1. Home
  2. ยป
  3. Ragam
19 November 2024 08:30

10 Mitos dilarang bersiul di hutan, benarkah bisa mengganggu penunggu gaib?

Meski terkesan menyeramkan, mitos ini sudah jadi bagian dari tradisi lisan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Dwiyana Pangesthi
foto: freepik.com/jcomp

Brilio.net - Mitos tentang larangan bersiul di hutan sering jadi cerita seru saat camping atau mendaki. Katanya, suara siulan bisa mengundang makhluk gaib atau bahkan mengusik penunggu hutan.

Meski terkesan menyeramkan, mitos ini sudah jadi bagian dari tradisi lisan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Banyak yang percaya, tapi tidak sedikit pula yang menilainya hanya sebagai dongeng belaka.

BACA JUGA :
8 Mitos melihat bintang jatuh, benarkah pertanda harapan yang akan terwujud?


Suasana hutan yang sunyi memang mudah memicu rasa takut dan imajinasi liar. Cerita-cerita tentang larangan bersiul seakan memberi peringatan agar lebih berhati-hati saat berada di alam. Selain itu, kepercayaan ini juga mengajarkan rasa hormat terhadap lingkungan dan kekuatan tak kasatmata yang mungkin ada di sana.

Di balik mitos ini, tersimpan banyak cerita unik dari berbagai daerah. Setiap kisah punya latar belakang yang berbeda, mulai dari kepercayaan lokal hingga pengalaman misterius yang sulit dijelaskan.

Yuk, simak 10 mitos tentang larangan bersiul di hutan seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber berikut ini, Selasa (19/11).

BACA JUGA :
8 Mitos makan di depan rumah yang perlu diketahui, nggak hanya bikin sial

1. Mengundang makhluk halus.

foto: freepik.com/jcomp

Bersiul di hutan sering dikaitkan dengan kemampuan memanggil makhluk gaib. Beberapa orang percaya bahwa suara siulan dianggap sebagai tanda panggilan bagi penunggu hutan. Konon, makhluk ini bisa merasa terganggu atau bahkan muncul untuk menegur.

Walau terdengar menakutkan, kepercayaan ini bisa jadi cara untuk mengingatkanmu agar tidak sembarangan membuat suara di tempat yang sunyi. Alam memiliki ketenangannya sendiri, dan menjaga suasana tetap damai adalah bentuk penghormatan terhadap lingkungan.

2. Bisa tersesat.

Mitos lain mengatakan bahwa bersiul di hutan bisa membuatmu kehilangan arah. Suara siulan dianggap mengacaukan energi atau getaran alami di sekitar, sehingga penunjuk jalan seperti insting atau bahkan alat navigasi menjadi tidak akurat.

Kepercayaan ini mungkin lahir dari pengalaman orang yang tersesat setelah bersiul di hutan. Padahal, kemungkinan besar hal itu terjadi karena kurangnya persiapan atau kondisi alam yang sulit diprediksi. Meski begitu, ada baiknya tetap berhati-hati dan tidak menganggap remeh mitos ini.

3. Mengundang hujan.

Banyak yang percaya bahwa bersiul di hutan bisa memancing hujan turun. Kepercayaan ini cukup populer di beberapa daerah di Indonesia, terutama yang memiliki tradisi kuat tentang hubungan manusia dengan alam. Siulan dianggap sebagai panggilan yang mengganggu keseimbangan cuaca.

Meski tidak ada penjelasan ilmiah, mitos ini sering digunakan untuk melarang perilaku yang bisa merusak kenyamanan saat di hutan. Kalau hujan turun, aktivitasmu bisa terganggu, jadi lebih baik hindari bersiul untuk berjaga-jaga.

4. Mengganggu hewan liar.

foto: freepik.com

Siulan yang terdengar nyaring bisa dianggap mengganggu hewan-hewan di hutan. Beberapa hewan liar mungkin merasa terancam atau terganggu dengan suara yang asing. Hal ini bisa memicu respons agresif atau membuat mereka menjauh dari habitatnya.

Mitos ini sebenarnya memiliki pesan penting soal menjaga ekosistem hutan. Menghindari suara-suara keras seperti siulan adalah salah satu cara menghormati kehidupan liar yang ada di sana.

5. Menyebabkan angin kencang.

Ada juga yang percaya bahwa bersiul di hutan dapat memanggil angin kencang. Suara siulan dianggap sebagai pemicu energi alam yang bisa berubah menjadi angin ribut atau badai kecil.

Kepercayaan ini sering kali dikaitkan dengan cerita-cerita lama yang tidak jelas asal-usulnya. Meski tidak masuk akal, mitos ini mengajarkan pentingnya menjaga perilaku agar tetap sopan saat berada di alam terbuka.

6. Menarik perhatian 'penunggu' pohon.

Beberapa cerita menyebut bahwa bersiul di dekat pohon besar bisa memancing perhatian makhluk gaib yang tinggal di sana. Konon, pohon-pohon besar sering dianggap sebagai tempat tinggal makhluk halus. Siulan dianggap sebagai tindakan tidak sopan yang bisa menyinggung mereka.

Kisah ini mengingatkanmu untuk selalu berhati-hati saat berada di hutan. Meski mungkin hanya mitos, menghormati alam dan segala penghuninya adalah hal yang baik untuk dilakukan.

7. Membuat makanan hilang.

foto: freepik.com/jcomp

Di beberapa daerah, ada mitos yang mengatakan bahwa bersiul di hutan bisa membuat makanan yang kamu bawa tiba-tiba menghilang. Siulan dianggap mengundang makhluk gaib yang iseng dan ingin mencoba makananmu.

Cerita ini sering digunakan sebagai pengingat agar lebih menjaga barang bawaan saat berada di alam terbuka. Selain itu, ini juga bisa menjadi peringatan untuk tidak sembarangan membuang sampah makanan yang bisa mengundang binatang liar.

8. Membuka 'pintu' ke dunia lain.

Siulan di hutan dipercaya oleh sebagian orang bisa membuka portal ke dunia gaib. Konon, siulan dengan nada tertentu bisa menarik makhluk dari dimensi lain untuk muncul. Kisah ini sering muncul di cerita rakyat atau legenda setempat.

Meski terdengar seperti cerita horor, mitos ini sebenarnya mengingatkanmu untuk lebih menghargai batas antara dunia manusia dan alam. Menghormati keheningan hutan adalah cara menjaga harmoni dengan lingkungan.

9. Memancing serangan ular.

Bersiul di hutan juga dikaitkan dengan kemungkinan memancing ular keluar dari sarangnya. Konon, ular tertentu bisa merasa terganggu dengan suara siulan yang menyerupai bunyi ancaman.

Mitos ini ada baiknya diingat untuk berjaga-jaga, meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Hutan adalah habitat banyak hewan, dan menjaga suara tetap tenang bisa mengurangi risiko gangguan dari binatang liar.

10. Menandakan niat buruk.

Beberapa budaya menganggap siulan di hutan sebagai pertanda niat buruk. Suara siulan sering dihubungkan dengan seseorang yang sedang mencari mangsa atau ingin melakukan sesuatu yang tidak baik.

Kepercayaan ini sebenarnya lebih kepada norma sosial yang mengajarkan sikap berhati-hati dan tidak mencurigakan. Di tempat asing seperti hutan, menjaga perilaku sopan bisa membuatmu lebih dihargai oleh sesama pendaki atau penduduk lokal.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags