Di dalam bahasa Indonesia terdapat berbagai macam jenis kalimat. Semua jenis kalimat ini memiliki fungsi dan ciri khasnya masing-masing.
Jika kamu mempelajari kalimat-kalimat yang ada di dalam bahasa Indonesia, tentu bisa berguna dalam kehidupan sehari-hari. Entah ketika digunakan dalam percakapan maupun untuk menyusun kalimat tulisan.
BACA JUGA :
60 Contoh kalimat tidak efektif, mudah dipahami dan lengkap dengan ciri-cirinya
Salah satu kalimat yang ada di dalam bahasa Indonesia adalah kalimat retorik atau gaya bertutur. Tujuan seseorang menggunakan kalimat retorik ini bisa bermacam-macam. Mulai dari meyakinkan orang lain tentang suatu argumen, menghibur, menginspirasi, atau menyentuh perasaan orang.
Supaya lebih jelas, tentang apa itu kalimat retorik. Berikut adalah penjelasan tentang retorik beserta ciri-ciri, fungsi, serta contoh kalimatnya yang brilio.net himpun dari beberapa sumber pada Jumat (15/9).
Pengertian kalimat retorik.
BACA JUGA :
75 Kalimat majemuk hubungan bersyarat, lengkap dengan jenis dan pengertiannya
Retorik bisa juga disebut retorika yang merupakan sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Retorika bisa juga diartikan sebagai sebuah kalimat tanya tetapi tidak bertanya.
Retorika merupakan suatu kalimat tanya yang sebenarnya mengandung sebuah makna pernyataan dan tidak memerlukan jawaban, karena jawabannya telah diketahui dan merupakan kalimat lengkap. Biasanya kalimat retorika terdapat pada suatu percakapan pada orang baru, hanya untuk sekadar basa-basi.
Fungsi kalimat retorik.
Kalimat retorik mempunyai beberapa fungsi mendasar dan harus tahu bagaimana cara menggunakannya. Berikut ini adalah fungsi dari kalimat retorik.
1. Sering digunakan dalam pidato, kalimat retorik bisa digunakan sebagai penegas.
2. Kalimat retorik dapat digunakan saat sedang berdiskusi atau sedang debat, sebagai suatu penjelas.
3. Kalimat retorik dapat digunakan sebagai sindiran atau kritik.
4. Kalimat retorik digunakan untuk memberikan suatu pesan pada seseorang secara lembut.
5. Kalimat retorik digunakan untuk memberi support atau dukungan.
6. Kalimat retorik juga dapat digunakan saat bertemu orang baru, hanya untuk sekadar basa-basi.
7. Kalimat retorik juga dapat digunakan untuk membuat suatu karya tulis seperti cerpen.
8. Kalimat retorik dapat juga digunakan untuk mengulik informasi.
Ciri-ciri kalimat retorik.
Agar dapat dibedakan dari kalimat lain, kalimat retorik mempunyai beberapa ciri khusus. Berikut adalah ciri-ciri kalimat retorik.
1. Kalimat retorik tidak membutuhkan jawaban.
2. Kalimat retorik muncul hanya sebagai efek yang memberi penekanan pada poin bahasan.
3. Biasanya penerima merespon dengan kata iya atau tidak.
4. Kalimat retorik dapat berupa pertanyaan dan penegasan.
5. Kalimat retorik juga bisa tidak menggunakan kata tanya.
6. Jawaban kalimat retorik sudah diketahui.
7. Posisi kalimat atau pertanyaan retorik biasanya setelah komentar.
Strategi menyusun kalimat retorik.
Supaya lebih jelas dan mudah untuk memahaminya. Menurut ahli retorika klasik Aristoteles, terdapat lima strategi penyusunan retorika yang dikenal dengan istilah "The Five Canons of Rhetoric" (West dan Turner, 2007:343).
Berikut ini adalah cara menggunakan kalimat retorik dalam suatu percakapan maupun tulisan.
1. Invention (penemuan bahan).
Invention merupakan konstruksi atau pengembangan dari sebuah argumen yang relevan dengan sebuah tujuan dari pidato. Langkah ini mencakup kemampuan untuk menemukan, mengumpulkan, menganalisis, dan memilih materi yang cocok.
2. Dispositio/Arrangement (penyusunan bahan/materi).
Disposisi merupakan penataan ide, membantu pendengar memahami hubungan antar ide serta menghindari kebingungan.
3. Style/Elocutio (gaya/pemilihan bahasa).
Style adalah cara penggunaan bahasa dalam mengekspresikan ide. Penggunaan style yang efektif akan membuat pesan lebih jelas, menarik, dan powerful.
4. Memory (mengingat materi).
Memory berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat mengenai apa yang akan seseorang katakan.
5. Pronountiatio/Delivery (penyampaian).
Delivery merupakan bagian terakhir dari retorika. Delivery melibatkan secara vokal dan fisik dalam mempresentasikan speech penyam
Contoh kalimat retorik dalam bahasa Indonesia.
