Brilio.net - Kalimat konotasi merupakan jenis kalimat yang memiliki makna tambahan di luar makna denotatif atau literalnya. Makna konotatif sering kali bergantung pada konteks, budaya, dan persepsi individu, sehingga bisa berbeda-beda bagi setiap orang.

Untuk memahami lebih lanjut, artikel ini akan menyajikan contoh kalimat konotasi lengkap dengan penjelasannya, agar kamu dapat mengenali sekaligus menggunakan kalimat-kalimat ini dengan tepat. Menariknya, penggunaan kalimat konotasi kerap ditemukan dalam karya sastra, pidato, hingga percakapan sehari-hari.

Kalimat konotasi dapat memberikan warna maupun emosi yang lebih mendalam dalam komunikasi, menjadikan pesan yang disampaikan lebih bermakna. Dengan melihat contoh kalimat konotasi yang ada, kamu bisa lebih memahami bagaimana makna tersirat dapat mempengaruhi cara suatu pesan diterima.

Berikut 45 contoh kalimat konotasi yang lengkap dengan penjelasannya, seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (5/9).

Contoh kalimat konotasi

Contoh kalimat konotasi © 2024 freepik.com

foto: freepik.com/drobotdean

1. "Anak itu tumbuh menjadi bunga desa yang selalu menarik perhatian banyak orang."
Konotasi: "Bunga desa" mengacu pada seorang gadis yang sangat cantik dan menjadi kebanggaan di desanya, bukan bunga yang sebenarnya.

2. "Dia selalu menjadi kambing hitam setiap kali terjadi masalah di kantor."
Konotasi: "Kambing hitam" berarti orang yang selalu disalahkan atas suatu kesalahan, meskipun tidak selalu bersalah.

3. "Kehadirannya di tengah rapat menambah minyak dalam api yang sudah menyala."
Konotasi: "Minyak dalam api" berarti memperburuk situasi yang sudah tegang atau konflik yang sedang terjadi.

4. "Walaupun banyak tantangan, dia tetap menjadi sosok yang tidak mudah dipatahkan semangatnya."
Konotasi: "Tidak mudah dipatahkan" berarti sangat tangguh dan kuat dalam menghadapi kesulitan, bukan dalam arti fisik.

5. "Setelah lama bekerja keras, akhirnya dia menikmati buah dari usahanya."
Konotasi: "Buah dari usaha" berarti hasil atau pencapaian dari kerja keras, bukan buah dalam arti harfiah.

6. "Kata-kata manisnya ternyata hanyalah madu beracun yang menyamarkan niat jahat."
Konotasi: "Madu beracun" berarti sesuatu yang terlihat baik atau manis tapi sebenarnya berbahaya atau menipu.

7. "Dia adalah orang yang selalu membawa angin segar ke dalam tim dengan ide-ide barunya."
Konotasi: "Angin segar" berarti hal atau ide baru yang memberikan semangat atau perubahan positif, bukan angin dalam arti harfiah.

8. "Kepemimpinannya yang kuat menjadi tiang penyangga bagi organisasi ini."
Konotasi: "Tiang penyangga" berarti sosok yang sangat penting dan mendukung keberlanjutan organisasi, bukan tiang fisik.

9. "Wajahnya bersinar seperti matahari ketika mendengar kabar gembira itu."
Konotasi: "Bersinar seperti matahari" berarti wajahnya terlihat sangat bahagia dan penuh dengan kegembiraan, bukan bersinar secara literal.

10. "Dia adalah ular berbisa di antara teman-temannya, selalu menyebarkan gosip dan kebohongan."
Konotasi: "Ular berbisa" mengacu pada seseorang yang berbahaya dan sering melakukan tindakan yang merugikan orang lain, bukan ular sebenarnya.

11. "Setiap kali tersenyum, dia seperti menyinari seluruh ruangan dengan keceriaannya."
Konotasi: "Menyinari seluruh ruangan" berarti membuat suasana menjadi cerah dan menyenangkan dengan senyumannya, bukan secara harfiah memberikan cahaya.

12. "Setelah sukses besar, dia kini memegang kunci emas menuju masa depan yang cerah."
Konotasi: "Kunci emas" berarti akses atau cara untuk mencapai kesuksesan besar, bukan kunci yang terbuat dari emas.

