung, dijamin rugi ~
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Konser rilis Libertaria Kewer-Kewer dibuka oleh penampilan BAROKKA (Heruwa Shaggydog) featuring Regals (Brodod & Bimacho).
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
BAROKKA x Regals.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Regals sukses membuat penonton koor massal dengan singlenya, 'Plipir Mbajing'.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Usai BAROKKA, penampilan pertama dari kolaborator Libertaria dipercayakan kepada Molimo Choir yang beranggotakan Paksi Raras (Musikanan), Bayu Pamura dan Adhi Chedhel membawakan lagu 'Rakyat Bergoyang'.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Adhi Chedhel dan Paksi Raras.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Bayu Pamura, vokalis yang paling atraktif di Molimo Choir.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Penampilan berikutnya dilanjutkan oleh Riris Arista & Brodod membawakan lagu 'Dangdut Ning Njero Ati (DNA)'.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Riris Arista & Brodod 'menggoyang' penonton.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Riris satu-satunya kolaborator wanita di Libertaria yang sangat sukses bikin penonton heboh.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Usai tampil dengan Brodod, Riris Arista masih melanjutkan penampilannya sendiri dengan membawakan lagu 'Citra Itu Mahal'.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Paksi Raras dengan tembang 'Jalur Pantura'.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Balance Perdana dan Marzuki Mohamad, duo yang memelopori Libertaria sekaligus sebagai music producer di album Kewer-Kewer.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Panggung semakin memanas dengan penampilan Farid Stevy, membawakan lagu 'Orang Miskin Dilarang Mabuk'.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Sebelum ikut berkolaborasi di Libertaria, Farid Stevy sudah terbukti selalu bisa mencuri penikmat musik Jogja dengan kelompok musik seni kontemporernya, FSTVLST.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Marzuki dan Balance ikut menyapa penonton saat penampilan Farid.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Lagu 'Orang Miskin Dilarang Mabuk' yang dibawakan Farid ini juga sukses bikin koor massal penonton.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Riris Arista kembali bikin heboh penonton dengan lagu 'Interupsi'.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Riris Arista naik ke atas meja lalu 'menggoyang' Marzuki dan Balance.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Paksi kembali unjuk gigi dengan lagu 'Nyalakan Api'.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Tanpa basa-basi, Paksi melanjutkan dengan lagu selanjutnya, 'Teruslah Bekerja' yang seharusnya dibawakan Glenn Fredly. Pelantun tembang 'Cukup Sudah' itu kebetulan berhalangan hadir di dalam konser rilis ini.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Marzuki dan Balance tak henti-hentinya mengajak penonton untuk terus bergoyang dan bersenang-senang menikmati lagu. "Dangdut kok ora njoget!".
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Ini yang paling ditunggu-tunggu penonton. Penampilan Marzuki, Riris Arista dan Joko Kewer membawakan single Libertaria, 'Kewer-Kewer'.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Joko Kewer adalah maskot utama dari Libertaria. Jogetannya di lagu 'Kewer-Kewer' sangat menarik dan berkarakter.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Riris Arista mendapat 'porsi' yang dominan dalam lagu 'Kewer-Kewer' ini.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
'Kewer-Kewer' adalah lagu yang paling energik di album Libertaria dan didaulat menjadi single pertama yang sudah dibuat video klipnya.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Seluruh kolaborator Libertaria berkumpul dan kembali berkomunikasi dengan penonton.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Kolaborator Libertaria membawakan lagu terakhir 'Mari-Mari' yang dinyanyikan secara keroyokan.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Akhirnya, seluruh kolaborator berpamitan kepada penonton. Matur nuwun..
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Ternyata acaranya belum usai kawan! Panggung Basiyo kembali digoyang oleh HaSoe Angels.
Agib Tanjung © 2016 brilio.net
Grup dangdut tulen ini adalah binaan Hadi Soesanto SE (sarjana electone).