1. Apakah manusia bisa hidup tanpa makan dan minum?
2. Berapa banyak lagi korban yang harus berjatuhan hingga perang usai?
3. Apalah artinya kau tersenyum padaku, jika pada akhirnya kau memilih dia.
4. Tidakkah kita harus berdamai dengan diri sendiri atas segala kegagalan.
5. Bagaimana kamu bisa sukses, kalau setiap hari bermain game terus?
6. Benarkah seseorang tidak pernah berbuat dosa.
7. Mengapa tidak kau buang saja sampahnya di tempat sampah?
8. Tidaklah kamu takut adzab Tuhan?
9. Pantaskah kau menyakiti hati ibumu?
10. Baru pulang mas/mbak?
11. Apa kamu tidak merasa lelah setelah bekerja sepanjang hari?
12. Wah cukup jauh juga ya rumahmu.
13. Apakah kalian harus sekolah?
14. Apakah harus berdoa sebelum makan?
15. Apakah kamu siap belajar?
16. Orang hidup bisa mati?
17. Apakah dengan menabung bisa mengumpulkan uang?
18. Apakah kamu mau jadi sukses?
19. Apakah kamu mau jatuh?
20. Apakah kamu tidak melihatku?
21. Menurutmu, apakah pantas kita menilai seseorang hanya dari tampilan luarnya?
22. Inikah yang kau sebut kantor?
23. Apakah seharusnya kamu diam saja.
24. Wah, cuaca hari ini sangat cerah, ya.
25. Aku harap kamu baik-baik saja setelah mengakhiri hubungan kita.
Contoh kalimat retorik, dengan penjelasan mengenai ciri-cirinya.
26. "Ia telah tiada."
Ciri: Menggunakan kata-kata yang lebih ringan atau halus untuk merujuk pada sesuatu yang kurang menyenangkan.
27. "Kita harus berjuang. Kita harus berusaha. Kita harus menang."
Ciri: Pengulangan kata atau frasa pada awal kalimat berturut-turut.
28. "Dia kuat seperti seekor singa."
Ciri: Membandingkan dua hal dengan menggunakan kata "seperti" atau "bagai."
29. "Cinta adalah api yang membara dalam hati kita."
Ciri: Menggambarkan sesuatu dengan mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang lain.
30. "Angin berbisik di telingaku."
Ciri: Memberikan sifat manusia pada benda mati atau hewan.
31. "Cuaca sangat bagus," katanya sambil melihat hujan deras di luar.
Ciri: Mengungkapkan makna yang berlawanan dengan kata-kata yang sebenarnya.
32. "Dia belajar, bekerja, dan mencapai kesuksesan."
Ciri: Menyusun kata atau frasa dalam urutan bertingkat untuk mencapai efek dramatis.
33. "Dia belajar, bekerja, dan akhirnya menjadi pembersih jendela."
Ciri: Menurunkan tingkat pentingnya dalam susunan kata atau frasa.
34. "Mengajar adalah belajar, berbagi adalah berlipat, berkembang adalah berubah."
Ciri: Mengulangi struktur gramatikal atau sintaksis yang sama dalam kalimat.
35. "Saya telah memberi tahu Anda ini sejuta kali!"
Ciri: Melebih-lebihkan sesuatu untuk efek dramatis.
36. "Raja rajin membaca rencana-rencana rakyat."
Ciri: Pengulangan bunyi konsonan di awal kata-kata.
37. "Angin berdesir dan daun-daun bergemerisik."
Ciri: Menggunakan kata-kata yang menirukan suara yang dijelaskan.
38. "Masa lalu adalah kunci untuk memahami masa kini, karena masa kini adalah masa lalu yang diubah."
Ciri: Mengulang kata atau frasa pada awal dan akhir kalimat.
39. "Saya mengasihani anda, tetapi Anda tidak mendapatkan simpati dari saya."
Ciri: Menggunakan kata yang sama dengan makna yang berbeda dalam kalimat yang sama.
40. "Apakah kita akan duduk diam sambil dunia ini runtuh?"
Ciri: Mengajukan pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban, untuk menarik perhatian.
41. "Dia memberikan hadiah yang gratis."
Ciri: Mengulangi informasi yang sudah tersirat dalam kalimat.
42. "Jika anda melanjutkan seperti ini, saya..."
Ciri: Menghentikan kalimat secara tiba-tiba untuk menciptakan efek dramatis.
43. "Dia bukan pemain yang buruk."
Ciri: Menggunakan pernyataan negatif untuk menyatakan sesuatu yang positif.
44. "Hidup adalah mimpi yang nyata, tetapi mimpi ini adalah hidup."
Ciri: Menggunakan pernyataan yang kontradiktif untuk memancing pemikiran.
45. "Dia datang dan membantu dan memberi dan tersenyum."
Ciri: Mengulangi kata "dan" untuk memberikan efek panjang dan berkepanjangan pada kalimat.
46. "Dia datang, membantu, memberi, tersenyum."
Ciri: Menghilangkan kata "dan" untuk memberikan efek yang lebih singkat dan tegas.
47. "Dia adalah seperti Romeo dalam kisah cinta ini."
Ciri: Merujuk pada karya sastra, sejarah, atau budaya populer untuk mengekspresikan ide atau konsep.
48. "Makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan."
Ciri: Mengulangi kata atau frasa dalam kalimat, tetapi dengan urutan yang terbalik.
49. "Dia membuka pintu dan hatinya untuk saya."
Ciri: Menggunakan kata yang sama dalam dua arti yang berbeda dalam kalimat yang sama.
50. "Seseorang yang tak bisa berhenti berbicara tentang dirinya sendiri."
Ciri: Menggunakan deskripsi panjang untuk menggantikan kata atau frasa yang lebih singkat.