Brilio.net - Sudah menjadi rahasia umum jika saat ini banyak lulusan sekolah pilot yang menganggur. Hal ini disebabkan jumlah lulusan yang terus bertambah setiap tahun, namun berbanding terbalik dengan ketersediaan lowongan pekerjaan di maskapai.
Kondisi ini diperparah dalam dua tahun terakhir saat pandemi Covid-19 merebak. Banyak maskapai yang akhirnya memilih mengurangi jumlah pegawai termasuk pilot.
BACA JUGA :
7 Tahun pacaran, 11 momen pernikahan Nimaz Dewantary dan Radifan Mirza
Nasib para pilot muda yang masih memiliki jam terbang terbatas pun semakin miris. Selain minimnya lowongan pekerjaan, mereka juga harus bersaing dengan para pilot senior yang sudah mengantongi jam terbang mumpuni.
Situasi ini membuat Presiden Direktur Smart Aviation Pongky Majaya tergerak untuk membantu mangatasi nasib para pilot muda. Lewat perusahaannya, PT Smart Cakrawala Aviation ia pun memutar otak, bagaimana agar para pilot muda ini bisa mengaplikasikan ilmunya di dunia penerbangan.
BACA JUGA :
Momen kakak beradik pilot 'bertemu' di udara, sempat saling sapa
Saya menawarkan konsep pendidikan dan membuka kesempatan kerja bagi putra-putra lokal. Saya selalu berusaha untuk merekrut orang Indonesia dan membatasi pilot asing. Tujuannya agar putra-putri Indonesia nggak cuma jadi penonton, ungkap Pongky saat bincang dengan media di Malinau, Kalimantan Utara, belum lama ini.
Nah karena maskapai pesawat perintis ini beroprasi di sejumlah wilayah terpencil di Indonesia, nggak heran jika pilot putra asli daerah menjadi prioritas utama. Saat ini Smart Aviation juga memiliki program perekrutan pilot yang terbilang unik. Misalnya saja, perusahaan ini tak segan untuk menyekolahkan calon pilot ke sejumlah sekolah pilot di Indonesia. Berikut beberapa program perekrutan yang dilakukan Smart Aviation dalam menjaring pilot-pilot asli putra daerah.
1. Menyekolahkan 25-30 pilot per tahun
Operator pesawat perintis ini setidaknya setiap tahun bisa menyekolahkan 25 hingga 30 tamatan SMA untuk menjadi pilot. Selain itu untuk engineer setiap tahunnya Smart Aviation menyekolahkan antara 5-10 orang. Smart Aviation juga memiliki bandara pribadi, yakni Bandara Semelagi di Singkawang, Kalimantan Barat. Selain sebagai bandara, tempat ini juga menjadi area perawatan pesawat yang sekaligus sebagai tempat pelatihan.
Karena suatu kebanggan bagi daerah mereka ketika memiliki pilot asli putra daerah. Misalnya di Kalimantan Barat, pilot-pilot yang akan menerbangkan pesawat harus berasal dari Kalimantan Barat, lanjut Pongky.
Seluruh biaya pendidikan gratis untuk para pilot ini sepenuhnya berasal dari anggaran CSR perusahaan. Nah asumsi biaya sekolah gratis dari awal hingga kelulusan mencapai Rp1,5 miliar per orang.
2. Menjalin ikatan batin
Menariknya, dari program pelatihan dan pendidikan pilot yang diberikan Smart Aviation, tidak yang namanya ikatan kerja. Artinya, seorang yang telah disekolahkan, tidak harus bekerja dalam kurun waktu tertentu di Smart Aviation. Mereka bebas memilih maskapai usai mengikuti pelatihan. Pendidikan kita ini selain skill juga melatih etos kerja. Training yang kami berikan tidak ada satupun yang berbentuk ikatan kerja, tapi justru ikatan batin. Jika ada anggapan orang berpikir out of the box, saya justru berpikir without the box, ujar Pongky.
3. Wajib resign
Maskapai ini juga menerapkan pola wajib resign bagi para pilot. Tujuannya agar jenjang karier para co-pilot tidak terganjal. Sebab, jumlah armada Smart Aviation yang terbatas tidak mungkin menampung semua pilot. Karena itu pilot yang sudah lebih senior harus memberikan tempat kepada co-pilot agar jejang karier mereka bisa menanjak. Kami juga sudah banyak menyalurkan pilot-pilot ke operator lain. Semakin banyak yang merekrut pilot kami maka itu justru menjadi kebanggan buat saya, lanjut Pongky.
Ketika ada yang menolak resign, Smart Aviation akan memotivasi mereka untuk resign. Lagi-lagi, tujuannya agar perusahaan ini tidak kelebihan pilot. Para pilot disarankan untuk mengembangkan karier di tempat lain.
4. Membuka peluang co-pilot wanita
Perusahaan ini juga membuka peluang 40% untuk co-pilot wanita agar mereka bisa membuktikan kepada semua orang bahwa tidak ada perbedan gender untuk profesi ini. Wanita juga bisa terbang lho.