Brilio.net - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mendapat kecaman dari berbagai pihak lantaran puisi yang telah dibuatnya dengan judul Doa yang Tertukar. Puisi Fadli Zon tersebut dianggap telah melecehkan Kiai Maimoen Zubair atau akrab disapa Mbah Moen.
Puisi itu dibuat setelah Mbah Moen mendoakan Joko Widodo terpilih dalam Pilpres 2019. Dalam doanya, Mbah Moen sempat salah menyebut nama, sehingga diingatkan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuzy (Rommy).
BACA JUGA :
Reaksi tokoh NU tanggapi puisi Fadli Zon, termasuk putri Gus Dur
Puisi yang sampai saat ini menjadi polemik di linimasa Twitter tersebut mendapat komentar-komentar beragam dari warganet, termasuk putri sulung almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid. Dalam cuitannya Alissa menayakan siapa yang dimaksud dengan banda, pembisik dan kacung makelar atas puisi yang dibuat oleh Fadli Zon.
Ini bait kedua:
Alissa Wahid (@AlissaWahid) February 5, 2019
Doa yang sakral kenapa kau tukar
Direvisi sang bandar
Dibisiki kacung makelar
Siapa bandar? Siapa pembisik? Siapa kacung makelar? Bukan "Kau".
Bahkan puisi yang dibuat Fadli Zon tersebut juga membuat putra Mbah Moen angkat bicara. Melalui wawancara televisi yang diunggah di akun YouTube Santri Gayeng, putra Mbah Moen, Taj Yasin Maimoen mengaku telah membaca puisi Fadli Zon beberapa kali. "Sudah beberapa kali, di sini yang diperdebatkan kata 'kau'," ucap pria yang akrab disapa Gus Yasin tersebut. Fadli Zon sendiri telah mengonfirmasi bahwa kata 'kau' tidak ditujukan kepada Mbah Moen.
Meski demikian, Gus Yasin juga menyayangkan kalimat 'Kau tukar direvisi sang bandar' dalam puisi tersebut. Menurut dia, kalimat itu secara tak langsung menyebut Kiai Maimoen adalah sosok yang bisa 'dibeli'.
"Yang saya sayangkan lagi di sini dia mengatakan 'mengapa kau tukar, direvisi sang bandar'. Ini mengatakan bahwa Kiai Maimoen bisa didikte, menurunkan derajat Kiai Maimoen yang saya anggap mujtahid. Mujtahid adalah yang tidak bisa dipengaruhi oleh siapapun. Dia punya felling dan insting politik untuk masyarakat," terang Gus Yasin dlama wawancara tersebut.
Taj Yasin yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah tersebut juga mengungkapkan banyak santri dan alumni Pesantren Al-Anwar Sarang menilai Fadli Zon seharusnya mendapatkan sebuah peringatan.
"Kok Kiai di-kau..kau-kan, terlepas dari itu Mas Fadli menurunkan martabat Kiai Maimun, itu membuat marah masyarakat," tambah Gus Yasin.