Brilio.net - Debat capres 2019 putaran kedua berlangsung seru di Hotel Sultan, Jakarta pada Minggu (17/2)malam. Jokowi Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto saling melontarkan gagasan mengenai tema debat yakni infrastruktur, pangan, energi, lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Dalam debat yang terbagi dalam enam sesi, Jokowi dan Prabowo tak hanya 'jual-beli' mengenai gagasan. Keduanya juga tak segan melancarkan serangan-serangan berupa kritikan dan pertanyaan tajam. Prabowo menyampaikan serangan berupa kritik yang menyoroti program-program pemerintah seperti pembangunan infrastruktur dan impor pangan.
BACA JUGA :
6 Gaya Anisha Dasuki di debat capres, disebut mirip Jisoo Blackpink
Jokowi tak mau ketinggalan. Capres nomor urut 01 ini memberikan serangan kepada Prabowo lewat sanggahan dan pertanyaan mengenai strategi perkembangan startup di industri 4.0. Tak hanya jual beli serangan, dalam debat capres 2019 yang dimoderatori Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki tersebut juga diwarnai pujian dari Jokowi dan Prabowo.
Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (18/2), berikut serangan-serangan Jokowi ke Prabowo dan Prabowo ke Jokowi.
Jokowi ke Prabowo
BACA JUGA :
10 Editan layar Debat Capres 2019, kocaknya sampai bikin mules
foto: liputan6.com
1. Lahan pribadi.
Pada salah satu segmen yang membahas mengenai masalah reforma agraria, moderator menanyakan strategi kedua calon presiden dalam melakukan reforma agraria. Jokowi mengatakan, pihaknya menargetkan membagikan konsesi lahan kepada masyarakat mencapi 12,7 juta hektar, yang kini sudah terealisasi baru 2,6 juta hektare.
Menurut Prabowo, pembagian serfikat yang dilakukan Jokowi hanya menguntungkan satu atau dua generasi. Capres nomor urut 02 tersebut juga menyampaikan strateginya dalam reforma agraria dengan kembali pada UUD 1945 Pasal 33 di mana bumi dan air dan kandungan lain dikuasai negara.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi mengungkap bahwa Prabowo Subianto memiliki ratusan hektar lahan di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah.
"Pembagian yang tadi sudah disampaikan 2,6 juta hektare agar produktif. Kita tidak memberikan gede-gede. Saya tahu pak Prabowo punya lahan luas di Kalimantan Timur sebesar 220 ribu hektare, dan 120 ribu hektare di Aceh Tengah. Ingat, pembagian-pembagian seperti ini tidak dilakukan di masa pemerintahan saya," kata Jokowi.
2. Unicorn.
Selain lahan pribadi, ada satu lagi momen yang menjadi perbincangan para penghuni dunia maya. Momen tersebut terjadi di penghujung debat, di mana Jokowi memberikan pertanyaan kepada Prabowo.
Pada segmen debat capres 2019, Jokowi memnberikan pertanyaan kepada Prabowo mengenai langkah apa yang akan disiapkan untuk perkembangan startup unicorn di Indonesia. Seperti diketahui, bisnis startup di Indonesia kini sudah mulai banyak dilirik. Di Indonesia empat perusahaan startup kini telah menyandang gelar unicorn, yakni Tokopedia, Go-Jek, Traveloka dan Bukalapak.
Mendapat pertanyaan tersebut, Prabowo sempat terdiam bebera detik sebelum akhirnya memastikan pertanyaan yang dilontarkan Jokowi tersebut. "Unicorn yang online-online itu ya, kan?" tanya Prabowo disambut anggukan Jokowi.
Reaksi Prabowo dalam menanggapi pertanyaan Jokowi tersebut menuai beragam reaksi dari warganet, dari yang kocak hingga serius. Menurut Prabowo, maraknya perdagangan online justru akan melarikan unag Indonesia ke luar negeri.
"Kalau tidak hati-hati, dengan antusiasme, internet dan e-commerce, ini justru akan mempercepat arus uang kita keluar negeri. Jadi kalau ada unicorn, ada teknologi hebat, ini nanti akan mempercepat unag kita lari keluar negeri. Ini yang saya khawatirkan," ujar Prabowo.
3. Jokowi kritik Prabowo tak optimis.
Menanggapi pernyataan Prabowo, Jokowi menilai jika capres 02 tidak optimis saat mengkritisi industri 4.0 yang mulai marak dengan tumbuhnya berbagai market place. "Pak Prabowo ke depan ini kurang optimis. Kalau saya melihat, pembangunan sumber daya manusia ini saya optimis," ucap jokowi.
Jokowi mencontohkan, jika industri 4.0 yang kini mulai berkembang sudah diterapkan dalam pertanian. Di mana ada aplikasi Tanihub, yang bisa menjadi tempat para petani untuk memasarkan produknya. "Coba kita lihat produk tani sudah masuk market place TaniHub. Ini petani sudah bisa memasarkan," jelas Jokowi.
Prabowo ke Jokowi
foto: liputan6.com
1. Pembagian sertifikat.
Sebelum Jokowi mengungkap luas tanah yang dimiliki Prabowo di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah, Prabowo sempat melontarkan kritik terhadap program bagi-bagi sertifikat yang dilakukan pemerintahan Jokowi. Menurutnya, yang dilakukan Jokowi hanya kebijakan jangka pendek.
"Yang dilakukan Bapak Jokowi dan pemerintahnya, dan populer untuk satu-dua generasi. Tapi tanah tidak tambah, dan bangsa Indonesia terus tambah. Tiap tahun 3,5 juta (masyarakat bertambah)," ungkap Prabowo.
Prabowo juga menambahkan kekhawatirannya jika kebijakan membagi-bagikan sertifikat tanah bisa menyebabkan generasi mendatang tidak lagi mempunyai tanah. "Jadi bapak bangga bagi Rp 20 juta, Rp 30 juta (sertifikat tanah), pada saatnya, tidak ada lahan yang bisa kita bagi. Bagaimana nasib anak cucu kita?" tambah Prabowo.
2. Impor pangan.
Tak hanya melayangkan kritikan terhadap kebijakan pembagian sertifikat, Prabowo juga menyoroti kebijakan impor pangan. Seperti diketahui, Indonesia kini masih impor beras dan jagung meskipun angka impor setiap tahunnya mengalami penurunan.
Jokowi mengatakan jika impor yang selama ini dilakukan pemerintah untuk menjaga ketersediaan stok dan stabilisasi harga. "Saya sampaikan bahwa sejak 2014 sampai sekarang impor beras kita turun. Tahun 2014 produksi kita 21 juta ton dan 2018 produksi 33 juta ton, sementara konsumsi kita 29 juta ton, ada stok surplus hampir 3 juta ton, artinya kita surplus. Kenapa impor? Itu untuk menjaga ketersediaan stok, stabilisasi harga, cadangan, serta antisipasi gagal panen dan hama," kata Jokowi.
Menanggapi jawaban Jokowi, Prabowo kembali mempertanyakan untuk apa impor dilakukan jika kelebihan stok? Menurut Prabowo, devisa seharusnya dapat dihemat dengan digulirkan kepada mereka yang membutuhkan.
"Kita bantu benih, pupuk sampai ke petani. Falsafah kita berbeda. Kami berkeinginan ekonomi untuk rakyat, bukan rakyat untuk ekonomi. Ini kita lihat di mana-mana. Ini yang diminta petani. Jangan impor saat kita panen. Mungkin Mendag Bapak tidak melaporkan ke Bapak," ungkap Prabowo.
3. Sebut pembangunan infrastruktur grusa-grusu.
Tak hanya menyoroti pembagian sertifikat dan impor pangan, Prabowo juga mengkritisi kebijakan infrastruktur Pemerintahan Jokowi pada debat capres 2019 yang dinilai grusa-grusu sehingga tidak maksimal sehingga merugikan rakyat.
"Saya menghargai niat baik Pak Jokowi dalam pembangunan infrastruktur. Tapi saya juga menyampaikan kemungkinan besar tim Pak Jokowi kurang efisien. Banyak infrastruktur dengan grasa grusu, tanpa feasibility study yang benar. Banyak proyek infrastruktur tidak efisien, rugi bahkan sulit dibayar," kata Prabowo.
Menurut Jokowi, semua butuh waktu memindahkan budaya masyarakat. Di negara lain butuh sampai 20 tahun agar rakyat pindah budaya dari bawa kendaraan sendiri menjadi naik transportasi massa.
"Butuh 10 sampai 20 tahun untuk memindahkan budaya itu, artinya kalau masih belum lama, Kertajati tinggal dibangun tol Kertajati-Bandung begitu rampung airport semua dipindahkan ke Kertajati," timbal Jokowi.