Brilio.net - Dalam dunia pendidikan, banyak siswa memilih sistem kebut semalam sebagai metode untuk menyelesaikan tugas. Metode ini melibatkan mengerjakan tugas pada malam sebelum tenggat waktu, sering kali diiringi dengan begadang hingga larut malam.
Fenomena ini menjadi tren umum di kalangan pelajar, meskipun seringkali menyebabkan stres dan kelelahan. Para siswa cenderung merasa lebih produktif menjelang deadline karena dorongan mendadak untuk menyelesaikan pekerjaan.
BACA JUGA :
SKS bikin stres, begini jurus jitu ala mahasiswa Gen Z atasi kebiasaan nugas mepet deadline
Meskipun demikian, sistem ini sering dipilih karena memberikan rasa urgensi dan meningkatkan fokus pada saat-saat kritis. Namun, sebenarnya apa sih penyebab siswa lebih suka mengerjakan tugas dengan sistem kebut semalam ini? Apakah terlalu percaya diri? Berikut ulasanya seperti disadur brilio.net dari berbabagi sumber, Kamis (5/9).
Analisis mengapa siswa sering menunda belajar hingga menit terakhir
foto: Pixel.com/cottonbro studio
BACA JUGA :
11 Contoh teks anekdot tema pendidikan yang menghibur
1. Terlalu banyak tugas.
Salah satu alasan utama adalah beban tugas yang terlalu banyak. Ketika siswa dihadapkan dengan sejumlah tugas yang harus diselesaikan dalam waktu yang sama, mereka sering kali merasa tertekan. Sistem kebut semalam menjadi cara cepat untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut, meski tidak ideal.
2. Kurangnya manajemen waktu.
Banyak siswa yang belum mengembangkan keterampilan manajemen waktu yang baik. Mereka seringkali tidak merencanakan waktu dengan efektif untuk mengerjakan tugas. Akibatnya, pekerjaan tertunda hingga mendekati tenggat waktu, dan mereka harus berusaha keras untuk menyelesaikannya dalam waktu singkat.
3. Kebiasaan menunda-nunda.
Kebiasaan menunda-nunda tugas adalah masalah umum di kalangan siswa. Alih-alih mulai mengerjakan tugas lebih awal, mereka seringkali lebih memilih melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan. Akibatnya, mereka terpaksa mengerjakan semuanya di malam terakhir.
4. Rasa percaya diri berlebihan.
Beberapa siswa merasa bahwa mereka bisa menyelesaikan tugas dengan cepat tanpa merencanakannya terlebih dahulu. Rasa percaya diri yang berlebihan ini membuat mereka yakin bahwa mereka dapat mengerjakan tugas dengan baik meskipun dalam waktu yang singkat.
5. Kurangnya keterampilan akademik.
Tidak semua siswa memiliki keterampilan akademik yang cukup untuk mengerjakan tugas dengan efisien. Ketika mereka menghadapi tugas yang sulit atau kompleks, mereka mungkin merasa lebih nyaman mengerjakannya dalam waktu singkat, meskipun ini sering kali berdampak pada kualitas hasil kerja mereka.
6. Aktivitas ekstrakurikuler yang padat.
Siswa yang terlibat dalam berbagai aktivitas ekstrakurikuler mungkin merasa kesulitan untuk membagi waktu antara kegiatan tersebut dan tugas sekolah. Hal ini sering membuat mereka harus mengerjakan tugas di malam hari setelah kegiatan ekstrakurikuler selesai.
7. Pengaruh lingkungan sosial.
Lingkungan sosial juga mempengaruhi kebiasaan ini. Jika teman-teman sekelas atau kelompok studi mereka juga melakukan sistem kebut semalam, siswa mungkin merasa terdorong untuk mengikuti kebiasaan tersebut. Lingkungan yang mendukung kebiasaan ini bisa memperkuat keputusan mereka untuk mengerjakan tugas di menit-menit terakhir.
8. Tekanan tenggat waktu.
Tekanan dari tenggat waktu sering kali menjadi pemicu utama. Ketika deadline mendekat, rasa urgensi membuat siswa merasa harus menyelesaikan tugas dengan cepat. Sistem kebut semalam menjadi solusi cepat yang mereka pilih untuk memenuhi deadline.
9. Ketidakmampuan mengelola distraksi.
Di era digital saat ini, distraksi seperti media sosial, video game, dan aplikasi lain dapat mengganggu fokus belajar. Siswa sering kali tergoda untuk menghabiskan waktu mereka pada hal-hal yang tidak produktif, sehingga mereka hanya memulai belajar ketika hampir tidak ada waktu tersisa.
10. Keterbatasan akses ke sumber daya.
Kadang-kadang siswa tidak memiliki akses yang memadai ke sumber daya atau bantuan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas lebih awal. Tanpa dukungan atau bahan yang cukup, mereka mungkin terpaksa menunda pengerjaan tugas hingga mendekati tenggat waktu dan akhirnya memilih sistem kebut semalam.
Teknik manajemen waktu efektif untuk menghindari kebiasaan SKS
foto: Freepik.com
Kebiasaan Sistem Kebut Semalam (SKS) adalah masalah umum di kalangan pelajar, terutama menjelang ujian atau tenggat waktu tugas. Meskipun mungkin tampak sebagai solusi instan untuk menyelesaikan pekerjaan, SKS seringkali mengakibatkan stres dan kualitas hasil yang kurang optimal.
Untuk menghindari kebiasaan ini, penting untuk menerapkan teknik manajemen waktu yang efektif. Berikut beberapa strategi yang dapat membantu pelajar mengelola waktu dengan lebih baik dan mengurangi kecenderungan untuk SKS.
1. Buat jadwal harian.
Salah satu teknik paling sederhana dan efektif untuk menghindari SKS adalah membuat jadwal harian. Dengan menyusun rencana aktivitas harian, kamu dapat membagi waktu secara proporsional antara belajar, tugas, dan istirahat. Jadwal ini harus mencakup waktu spesifik untuk setiap tugas, termasuk waktu untuk revisi dan persiapan ujian. Memiliki jadwal yang terorganisir membantu kamu tetap fokus dan menghindari penundaan.
2. Gunakan teknik Pomodoro.
Teknik Pomodoro adalah metode manajemen waktu yang melibatkan pembagian waktu belajar dalam interval singkat, biasanya 25 menit, diikuti dengan istirahat singkat selama 5 menit. Setelah empat sesi Pomodoro, istirahat lebih panjang, sekitar 15-30 menit. Metode ini membantu meningkatkan konsentrasi dan mengurangi rasa lelah, sehingga kamu dapat belajar lebih efektif tanpa harus bergantung pada SKS.
3. Prioritaskan tugas.
Mengidentifikasi dan memprioritaskan tugas-tugas penting adalah langkah penting dalam manajemen waktu. Buatlah daftar tugas dan beri prioritas pada yang paling mendesak atau memiliki deadline terdekat.
Dengan menyelesaikan tugas-tugas penting terlebih dahulu, kamu akan merasa lebih terorganisir dan tidak perlu terburu-buru saat tenggat waktu mendekat.
4. Atur tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang membantu kamu tetap fokus dan termotivasi. Tujuan jangka pendek bisa berupa menyelesaikan bab tertentu dalam waktu seminggu.
Sementara tujuan jangka panjang mungkin adalah lulus ujian dengan nilai memuaskan. Dengan memecah tujuan besar menjadi langkah-langkah kecil, kamu akan merasa lebih mudah untuk mencapainya tanpa harus SKS.
5. Hindari multitasking.
Sementara multitasking sering dianggap efisien, sebenarnya dapat mengurangi produktivitas. Fokuslah pada satu tugas pada satu waktu untuk hasil yang lebih baik.
Ketika kamu memberikan perhatian penuh pada satu aktivitas, kamu akan menyelesaikannya dengan lebih cepat dan efisien. Hal ini berbeda dibandingkan jika kamu mencoba mengerjakan beberapa hal sekaligus.
6. Gunakan aplikasi manajemen waktu.
Ada banyak aplikasi manajemen waktu yang dapat membantu kamu mengatur jadwal dan mengingatkan kamu tentang tenggat waktu. Aplikasi seperti Google Calendar, Trello, atau Todoist dapat membantu kamu melacak tugas, menetapkan pengingat, dan memantau kemajuan kamu. Teknologi ini dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk menjaga kamu tetap terorganisir.
7. Buat rutinitas belajar.
Membuat rutinitas belajar yang konsisten membantu menciptakan kebiasaan baik. Tetapkan waktu tertentu setiap hari untuk belajar dan patuhi jadwal tersebut. Dengan meluangkan waktu khusus untuk belajar secara teratur, kamu akan mengurangi kecenderungan untuk menunda dan menghindari kebutuhan untuk SKS.
8. Sisihkan waktu untuk istirahat.
Istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga konsentrasi dan produktivitas. Jangan lupa untuk menyisihkan waktu untuk istirahat dalam jadwal kamu. Istirahat yang teratur membantu otak kamu tetap segar dan siap untuk belajar lebih efektif.
9. Tinjau dan evaluasi.
Secara rutin meninjau dan mengevaluasi kemajuan kamu sangat penting dalam manajemen waktu. Setiap minggu, periksa apakah kamu telah memenuhi target yang telah ditetapkan dan identifikasi area yang perlu diperbaiki. Evaluasi ini membantu kamu menyesuaikan strategi dan tetap berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuan kamu tanpa terburu-buru.
10. Minta bantuan jika diperlukan.
Jika kamu merasa kesulitan dalam mengelola waktu atau menghadapi tugas yang sulit, jangan ragu untuk meminta bantuan. Diskusikan dengan guru, teman, atau tutor untuk mendapatkan saran dan dukungan tambahan. Dengan bantuan yang tepat, kamu dapat menyelesaikan tugas lebih efisien dan mengurangi kebutuhan untuk SKS.