Penyebab kanker otak
foto: pexels.com
BACA JUGA :
Menjalani program diet nggak cukup cuma menjaga asupan kalori, olahraga teratur juga penting lho
Hingga kini, belum diketahui pasti penyebab kanker otak. Namun sebagian besar kanker otak disebabkan oleh sel-sel kanker yang menyebar dari organ tubuh lain ke otak melalui pembuluh darah yang disebut metastasis. Sedangkan untuk kanker otak ganas berawal dari sel-sel otak yang disebabkan oleh tumor otak jinak dan mengalami perkembangan menjadi ganas.
Selain itu terdapat beberapa faktor penyebab yang membuat seseorang berisiko terkena kanker otak ini, di antaranya sebagai berikut:
1. Paparan radiasi
BACA JUGA :
9 Penyebab usus buntu pada anak, kenali gejala dan ketahui cara mencegahnya
Paparan radiasi ionisasi, seperti terapi radiasi pada kepala atau leher dapat merusak DNA sel otak dan meningkatkan risiko kanker otak. Contohnya, orang yang telah menjalani terapi radiasi pada otak mereka untuk mengobati kanker sebelumnya, atau yang sering terpapar radiasi dalam pekerjaannya, seperti petugas medis atau teknisi radiologi.
2. Paparan bahan kimia
Terpapar bahan kimia beracun, seperti pestisida atau logam berat dapat merusak sel otak dan meningkatkan risiko kanker otak. Contohnya, orang yang bekerja di bidang pertanian, manufaktur, atau pabrik dengan paparan bahan kimia yang tinggi.
3. Riwayat keluarga
Jika ada anggota keluarga dekat yang menderita kanker otak, risiko untuk mengembangkan kondisi ini meningkat. Beberapa kondisi genetik dapat juga memengaruhi risiko terkena kanker otak, seperti neurofibromatosis tipe 1 dan 2, sindrom Turcot, dan sindrom Li-Fraumeni.
4. Umur
Risiko kanker otak meningkat seiring bertambahnya usia. Kanker otak lebih sering terjadi pada orang dewasa dan lanjut usia.
5. Genetika
Beberapa kondisi genetik dapat meningkatkan risiko terkena kanker otak, seperti neurofibromatosis tipe 1 dan 2, sindrom Turcot, dan sindrom Li-Fraumeni. Kondisi-kondisi ini diwariskan secara genetik dan memengaruhi kemampuan sel untuk memperbaiki DNA yang rusak, sehingga meningkatkan risiko terkena kanker otak.
6. Radiasi sinar matahari
Paparan berlebihan sinar matahari pada kulit kepala dapat menyebabkan kanker otak jenis melanoma. Orang yang tinggal di daerah dengan sinar matahari yang terlalu terik, atau sering terpapar sinar matahari berlebihan saat melakukan aktivitas di luar ruangan memiliki risiko yang lebih tinggi.
7. Obesitas
Obesitas telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker otak. Obesitas dapat memicu peradangan kronis pada sel-sel otak, yang dapat menyebabkan kerusakan dan meningkatkan risiko kanker otak.
8. Merokok
Rokok mengandung bahan kimia yang berbahaya dan telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker otak. Bahan kimia tersebut merusak sel otak dan menyebabkan peradangan, sehingga dapat menyebabkan kerusakan DNA dan meningkatkan risiko kanker otak.
9. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker otak. Alkohol merusak sel-sel otak dan menyebabkan peradangan yang dapat meningkatkan risiko kanker otak. Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko untuk jenis kanker lainnya, seperti kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, dan hati. Menurut American Cancer Society, batas konsumsi alkohol yang aman adalah satu atau dua minuman per hari untuk pria dan satu minuman per hari untuk wanita.
10. Diet
Diet yang tidak seimbang dan tidak sehat dapat meningkatkan risiko kanker otak. Konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan garam dapat menyebabkan peradangan kronis pada sel-sel otak dan memicu kerusakan DNA, sehingga meningkatkan risiko kanker otak.
11. Virus
Beberapa virus, seperti virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks tipe 1, dan virus cytomegalovirus (CMV), telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker otak. Virus-virus tersebut dapat merusak sel otak dan memicu pertumbuhan sel-sel abnormal yang kemudian berkembang menjadi kanker otak.
Penting untuk diingat bahwa penyebab kanker otak tidak selalu dapat dihindari, seperti faktor genetik dan umur. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker otak, seperti menghindari faktor risiko yang dapat diubah, seperti merokok, minum alkohol berlebihan, dan paparan bahan kimia beracun.
Selain itu, menjaga gaya hidup sehat dengan menerapkan pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan mempertahankan berat badan yang sehat juga dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker otak.
Gejala kanker otak
foto: pexels.com
Gejala kanker otak dapat bervariasi tergantung pada lokasi, ukuran, jenis dan kecepatan pertumbuhan tumor. Beberapa gejala kanker otak yang paling umum meliputi:
1. Sakit kepala
Ini mungkin merupakan gejala yang paling umum dari kanker otak. Sakit kepala bisa terasa seperti tekanan, nyeri, atau ketegangan di kepala dan cenderung bertambah parah seiring waktu.
2. Mual dan muntah
Gejala satu ini bisa terjadi bersamaan dengan sakit kepala atau secara terpisah. Mual dan muntah dapat terjadi kapan saja, terutama setelah makan atau minum.
3. Perubahan pada penglihatan
Pasien dengan kanker otak seringkali mengalami perubahan pada penglihatan. Ini bisa termasuk penglihatan kabur, penglihatan ganda, penglihatan yang hilang, dan perubahan pada bidang pandang.
4. Kelemahan otot
Kanker otak dapat memengaruhi kemampuan untuk menggerakkan bagian tubuh tertentu, seperti lengan atau kaki, dan bisa mengakibatkan kelemahan atau mati rasa pada sisi tubuh tertentu.
5. Kesulitan berbicara atau memahami bahasa
Pasien dengan kanker otak mungkin mengalami kesulitan berbicara atau memahami bahasa. Ini bisa termasuk kesulitan dalam menemukan kata-kata, mengucapkan kata-kata dengan benar, atau memahami kata-kata saat orang lain berbicara.
6. Kejang
Kejang adalah gejala umum dari kanker otak, terutama jika tumor berada di area otak yang mempengaruhi aktivitas listrik pada otak.
7. Perubahan perilaku dan kepribadian
Pasien dengan kanker otak mungkin mengalami perubahan perilaku dan kepribadian, termasuk depresi, kebingungan, dan kecemasan. Jika kamu mengalami gejala seperti ini, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan diagnosis yang tepat.