1. Home
  2. ยป
  3. Ragam
4 September 2024 18:50

11 Contoh teks anekdot menyindir teman yang sombong, langsung kena sasaran

Contoh teks anekdot ini biasanya menggunakan humor cerdas untuk menunjukkan kekonyolan dari sikap sombong itu sendiri. Agustin Wahyuningsih
foto: pixabay.com; pexel.com

Brilio.net - Pernahkah kamu merasa kesal dengan teman yang terlalu sombong? Nah, daripada marah-marah, kenapa nggak coba pakai cara yang lebih cerdas dan menghibur? Ini dia saatnya kita berkenalan dengan teks anekdot.

Teks anekdot adalah cerita singkat yang lucu dan menghibur, tapi sebenarnya menyimpan kritik atau sindiran terhadap suatu keadaan. Nah, dalam konteks menyindir teman yang sombong, teks anekdot bisa jadi senjata ampuh yang nggak cuma bikin ketawa, tapi juga ngasih pelajaran tanpa harus konfrontasi langsung.

BACA JUGA :
Contoh surat gugatan PTUN, pahami syarat dan fungsinya


Contoh teks anekdot menyindir teman yang sombong biasanya menggunakan humor cerdas untuk menunjukkan kekonyolan dari sikap sombong itu sendiri. Bisa dalam bentuk narasi pendek atau dialog yang witty, intinya adalah membuat si pembaca atau pendengar sadar akan keanehan dari sikap sombong tanpa merasa digurui.

Yang menarik, teks anekdot ini nggak cuma buat hiburan, lho. Di sekolah, misalnya, sering dijadikan bahan pelajaran untuk melatih kemampuan siswa dalam memahami konteks, ironi, dan pesan tersirat. Bahkan, di dunia kerja pun kadang dipakai untuk "menyentil" rekan atau atasan yang terlalu tinggi hati, tanpa harus bikin suasana jadi tegang.

Nah, buat kamu yang ingin belajar cara menyindir dengan elegan atau sekadar butuh hiburan cerdas, simak nih 11 contoh teks anekdot menyindir teman yang sombong yang sudah brilio.net siapin. Dijamin, selain bikin ngakak, juga bakal bikin mikir dua kali sebelum bersikap sombong!

BACA JUGA :
Contoh surat keterangan ahli waris, lengkap dengan syarat sahnya

1. Cermin Ajaib.

Di sebuah pesta, Andi yang terkenal sombong bertemu dengan temannya, Budi.

Andi: "Hei Bud, lihat nih jam tangan baruku. Limited edition, cuma ada 10 di dunia!"
Budi: "Wah, keren An. Tapi aku punya sesuatu yang lebih langka."
Andi: (penasaran) "Oh ya? Apa tuh?"
Budi: "Cermin ajaib. Katanya sih bisa bikin orang narsis jadi rendah hati."
Andi: (tertawa meremehkan) "Mana ada benda begituan. Coba lihat deh!"
Budi: (mengeluarkan cermin dari tas) "Nih, coba deh."

Andi melihat ke cermin dan tiba-tiba wajahnya berubah. Ia terdiam sejenak, lalu perlahan tersenyum malu.

Andi: "Err... Bud, kayaknya aku kebanyakan pamer ya tadi? Maaf deh."
Budi: (tersenyum) "Tuh kan, cerminnya ajaib. Padahal itu cuma cermin biasa lho."

2. Klub Eksklusif.

Riko selalu membanggakan keanggotaannya di klub sosialita eksklusif. Suatu hari, ia mengajak temannya, Dani, ke klub tersebut.

Riko: "Dan, kamu harus lihat klub ini. Super eksklusif! Cuma orang-orang penting yang bisa masuk."
Dani: "Oh ya? Sehebat apa sih?"

Sesampainya di klub, Riko disambut hangat oleh semua orang. Ia memperkenalkan Dani ke semua orang dengan bangga.

Riko: "Nah, gimana? Keren kan?"
Dani: "Hmm, iya sih. Tapi kok kayaknya familiar ya?"
Riko: "Maksudnya?"
Dani: "Itu lho, pelayan yang tadi. Kayaknya dia supir tetanggaku deh. Yang di sana juga, bukannya tukang sayur langganan ibuku ya?"
Riko: (tergagap) "Ah, mana mungkin! Ini klub eksklusif!"
Dani: "Justru karena eksklusif, mereka bisa masuk dong. Kan katamu cuma orang penting yang bisa masuk."

Riko hanya bisa terdiam, sementara Dani tersenyum penuh arti.

3. Pameran Lukisan.

Clara, seorang pelukis amatir yang sombong, mengadakan pameran lukisan pertamanya. Ia mengundang sahabatnya, Dina, yang juga seorang kritikus seni.

Clara: "Dina, lihat deh karya-karyaku. Pasti bakal jadi sensasi di dunia seni!"
Dina: (mengamati lukisan) "Hmm, menarik. Ini aliran apa ya, Clar?"
Clara: (dengan bangga) "Ini aliran baru ciptaanku sendiri. Kubisme-abstrak-surealisme!"
Dina: "Wah, keren! Ngomong-ngomong, lukisan yang itu maksudnya apa?" (menunjuk sebuah lukisan)
Clara: "Oh, itu melambangkan penderitaan manusia modern dalam belenggu materialisme."
Dina: "Ooh... kukira itu noda kopi di kanvas yang belum dibersihkan."

Clara terdiam, wajahnya memerah. Pengunjung di sekitar mereka menahan tawa.

4. Lomba Lari.

Di sebuah acara amal, diadakan lomba lari. Alex, atlet amatir yang sombong, sangat percaya diri akan memenangkan lomba ini.

Alex: "Guys, siap-siap ya lihat aku di podium pemenang nanti!"
Teman-teman: (saling pandang, menahan tawa)

Lomba dimulai. Alex melesat di depan, terus-menerus menoleh ke belakang sambil tersenyum sombong. Tiba-tiba...

BRUK! Alex tersandung dan jatuh tepat di depan garis finish.

Panitia: "Dan pemenangnya adalah... pelari nomor 5!"
Alex: (bangkit dengan muka merah) "Tunggu! Siapa nomor 5 itu?"
Panitia: "Oh, itu Nenek Minah, peserta tertua kita. Dia 75 tahun."

Semua orang bertepuk tangan meriah, sementara Alex hanya bisa garuk-garuk kepala.

5. Kontes Kecerdasan.

Sekolah mengadakan kontes kecerdasan. Fira, si juara kelas yang sombong, sangat yakin akan menang.

Fira: "Teman-teman, jangan kecewa ya kalau aku yang menang nanti."
Teman-teman: (hanya tersenyum tipis)

Saat kontes berlangsung...

MC: "Pertanyaan terakhir! Sebutkan rumus kimia air!"
Fira: (mengacungkan tangan cepat) "CO2!"
MC: "Maaf, itu salah. Ada yang bisa menjawab?"

Tiba-tiba Bimo, siswa yang biasanya tidur di kelas, mengacungkan tangan.

Bimo: "H2O."
MC: "Benar! Pemenang kontes kecerdasan tahun ini adalah Bimo!"

Fira hanya bisa melongo, sementara teman-temannya bertepuk tangan untuk Bimo.

6. Restoran Mewah.

Gina selalu memamerkan gaya hidupnya yang mewah. Suatu hari, ia mengajak temannya, Hana, makan di restoran bintang lima.

Gina: "Han, kamu harus coba restoran ini. Makanannya top banget!"
Hana: "Wah, boleh juga tuh."

Di restoran...

Gina: (dengan angkuh) "Saya pesan Wagyu Steak A5, medium rare. Kamu mau apa, Han?"
Hana: "Mm... saya air putih saja deh."
Gina: (tertawa) "Ayolah, jangan malu-malu. Aku yang traktir kok."
Hana: "Bukan begitu. Aku baru ingat, hari ini aku yang masak di restoran ini. Sebentar lagi shiftku mulai."

Gina tersedak minumannya, sementara pelayan yang lewat mengangguk hormat pada Hana.

7. Pertandingan Golf.

Irfan, eksekutif muda yang sombong, mengajak rekan kerjanya, Joko, bermain golf.

Irfan: "Jo, lihat nih swing-ku. Pasti hole in one!"
Joko: "Oke, coba saja."

Irfan mengayun stik dengan penuh gaya, tapi bolanya malah melenceng jauh.