13. "Dia selalu menjadi tulang punggung keluarga, bekerja keras demi memenuhi kebutuhan semua anggota."
Konotasi: "Tulang punggung" mengacu pada orang yang menjadi penopang utama ekonomi keluarga, bukan tulang secara literal.

14. "Meski banyak hambatan, semangatnya tetap menyala seperti api yang tak pernah padam."
Konotasi: "Api yang tak pernah padam" berarti semangat yang terus berkobar dan tidak pernah hilang, bukan api dalam arti sebenarnya.

15. "Dia dianggap sebagai raja kecil di rumahnya, selalu mendapatkan apa yang dia inginkan."
Konotasi: "Raja kecil" mengacu pada seseorang yang sangat dimanjakan dan memiliki kendali penuh di lingkungan tertentu, bukan raja dalam arti harfiah.

16. "Meskipun usianya sudah tua, pikirannya tetap tajam seperti pisau yang baru diasah."
Konotasi: "Tajam seperti pisau" berarti memiliki kemampuan berpikir yang sangat cerdas dan cepat, bukan tajam secara fisik.

17. "Dia dikenal sebagai singa panggung karena kehebatannya dalam berpidato di depan umum."
Konotasi: "Singa panggung" mengacu pada seseorang yang sangat berani dan percaya diri di depan umum, bukan singa dalam arti sebenarnya.

18. "Setelah kejadian itu, hatinya menjadi sekeras batu dan sulit untuk dilunakkan."
Konotasi: "Sekeras batu" berarti sangat keras hati atau tidak mudah dipengaruhi secara emosional, bukan keras secara fisik.

19. "Dalam perdebatan itu, dia menunjukkan giginya sebagai pembelaan diri."
Konotasi: "Menunjukkan gigi" berarti menunjukkan kekuatan atau keberanian dalam menghadapi lawan, bukan dalam arti literal.

20. "Dia selalu berhasil menyulap masalah besar menjadi sesuatu yang tampak sepele."
Konotasi: "Menyulap" berarti mengubah sesuatu dengan cara yang luar biasa atau mengejutkan, bukan melakukan sulap secara harfiah.

21. "Setelah pertemuan itu, hubungannya dengan rekan kerja menjadi dingin seperti es."
Konotasi: "Dingin seperti es" berarti hubungan yang menjadi sangat tidak akrab atau penuh ketegangan, bukan dingin secara fisik.

22. "Dia selalu menjadi juru kunci dalam setiap kesuksesan tim ini."
Konotasi: "Juru kunci" mengacu pada orang yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan sesuatu, bukan orang yang menjaga kunci.

23. "Setelah banyak berlatih, dia kini memiliki tangan emas dalam memainkan piano."
Konotasi: "Tangan emas" berarti memiliki keterampilan yang sangat tinggi dan bakat yang luar biasa, bukan tangan yang terbuat dari emas.

24. "Ketegasan dan ketelitiannya membuat dia menjadi mata elang dalam tim audit ini."
Konotasi: "Mata elang" mengacu pada seseorang yang sangat teliti dan mampu melihat detail-detail kecil, bukan mata burung elang.

25. "Dia selalu mampu menjinakkan suasana yang tegang dengan selera humornya."
Konotasi: "Menjinakkan suasana" berarti meredakan ketegangan atau membuat suasana menjadi lebih santai, bukan menjinakkan secara harfiah.

26. "Di mata teman-temannya, dia adalah sosok dengan hati seluas samudra."
Konotasi: "Hati seluas samudra" berarti sangat baik hati dan penuh kasih sayang, bukan hati yang benar-benar seluas samudra.

27. "Walaupun tenang, di dalam dirinya tersembunyi bara api yang siap meledak kapan saja."
Konotasi: "Bara api" mengacu pada emosi atau perasaan yang kuat namun terpendam, bukan api secara literal.

28. "Dia adalah akar dari semua masalah yang terjadi di perusahaan ini."
Konotasi: "Akar" berarti penyebab utama atau sumber dari suatu masalah, bukan akar dalam arti sebenarnya.

29. "Perkataannya sering kali seperti racun yang menyebar dengan cepat."
Konotasi: "Racun" berarti kata-kata yang bisa menyakiti atau merugikan orang lain, bukan racun dalam arti harfiah.

30. "Kejujuran dan integritasnya adalah mahkota yang selalu dia kenakan dengan bangga."
Konotasi: "Mahkota" berarti sesuatu yang sangat dihargai atau menjadi kebanggaan, bukan mahkota dalam arti fisik.

31. "Kebaikannya tersebar seperti bunga yang harum semerbak di mana-mana."
Konotasi: "Harum semerbak" berarti kebaikan yang dikenal dan diakui oleh banyak orang, bukan bau harum secara literal.

32. "Meski sering dianggap remeh, dia adalah berlian yang belum ditemukan di tim ini."
Konotasi: "Berlian yang belum ditemukan" mengacu pada seseorang yang memiliki potensi besar tetapi belum dihargai atau dikenali, bukan berlian dalam arti sebenarnya.

33. "Dia selalu menjadi dinding kuat yang melindungi keluarga dari berbagai kesulitan."
Konotasi: "Dinding kuat" berarti sosok yang selalu melindungi dan memberikan rasa aman, bukan dinding secara fisik.

34. "Setelah bertahun-tahun bekerja keras, dia akhirnya menjadi pohon rindang yang menaungi keluarganya."
Konotasi: "Pohon rindang" berarti menjadi sumber kenyamanan dan perlindungan bagi keluarga, bukan pohon dalam arti sebenarnya.

35. "Sikapnya yang tenang di tengah masalah membuat dia menjadi batu karang di tim ini."
Konotasi: "Batu karang" berarti sosok yang sangat kuat dan tidak mudah goyah dalam situasi sulit, bukan batu karang secara fisik.

36. "Keberaniannya dalam menghadapi ketidakadilan membuat dia menjadi pelopor di komunitasnya."
Konotasi: "Pelopor" berarti orang yang pertama kali melakukan sesuatu atau memimpin suatu gerakan, bukan pelopor dalam arti harfiah.

37. "Di balik senyumannya, tersimpan lautan kesedihan yang mendalam."
Konotasi: "Lautan kesedihan" berarti perasaan sedih yang sangat dalam dan luas, bukan lautan dalam arti sebenarnya.

38. "Dia selalu menjadi batu sandungan bagi mereka yang ingin maju dengan cara yang tidak jujur."
Konotasi: "Batu sandungan" mengacu pada halangan atau rintangan yang menghambat seseorang, bukan batu secara harfiah.

39. "Setiap kali ada masalah, dia selalu tampil sebagai cahaya di ujung terowongan."
Konotasi: "Cahaya di ujung terowongan" berarti harapan atau solusi di tengah kesulitan, bukan cahaya dalam arti fisik.

40. "Suaranya yang merdu bagaikan angin sepoi-sepoi yang menenangkan hati."
Konotasi: "Angin sepoi-sepoi" berarti sesuatu yang menenangkan dan menyenangkan, bukan angin dalam arti sebenarnya.

41. "Dia selalu menjadi mata air yang memberikan inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya."
Konotasi: "Mata air" berarti sumber inspirasi atau motivasi, bukan mata air dalam arti harfiah.

42. "Dalam pertempuran ide ini, dia adalah pedang tajam yang memotong argumen lawan."
Konotasi: "Pedang tajam" mengacu pada argumen atau pikiran yang sangat kuat dan efektif, bukan pedang secara fisik.

43. "Kebaikannya adalah sinar matahari yang selalu menghangatkan hati siapa saja yang mengenalnya."
Konotasi: "Sinar matahari" berarti sesuatu yang memberikan kebahagiaan dan kehangatan, bukan sinar matahari dalam arti literal.

44. "Walaupun terlihat tenang, dia adalah gunung berapi yang sewaktu-waktu bisa meletus."
Konotasi: "Gunung berapi" berarti seseorang yang menyimpan amarah atau perasaan yang bisa meledak kapan saja, bukan gunung dalam arti sebenarnya.

45. "Dia adalah mutiara di tengah lumpur, selalu bersinar meski berada di lingkungan yang tidak baik."
Konotasi: "Mutiara di tengah lumpur" berarti seseorang yang sangat berharga meskipun berada di lingkungan yang buruk atau sulit, bukan mutiara dalam arti sebenarnya.