Brilio.net - Jelang penutupan pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden ke KPU, tensi politik Indonesia kian memanas. Dua tokoh politik yang menyatakan maju dalam pertarungan politik pemilihan presiden 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto sibuk mencari calon wakilnya.
Sejak semalam, kubu dari Prabowo Subianto memberikan kejutan. Partai Demokrat yang sebelumnya menyatakan bergabung dengan Prabowo Subianto berbalik arah setelah tragedi Jenderal Kardus. Riuhnya Partai Gerindra dan Demokratini berawal dari cuitan Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief yang menyatakan Prabowo lebih memikirkan uang ketimbang kemaslahatan rakyat.
BACA JUGA :
Disebut jenderal kardus, Prabowo malah asyik main sama kucing
Sejalan dengan hal tersebut, isu poros ketiga yang sempat menghilang dari peredaran pun kembali berembus. Muhammad Romahurmuziy atau yang akrab disapa dengan Romy, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pun ikut bersuara dalam menanggapi isu tersebut.
Melalui akun Twitternya, lulusan ITB ini membocorkan ajakan 3 partai politik untuk membuat poros ketiga. "... seminggu terakhir sy dikejar2 utk membentuk poros ini sampe tadi pagi. Menurut yg mengejar, sdh ada 3 parpol yg konfirm," cuitnya, seperti dikutip brilio.net, Kamis (9/8).
1. H-1. Sy ditanya apakah akan ada poros ke-3. Jawabnya satu: seminggu terakhir sy dikejar2 utk membentuk poros ini sampe tadi pagi. Menurut yg mengejar, sdh ada 3 parpol yg konfirm: 2 parpol oposisi, dan 1 parpol pemerintah. "Klo gitu sy kurang pergaulan", batin sy.
BACA JUGA :
M. Romahurmuziy (@MRomahurmuziy) August 9, 2018
Ramai soal jenderal kardus, 10 reaksi kocak & menohok dari warganet
Dirinya menjelaskan bahwa 2 dari 3 parpol tersebut adalah oposisi, dan sisanya adalah parpol dari kubu pemerintah. "Lantas sy berpikir, apa perlunya PPP diajak klo sdh cukup? Konon tagline nya 'Dari Umat untuk Rakyat'. Di sini sy paham, mengapa PPP mau diajak, agar tidak ada koalisi lain yg membawa nama 'umat'," tulisnya.
Hingga pagi tadi, Romy pun merenung dan terus memikirkan hal tersebut. Ia pun merasa kasihan atas nasib bangsa Indonesia ini.
"Sepanjang waktu dhuha ini sy terus merenung, kasihan nasib bangsa ini. Urusan kepemimpinan 260 juta rakyat selama 5th, kok menjadi komoditas permainan sejumlah elit yg begitu sedikit dlm jangka 1 pekan, bahkan 1 malam. Ya Allah, di waktu dhuha ini, ampunilah kami-kami," pungkasnya.