1. Home
  2. »
  3. Politik
25 April 2016 19:56

Beda dengan Jonru, ini jawaban santri soal foto heboh Hary Tanoe

Bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) dengan penampilan berkopiah mendapat sambutan hangat di sebuah pesantren. Angga Roni Priambodo

Brilio.net - Beberapa hari belakangan ini, netizen dihebohkan oleh foto-foto Ketua Partai Perindo yang juga pemilik MNC Group, Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) dengan penampilan berkopiah mendapat sambutan hangat di sebuah pesantren. Ada yang bilang itu menjual agama demi mendulang suara partai politik, ada juga yang menghujat kenapa orang yang tidak beragama Islam diperbolehkan masuk bahkan disambut meriah di pesantren yang notabene pusat pendidikan Agama Islam.

"Ada tokoh yang berpakaian ala muslim, mendatangi pesantren, disambut bagaikan ulama kharismatik oleh para santri. Duhai! Padahal dia selama ini terkenal mendukung Miss Universe, bahkan baru-baru ini mendatangi tokoh Yahudi. Duh!," tulis blogger Jonriah Ukur Ginting atau yang akrab dipanggil Jonru mengkritik sikap para santri yang menyambut meriah dan cium tangan HT, dalam status Facebooknya.

BACA JUGA :
Jika ada Academmy Award perpolitikan, maka 9 tokoh ini pemenangnya


Namun seorang santri yang akhir-akhir ini naik daun di media sosial, Abdul Wahab lewat media sosial pribadinya menjelaskan sekaligus menjawab kritik Jonru terhadap para santri tersebut. Menurutnya, hal itu biasa dilakukan santri di pondok pesantren manapun, yaitu mencium tangan tamu atau orang yang lebih tua.

"Menciumi tangan tamu atau orang yg lebih tua yg datang ke pesantren adalah hal lumrah, mau dia pejabat, pengemis, tukang sayur, tukang makan keliling, ibu wali murid, bahkan jika para santri tidak kenal pun, mereka tetap hormati dengan baik siapapun yg datang di pondok sebagai tamu, terlebih jika tamu ini orang dengan pengawalan tikel tikel, tentu pondok tidak ingin bersikap tak beradab sebagai tuan rumah, tentu dengan suguhan yg 'lumrahe' dan tak tampak dibuat2," tulis Wahab seperti dikutip brilio.net, Senin (25/4).

Wahab menambahkan, mereka para santri nggak akan pernah berpikiran macam-macam. Karena itu memang sudah kebiasaan yang turun-temurun dilakukan di Pondok Pesantren.

"Sesederhana itu yg mereka lakukan, tidak pernah terlintas bahwa "wah, cilaka kita jadi sasaran kampanye" atau pisuhan2 lainnya, karena mereka amat paham, tugas santri adalah menghormati tamu, tugas pak Kyai adalah menyambut siapapun yg datang sebagai tamu (tanpa pedulikan maksud kedatangan si tamu), begitulah adab menjadi tuan rumah yg baik yg para Kyai selalu ajarkan," tutupnya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags