Brilio.net - Setiap orang pasti pernah merasakan sakit kepala atau pusing disertai badan yang lemas. Ketika mengalami kondisi tersebut, biasanya seseorang mengira jika ia mengalami darah rendah. Darah rendah atau juga dikenal sebagai hipotensi, adalah kondisi ketika tekanan darah seseorang turun di bawah batas normal. Batas normal tekanan darah bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kesehatan secara umum. Pada orang dewasa, tekanan darah normal adalah kurang dari 120/80 mmHg.
Ketika tekanan darah turun di bawah angka ini, seseorang dapat mengalami gejala yang tidak nyaman seperti pusing, lemas, dan nyeri kepala. Darah rendah bukanlah penyakit yang serius, tetapi dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas seseorang jika tidak diobati dengan benar.
BACA JUGA :
Sehat dan mudah didapat, 7 sayuran ini bantu atasi darah rendah
Selain dialami oleh orang dewasa, darah rendah juga bisa menyerang remaja. Ya, remaja dapat terserang darah rendah atau hipotensi. Hipotensi pada remaja dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan hormonal selama masa pubertas hingga kurangnya asupan cairan.
Jika remaja mengalami gejala darah rendah, sangat penting untuk mencari perawatan medis dan menentukan penyebab yang mendasari hipotensi tersebut. Dengan pengobatan yang tepat dan perubahan gaya hidup yang sehat, hipotensi pada remaja dapat diatasi.
Namun, sebelum kamu mengira jika kamu menderita darah rendah, kamu harus mengetahui penyebab seseorang mengalami darah rendah dan bagaimana gejalanya. Setelah mengetahuinya, kamu juga harus tahu bagaimana cara pencegahannya. Berikut 11 penyebab darah rendah pada remaja, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (14/2).
BACA JUGA :
Segar dan menyehatkan, 7 buah ini ampuh atasi darah rendah
Penyebab darah rendah pada remaja.
foto: freepik.com
1. Kekurangan zat besi.
Anemia defisiensi besi adalah salah satu penyebab umum darah rendah pada remaja. Kekurangan zat besi dapat terjadi karena diet yang tidak seimbang atau karena masalah pencernaan.
2. Kekurangan vitamin B12.
Vitamin B12 penting untuk pembentukan sel darah merah, dan kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia megaloblastik.
3. Kehilangan darah.
Kehilangan darah akibat cedera atau operasi dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah dalam tubuh.
4. Pendarahan menstruasi.
Perempuan remaja yang mengalami menstruasi dapat mengalami kehilangan darah yang signifikan dan menyebabkan anemia.
5. Gangguan autoimun.
Beberapa penyakit autoimun, seperti lupus dan penyakit sel sabit, dapat menyebabkan anemia.
foto: freepik.com
6. Gangguan genetik.
Thalasemia dan anemia sel sabit adalah gangguan genetik yang menyebabkan produksi sel darah merah yang tidak normal dan dapat menyebabkan anemia.
7. Gangguan ginjal.
Ginjal berperan penting dalam produksi hormon yang mengatur produksi sel darah merah, dan masalah ginjal dapat mengganggu produksi hormon ini.
8. Obat-obatan.
Beberapa obat-obatan, seperti obat pengencer darah atau obat kemoterapi, dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah dalam tubuh.
9. Infeksi.
Beberapa infeksi, seperti hepatitis atau infeksi virus mononukleosis, dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah dalam tubuh.
10. Dehidrasi.
Kekurangan cairan dalam tubuh dapat memengaruhi volume darah dan menyebabkan penurunan tekanan darah.
11. Kelainan jantung.
Beberapa kelainan jantung, seperti stenosis aorta, dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah dalam tubuh.
Gejala darah rendah pada remaja.
foto: freepik.com
1. Pusing atau kepala terasa ringan
2. Merasa lelah atau lesu
3. Kesulitan berkonsentrasi atau merasa bingung
4. Pucat atau kulit terasa dingin
5. Nyeri dada atau jantung berdebar-debar
6. Sesak napas atau sulit bernapas
7. Nafsu makan menurun atau mual
8. Kaki atau tangan terasa mati rasa
Namun, penting untuk diingat bahwa gejala tersebut juga dapat disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis lainnya, sehingga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala darah rendah yang berkepanjangan atau mengkhawatirkan.
Cara mencegah darah rendah pada remaja.
foto: freepik.com
1. Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang, terutama makanan yang kaya akan zat besi dan vitamin B12.
2. Minum cukup air setiap hari untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
3. Hindari merokok atau mengonsumsi alkohol.
4. Olahraga secara teratur untuk memperkuat otot jantung dan meningkatkan sirkulasi darah.
5. Istirahat yang cukup dan tidur yang berkualitas untuk menjaga keseimbangan hormon dan fungsi tubuh.
6. Hindari stres atau belajar cara mengelolanya.
7. Jangan menunda-nunda makan, hindari puasa yang berlebihan.
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk memastikan tubuh kamu dalam keadaan sehat.