Irfan: (berdehem) "Err... anginnya kencang. Coba kamu deh, Jo."

Joko, dengan santai, memukul bola dan... hole in one!

Irfan: (terkejut) "Kok bisa?!"
Joko: "Oh, mungkin karena aku mantan atlet golf nasional. Tapi sudahlah, itu masa lalu. Sekarang aku cuma office boy di kantor kita."

Irfan hanya bisa menganga, stik golfnya jatuh ke tanah.

8. Konser Amal.

Linda, penyanyi lokal yang sombong, diundang tampil di konser amal.

Linda: "Kalian beruntung bisa nonton konser gratisku. Biasanya tiketku mahal lho!"
Panitia: (tersenyum tipis) "Iya, Bu Linda. Silakan bersiap-siap ya."

Saat Linda naik panggung dan mulai bernyanyi, tiba-tiba lampu panggung mati. Terdengar suara panik dari belakang panggung.

Panitia: "Maaf, ada masalah teknis. Apa ada yang bisa bernyanyi tanpa mikrofon dan lampu?"

Seorang nenek tua mengacungkan tangan. Ia naik ke panggung dan mulai bernyanyi. Suaranya begitu merdu, membuat semua penonton terpukau.

Panitia: "Wah, terima kasih, Nek. Nenek siapa ya?"
Nenek: "Saya? Oh, saya cuma penyanyi opera pensiunan. Kebetulan lagi menjenguk cucu di rumah sakit ini."

Linda hanya bisa terdiam di belakang panggung, sementara penonton memberikan standing ovation untuk si nenek.

9. Pesta Kostum.

Kevin, siswa populer yang sombong, mengadakan pesta kostum di rumahnya.

Kevin: "Guys, kostum kalian harus keren ya. Jangan bikin malu pestaku!"
Teman-teman: (saling pandang, menahan senyum)

Malam pesta tiba. Kevin memakai kostum superhero mahal, tapi terkejut melihat teman-temannya.

Kevin: "Lho, kok kalian pakai baju biasa?"
Teman 1: "Ini kostum kita. Kita jadi 'Kevin yang rendah hati'."
Teman 2: "Iya, katanya harus keren kan? Nggak ada yang lebih keren dari Kevin yang nggak sombong."

Kevin hanya bisa garuk-garuk kepala, sementara teman-temannya tertawa.

10. Presentasi Kantor.

Mira, karyawan baru yang sombong, selalu memamerkan gelar masternya dari luar negeri.

Mira: "Teman-teman, presentasiku nanti pasti bakal bikin bos terkesan. Aku kan lulusan luar negeri!"
Rekan kerja: (hanya tersenyum sopan)

Saat presentasi...

Mira: "Jadi, kesimpulannya adalah... err... um..."
Bos: "Ada apa, Mira? Kok bingung?"
Mira: "Maaf, Pak. Saya lupa bahasa Indonesia-nya beberapa istilah."
Bos: "Oh, tidak apa-apa. Coba pakai bahasa Inggris saja."
Mira: (tergagap) "Actually, I... I'm not really fluent in English either..."

Rekan-rekan kerja menahan tawa, sementara bos hanya bisa menggelengkan kepala.

11. Reuni Sekolah.

Pada acara reuni sekolah, Nando yang dulu selalu pamer kekayaan orangtuanya, datang dengan mobil mewah.

Nando: "Hei guys, lihat nih mobil baruku. Edisi terbatas, cuma ada 50 di dunia!"
Teman-teman: (mengangguk sopan)

Tiba-tiba, satpam sekolah menghampiri.

Satpam: "Maaf, Mas. Mobilnya tolong dipindahkan ya. Itu tempat parkir khusus tamu kehormatan."
Nando: "Lho, memangnya siapa tamu kehormatannya?"

Saat itu, sebuah motor bebek tua memasuki area parkir. Pengendaranya, pria sederhana, turun dan disambut meriah oleh semua orang.

Teman 1: "Itu lho, Pak Rudi. Dulu kan dia tukang kebun di sekolah kita."
Teman 2: "Sekarang dia jadi pengusaha sukses. Baru saja sumbang perpustakaan baru buat sekolah."

Nando hanya bisa terdiam, sementara semua orang berkerumun menyambut Pak Rudi.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags