1. Home
  2. »
  3. Ragam
12 September 2024 04:10

20 Contoh soal titrasi asam basa, lengkap dengan pembahasannya

Memahami konsep ini bisa jadi lebih mudah kalau kamu sering latihan soal. Dwiyana Pangesthi
freepik.com

Brilio.net - Titrasi asam basa merupakan salah satu metode analisis kimia yang penting dalam memahami sifat-sifat larutan. Titrasi asam basa sering menjadi salah satu topik yang bikin pusing, terutama bagi kamu yang sedang belajar kimia. Tapi jangan khawatir, karena sebenarnya, memahami konsep ini bisa jadi lebih mudah kalau kamu sering latihan soal.

Setiap contoh soal yang ada dirancang untuk membantu kamu memahami langkah-langkah dalam melakukan titrasi. Dari menghitung konsentrasi hingga menentukan titik ekivalen, semua aspek penting dalam titrasi asam basa akan dibahas dengan jelas.

BACA JUGA :
30 Contoh soal penalaran umum beserta jawabannya, pahami definisi dan tipsnya


Kamu nggak cuma akan menemukan soal-soal dasar, tapi juga yang lebih menantang, jadi persiapan ujianmu bakal lebih matang. Selain membantu kamu lebih paham, latihan soal-soal juga bisa jadi cara yang asyik buat kamu mengasah kemampuan pelajaran kimia.

Yuk, mulai belajar dengan contoh soal titrasi asam basa, sudah brilio.net himpun dari berbagagai sumber pada Rabu (11/9).

BACA JUGA :
40 Contoh soal kecepatan dan waktu beserta kunci jawabannya

foto: freepik.com

1. Soal 1: Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat Sejumlah 25 mL larutan asam asetat (CHCOOH) 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Tentukan pH larutan setelah penambahan 12,5 mL NaOH!

Pembahasan: Saat 12,5 mL NaOH ditambahkan, jumlah mol asam asetat dan NaOH yang bereaksi adalah sama, membentuk garam dan air. Karena ini adalah titik setengah ekivalen, pH sama dengan pKa asam asetat, yaitu 4,76.

2. Soal 2: Titrasi Basa Kuat dengan Asam Kuat Larutan NaOH 0,1 M sebanyak 50 mL dititrasi dengan larutan HCl 0,1 M. Berapa pH larutan setelah penambahan 10 mL HCl?

Pembahasan: Karena HCl adalah asam kuat, dan NaOH adalah basa kuat, titrasi akan menghasilkan larutan netral setelah reaksi. Pada titik sebelum ekivalen, basa NaOH masih tersisa, sehingga pH masih basa. pH bisa dihitung berdasarkan sisa mol NaOH setelah penambahan HCl.

3. Soal 3: Menentukan Titik Ekivalen Berapa volume HCl 0,2 M yang diperlukan untuk menitrasi 100 mL larutan NaOH 0,1 M sampai titik ekivalen?

Pembahasan: Titik ekivalen tercapai ketika mol H dari HCl sama dengan mol OH dari NaOH. Menggunakan persamaan MV = MV, kita dapat menghitung volume HCl yang diperlukan, yaitu 50 mL.

4. Soal 4: Titrasi Campuran Asam Larutan yang mengandung campuran HCl dan CHCOOH dititrasi dengan NaOH. Bagaimana cara menentukan konsentrasi masing-masing asam?

Pembahasan: Dengan menggunakan metode titrasi bertahap, kita bisa menentukan konsentrasi HCl terlebih dahulu, karena HCl akan bereaksi sepenuhnya sebelum asam asetat mulai bereaksi. Selanjutnya, jumlah titran yang diperlukan untuk asam asetat dapat dihitung dari titik kedua setelah semua HCl bereaksi.

5. Soal 5: Pengaruh Faktor Pengenceran Bagaimana pH berubah ketika larutan HCl 0,01 M diencerkan hingga 10 kali?

Pembahasan: Pada pengenceran, pH dari asam kuat dapat dihitung dengan rumus pH = -log [H]. Dengan pengenceran, konsentrasi ion H berkurang, sehingga pH naik menjadi lebih mendekati netral.

6. Soal 6: Menghitung pH Setelah Penambahan Titran Sebanyak 25 mL larutan NH 0,1 M dititrasi dengan HCl 0,1 M. Berapa pH larutan setelah penambahan 20 mL HCl?

Pembahasan:
Saat titrasi belum mencapai titik ekivalen, masih ada sisa basa yang belum bereaksi. pH dapat dihitung menggunakan konsentrasi NH yang terbentuk, dan sisa NH yang belum bereaksi, menggunakan konsep penyangga (buffer).

7. Soal 7: Analisis Grafik Titrasi Bagaimana bentuk grafik titrasi asam kuat dengan basa kuat, dan apa informasi penting yang bisa didapatkan dari grafik tersebut?

Pembahasan: Grafik titrasi asam kuat dengan basa kuat biasanya menunjukkan perubahan pH yang tajam di sekitar titik ekivalen. Dari grafik ini, kita bisa mendapatkan informasi tentang titik ekivalen, pH awal, dan pH setelah titik ekivalen.

foto: freepik.com

8. Soal 8: Menggunakan Indikator dalam Titrasi Mengapa phenolphthalein sering digunakan sebagai indikator dalam titrasi asam basa?

Pembahasan:
Phenolphthalein digunakan karena perubahan warnanya yang jelas dari tidak berwarna menjadi merah muda pada pH sekitar 8,2 hingga 10. Ini cocok untuk titrasi antara asam lemah dan basa kuat, di mana titik ekivalen biasanya berada pada pH yang lebih tinggi.

9. Soal 9: Titrasi Asam Poliprotik Berapa banyak ekivalen NaOH yang diperlukan untuk menitrasi 1 mol asam sulfurik (HSO) hingga seluruh protonnya tereksitasi?

Pembahasan: Karena HSO adalah asam diprotik, setiap mol HSO dapat memberikan dua mol proton (H). Maka, diperlukan 2 mol NaOH untuk menitrasi 1 mol HSO hingga titik ekivalen.

10. Soal 10: Penentuan Titik Setengah Ekivalen Apa yang dimaksud dengan titik setengah ekivalen dalam titrasi asam basa, dan bagaimana pH pada titik ini?

Pembahasan: Titik setengah ekivalen adalah titik di mana separuh jumlah mol titran telah ditambahkan untuk mencapai ekivalen penuh. Pada titik ini, pH sama dengan pKa dari asam yang dititrasi, karena konsentrasi asam dan basa konjugatnya sama.

11. Soal 11: Sebanyak 50 mL larutan NaOH dititrasi dengan 0,1 M HCl. Titrasi mencapai titik ekivalen setelah 25 mL HCl ditambahkan. Tentukan konsentrasi larutan NaOH!

Pembahasan: Pada titik ekivalen, mol HCl sama dengan mol NaOH.
mol HCl=MHClVHCl=0,10,025=0,0025 mol

Karena pada titik ekivalen mol NaOH sama dengan mol HCl, maka mol NaOH juga 0,0025 mol. Konsentrasi NaOH dihitung dengan:
MNaOH=VNaOHmol NaOH=0,050,0025=0,05 M

Jadi, konsentrasi larutan NaOH adalah 0,05 M.
12. Soal 12: Sebanyak 50 mL larutan CHCOOH 0,1 M dititrasi dengan larutan NH 0,1 M. Berapa pH larutan setelah penambahan 25 mL NH?

Pembahasan: Pada titik setengah ekivalen, pH dapat dihitung menggunakan rumus Henderson-Hasselbalch:
pH=pKa+log[HA][A]

Pada titik setengah ekivalen, [A]=[HA], sehingga log[HA][A]=0. Oleh karena itu, pH = pKa. Jika pKa asam asetat adalah 4,76, maka pH larutan adalah 4,76.

13. Soal 13: Sebuah larutan HCl 0,1 M dengan volume 100 mL diencerkan menjadi 500 mL, lalu dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Berapa konsentrasi HCl setelah pengenceran, dan apakah ini akan mempengaruhi titik ekivalen?

Pembahasan: Setelah pengenceran:
MHCl=5000,1100=0,02 M

Konsentrasi HCl berkurang, tetapi total mol HCl tetap sama. Pengenceran tidak mempengaruhi jumlah mol HCl, sehingga titik ekivalen tidak berubah. Namun, volume titran yang diperlukan akan lebih besar karena larutan lebih encer.
14. Soal 14: Bagaimana perubahan temperatur mempengaruhi hasil titrasi asam basa?

Pembahasan: Perubahan suhu dapat mempengaruhi konstanta kesetimbangan (Ka atau Kb) dari asam atau basa yang digunakan, sehingga dapat mengubah pH pada titik ekivalen. Peningkatan suhu biasanya meningkatkan disosiasi asam atau basa lemah, yang dapat menggeser titik ekivalen dan mengubah hasil titrasi.

foto: freepik.com

15. Soal 15: Mengapa indikator universal digunakan dalam titrasi campuran asam-basa, dan bagaimana cara menggunakannya?

Pembahasan: Indikator universal digunakan karena dapat menunjukkan rentang pH yang luas, sehingga cocok untuk titrasi campuran yang memiliki beberapa titik ekivalen. Indikator ini berubah warna secara bertahap mengikuti perubahan pH, sehingga membantu dalam menentukan pH pada setiap tahap titrasi.
16. Soal 16: Apa perbedaan antara titrasi mikro dan makro, dan dalam kondisi apa masing-masing digunakan?

Pembahasan: Titrasi mikro menggunakan volume titran yang sangat kecil (biasanya dalam mikroliter), sementara titrasi makro menggunakan volume yang lebih besar (dalam mililiter). Titrasi mikro digunakan dalam analisis dengan sampel kecil atau ketika bahan kimia berharga mahal. Titrasi makro digunakan ketika sampel tersedia dalam jumlah besar dan akurasi absolut kurang penting.
17. Soal 17: Bagaimana keberadaan kontaminan dalam larutan dapat mempengaruhi hasil titrasi?

Pembahasan: Kontaminan dapat bereaksi dengan titran atau analit, mengubah jalannya reaksi dan mempengaruhi akurasi hasil titrasi. Misalnya, kontaminan basa dalam larutan asam dapat menyebabkan kebutuhan titran yang lebih besar, sehingga menggeser titik ekivalen dan memberikan hasil yang salah.
18. Soal 18: Sebanyak 25 mL larutan campuran CaCO dan MgCO dititrasi dengan HCl berlebih, kemudian sisa HCl dititrasi dengan NaOH. Bagaimana cara menghitung konsentrasi CaCO?

Pembahasan: Dalam back titration, larutan asam berlebih ditambahkan ke sampel, kemudian sisa asam dititrasi dengan basa. Konsentrasi CaCO dapat dihitung dari jumlah HCl yang bereaksi dengan CaCO, dengan menggunakan hubungan stoikiometri antara HCl dan CaCO.
19. Soal 19: Apa keuntungan menggunakan titrator otomatis dalam titrasi dibandingkan dengan titrasi manual?

Pembahasan: Titrator otomatis menawarkan keakuratan dan presisi yang lebih tinggi, memungkinkan pengulangan eksperimen dengan konsistensi yang lebih baik. Selain itu, titrator otomatis dapat merekam data secara real-time dan menghasilkan laporan titrasi yang lebih cepat dan akurat, meminimalkan kesalahan manusia.
20. Soal 20: Sebutkan beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam titrasi dan bagaimana cara meminimalkannya.

Pembahasan: Kesalahan yang sering terjadi dalam titrasi meliputi kesalahan dalam pembacaan buret, penggunaan alat yang tidak bersih, pengenceran yang tidak tepat, dan kesalahan dalam menentukan titik ekivalen. Untuk meminimalkan kesalahan ini, pastikan alat ukur kalibrasi dengan benar, buret dibaca pada sudut yang tepat, dan prosedur titrasi dilakukan dengan hati-hati dan berulang untuk memastikan konsistensi.


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags