Brilio.net - Konjungsi temporal merupakan salah satu kata hubung yang terdapat dalam suatu susunan kalimat. Konjungsi temporal ini dapat menjelaskan hubungan antara waktu dan peristiwa baik di dalam kalimat atau antar kalimat itu sendiri.
Konjungsi temporal secara sederhana dapat diartikan juga sebagai kata hubung yang mendeskripsikan waktu antara dua hal atau peristiwa. Selain itu konjungsi temporal juga memiliki fungsi khusus yaitu untuk memastikan para pembaca agar tidak kebingungan untuk membaca suatu kalimat atau paragraf karena tidak ada suatu kata penghubungnya. Maka dengan adanya konjungsi temporal, para pembaca kemungkinan besar akan lebih memahami apa maksud dari tulisan atau kalimat yang sedang dibaca.
BACA JUGA :
45 Contoh kalimat pengandaian dalam bahasa Indonesia
Konjungsi temporal kerap digunakan penulis dalam menulis teks narasi dan berita sebagai penyambung kalimat. Karena konjungsi temporal sendiri dapat berfungsi untuk memaparkan kejadian atau peristiwa secara kronologis.
BACA JUGA :
41 Contoh kalimat lampau dalam penggunaan Bahasa Indonesia
foto: freepik.com
Ciri-ciri konjungsi temporal
Konjungsi temporal mempunyai ciri khas tersendiri yang dapat membedakannya dengan konjungsi jenis lain. Ciri-ciri yang dimiliki konjungsi temporal sebagai berikut:
1. Konjungsi temporal berfungsi sebagai subjungtif
Subjungtif yaitu suatu modus yang menegaskan kemungkinan secara objektif. Jelasnya dalam penggunaan konjungsi temporal ini dapat menggunakan suatu kalimat yang mempunyai makna lengkap, koheren, serta mudah dipahami bagi para pembaca.
2. Konjungsi temporal lebih fleksibel
Konjungsi temporal pada umumnya dapat ditempatkan di mana saja dalam sebuah kalimat atau paragraf, baik di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat. Sehingga penempatannya fleksibel selama pemilihan kata atau bentuk konjungsinya sesuai dengan makna dari kalimat yang ditulis.
3. Konjungsi temporal menjadi penghubung kalimat utama dengan kalimat induk.
Konjungsi temporal sendiri juga bisa bertindak sebagai tautan, yaitu menghubungkan antara kalimat utama atau klausa dengan kalimat induk. Tautan sendiri maksudnya adalah pengait dari kalimat satu dengan kalimat lainnya. Dengan demikian pembaca bisa terbantu untuk memahami hubungan antara kedua kalimat tersebut.
4. Konjungsi temporal sebagai penghubung kalimat yang berkaitan dengan unsur waktu.
Karakteristik konjungsi temporal ini tentunya menjadi ciri utama dari konjungsi temporal, karena karakter ini yang menjadi pembeda antara konjungsi temporal dengan konjungsi lainnya. Penggunaan konjungsi temporal tidak akan bisa digunakan pada kalimat yang tidak memiliki kaitannya dengan unsur waktu.
Jenis konjungsi temporal
Berdasarkan sifatnya konjungsi temporal ini masih terbagi menjadi dua macam. Berikut jenis-jenis konjungsi temporal:
1. Konjungsi temporal sederajat
Konjungsi temporal sederajat merupakan konjungsi yang memiliki sifat atau bersifat setara. Maksudnya yaitu kata hubung temporal yang digunakan pada kalimat majemuk setara atau sederajat dengan yang penghubung kata dan kalimat sifatnya. Konjungsi temporal jenis ini hanya bisa diletakkan di tengah kalimat dan tidak bisa diletakkan di awal maupun di akhir kalimat.
Hal itu dikarenakan, konjungsi temporal jenis ini, jika diletakkan di awal atau di akhir kalimat, makna kalimatnya akan berubah dan menjadi berantakan.
Sebenarnya konjungsi temporal jenis ini juga bisa diletakkan di tengah maupun di akhir, tetapi perlu menggunakan konjungsi lainnya di awal agar kalimat dapat dimengerti dan dipahami. Untuk memisahkan antar kalimat biasanya dengan menambahkan tanda koma (,) di dalamnya.
Contoh konjungsi temporal sederajat yaitu:
a. Kemudian
b. Lalu
c. Setelahnya
d. Selanjutnya
e. Sebelumnya
f. Sebelum itu
g. Setelah itu
i. Sehabis itu
j. Sesudah itu
2. Konjungsi temporal tidak sederajat
Seperti pada namanya konjungsi temporal tidak sederajat merupakan kebalikan dari konjungsi temporal sederajat, yang mana konjungsi jenis ini digunakan sebagai penghubung kalimat yang tidak setara atau bertingkat.
Konjungsi temporal tidak sederajat cenderung lebih fleksibel dibandingkan konjungsi temporal sederajat. Karena, konjungsi temporal jenis ini dapat diletakkan di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat.
Meskipun peletakannya dimana saja, konjungsi temporal jenis ini tidak akan mempengaruhi kalimat yang disusun, sehingga kalimat itu akan tetap bisa dimengerti dan dipahami.
Contoh konjungsi temporal tidak sederajat yaitu:
a. Bila
b. Saat
c. Semenjak
d. Sementara
e. Sejak
f. Sedari
g. Tatkala
h. Apabila
i. Ketika
j. Sampai
foto: freepik.com
Penulis: Magang/Agung Pradana Putra