Brilio.net - Pelantikan Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin tinggal hitungan jam akan digelar. Jokowi akan melanjutkan roda pemerintahan lima tahun ke depan. Hal tersebut diraih pasangan calon presiden nomor urut 01 setelah memenangkan suara di pemilihan umum 2019.
Berbagai persiapan telah dilakukan untuk kesuksesan pelantikan presiden dan wakil presiden pada hari ini, Minggu (20/10). Persiapan ini tentunya salah satunya untuk menjamu tamu 17 kepala negara yang hadir dalam pelantikan. Adapun pelantikan ini digelar di gedung MPR/DPR Republik Indonesia.
BACA JUGA :
Jokowi-Ma'ruf Amin lakukan ini beberapa jam jelang pelantikan
Selain siapa sangka, di tengah kesibukan persiapan pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin ada kejutan tak terduga. Kejutan tersebut berupa sikap politik Jokowi yang seakan mendekat dengan partai oposisi. Selain dari Jokowi, ada juga sikap politik dari kubu non-koalisi yang juga tak kalah mengejutkan.
Berikut kejutan-kejutan politik jelang pelantikan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, dilansir Brilio.net dari Merdeka, Minggu (20/10).
1. Pertemuan Jokowi dengan partai oposisi.
BACA JUGA :
Pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin dihadiri 17 Kepala Negara
foto: Liputan6.com
Menjelang pelantikan presiden, Jokowi nampak sibuk menerima tamu di Istana Negara. Dari sejumlah tamu yang datang, yang mengejutkan adalah Jokowi kedatangan para ketua umum parpol pendukung Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 lalu.
Mereka antara lain; Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Jokowi bertemu SBY pada Kamis (10/10). Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas berbagai hal termasuk kemungkinan Partai Demokrat bergabung ke koalisi pemerintah. Sama seperti pertemuan dengan SBY, saat bertemu Prabowo pada Jumat (11/10) yang dibahas kemungkinan Gerindra masuk ke Koalisi Indonesia Kerja.
Kemudian, pada Senin (14/10) bertemu dengan Zulkifli Hasan. Yang dibahas tetap sama soal kemungkinan PAN masuk koalisi pemerintah. Sementara terkait peluang PAN masuk struktur kabinet periode kedua, Jokowi menegaskan belum membahasnya.
"Ya ada, tapi belum sampai final, belum rampung," ujar Jokowi kepada merdeka.com usai pertemuan di Istana Merdeka Jakarta, Senin (14/10).
Pertemuan dengan ketua umum partai oposisi ini memunculkan beragam komentar. Sebab mereka datang di detik-detik terakhir jelang pelantikan dan pengumuman menteri Jokowi.
2. Jokowi ingin bekerja sama dengan oposisi.
foto: Merdeka.com
Di hari-hari terakhir bertugas di periode pertama, Presiden Jokowi sempat bertemu pimpinan partai koalisi pendukungnya. Salah satu yang ditemuinya Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.
Dalam pertemuan itu Jokowi dan Surya Paloh membahas kerja sama politik di luar kabinet dengan partai lainnya seperti Gerindra. Meski begitu pada pertemuan itu tidak ada pembahasan soal kabinet.
"Kemarin Ketum NasDem banyak diskusinya dengan presiden. Khususnya terkait kerja sama politik di luar kabinet bersama partai-partai lain termasuk Gerindra, dengan Prabowo yang berkunjung ini kan kerja sama politik kebangsaan itu. Bukan urusan kabinet itu," kata Sekjen Partai NasDem, Johnny G Plate, Kamis (17/10).
3. Sandiaga Uno kembali ke Gerindra.
foto: Istimewa
Di tengah ramainya perbincangan mengenai Kabinet Kerja Jilid II, kabar mengejutkan datang dari mantan cawapres Sandiaga Uno. Ia memutuskan bergabung kembali dengan Partai Gerindra. Sandi kembali menjabat sebagai wakil ketua dewan pembina di partai berlambang burung garuda itu.
Ketika Pilpres 2019 lalu, Sandi memutuskan mundur dari Gerindra lantaran maju sebagai cawapres bersama Prabowo Subianto. Namun sekarang, Sandi kembali ke Gerindra.
Kembalinya Sandi itu disebut-sebut karena akan mengisi kursi menteri Jokowi. Namun Sandi menolak menjadi menteri.
"Bang Sandi menolak terkait dengan itu, beliau tetap berada di luar pemerintahan," kata Jubir Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10).
Terpisah, Sandi mengaku keputusannya untuk kembali ke Partai Gerindra karena satu misi dengan partai berlogo burung garuda tersebut.
4. Jokowi beri jatah menteri untuk Partai Gerindra.
foto: Instagram/@jokowi
Partai Gerindra selama ini partai terdepan menjadi oposisi pemerintahan Jokowi. Gerindra kerap mengkritik keras pemerintah. Namun belakangan sikap Gerindra melunak. Gerindra mulai dekat dengan pemerintah.
Bahkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto secara empat mata bertemu dengan Presiden Jokowi. Pertemuan ini dilakukan jelang hari pelantikan presiden. Jokowi dan Prabowo membahas soal rencana Gerindra bergabung bersama pemerintah.
Gerindra disebut-sebut telah mendapat tiga jatah kursi menteri dari Jokowi. Jatah kursi ini diperjelas dengan pengakuan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo yang telah ditunjuk Prabowo Subianto menjadi calon menteri Jokowi.
"Bahwa siapa, ada nama saya disebut, saya juga mengucapkan Alhamdulillah, bersyukur, karena saya termasuk yang ditunjuk. Tapi sekali lagi temen-temen saya tidak mau GR karena saya juga tahu, kemampuan saya juga mungkin belum luar biasa, saya tidak merasa saya hebat," katanya di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (17/10) malam.